NovelToon NovelToon
Bellaric

Bellaric

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: LidyaMin

Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.

"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.

"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."

"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.

"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."

Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.

"Bellaric?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mereka Cuma iri

Bel, lo kenapa?" Eric hendak menyentuh lengan Bella tapi di tepis Bella, kemudian berlari dari sana menuju parkiran. Dia tidak memperdulikan tatapan sinis siswa lain padanya. Bahkan teriakan Eric yang memanggilnya tidak dia hiraukan lagi.

Sampai di parkiran Bella segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.

Eric mengejar Bella sampai terengah-engah sambil berteriak.

"Bellaaaaaaaaaa. Lo kemana?"

Mobil Bella sudah keluar dari lingkungan sekolah. Eric berteriak frustasi dan berlari kembali ke kelasnya. Dia tidak mempedulikan tatapan demi tatapan dari siswa yang ada di sana padanya. Dia menatap tajam pada Asti.

"Apa yang lo lakuin sama Bella, hah??!!" Eric berteriak keras di depan wajah Asti sambil mencengkeram bahu Asti kuat.

Asti meringis kesakitan.

"Lepasin gue brengsek!!" Umpat Asti.

"Gak akan gue lepas. Lo nyakitin Bella lo berurusan sama gue. Paham lo!!!" Eric mendorong Asti hingga jatuh ke lantai.

Laura dan Rosa segera membantu Asti untuk berdiri.

Asti kemudian tertawa mengejek Eric.

"Lo mau tahu apa yang membuat pacar lo nangis? Tapi buat lo marah. Ini kan nyata. Untuk apa kalian sembunyikan hubungan kalian. " Asti lalu memperlihatkan foto yang juga tadi Bella lihat.

Rahang Eric mengeras. Matanya memancarkan sorot kemarahan pada Asti. Dengan cepat Eric merebut ponsel dari tangan Asti dan membantingnya kemudian dia menginjaknya sampai ponsel tersebut tidak berbentuk lagi. Seisi kelas hanya melongo tidak berani berkata apapun termasuk Daniel, David dan Ardi.

Mereka tahu bagaimana sifat Eric kalau sudah marah. Mata Asti seakan ingin keluar melihat ponselnya sudah hancur di bawah kaki Eric.

"Brengsek!!! Apa yang lo lakuin dengan ponsel gue!!!" Asti mengamuk di dalam kelas dan ingin menampar Eric. Tapi tangan Eric menangkap pergelangan tangan Asti.

"Kalau lo berani menyakiti Bella lagi, bukan hanya ponsel lo yang hancur. Tapi hidup lo juga bakal gue hancurin. Ngerti lo!!!" Eric menghempas tangan Asti kasar dan pergi keluar dari kelas untuk mengejar Bella.

Daniel mengejar Eric dengan cepat.

"Eric tunggu! Lo mau kemana? Bentar lagi masuk." Teriak Daniel.

Sebelum Eric masuk ke dalam mobilnya Eric menoleh pada Daniel yang berdiri tidak jauh dari mobilnya.

"Tolong buat alasan yang masuk akal buat gue gak masuk kelas hari ini. Gue percaya sama lo." Kata Eric dan masuk ke dalam mobilnya.

Daniel hanya mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya menatap kepergian sahabatnya. Kemudian dia kembali ke kelas dengan langkah gontai.

Di dalam kelas Asti menangis meratapi ponselnya yang sudah hancur yang dia taruh di atas meja.

"Makanya kalau jadi cewek jangan rese sama hidup orang." Ucap David yang menatap tidak suka pada Asti.

Daniel masuk ke dalam kelas dengan wajah yang tidak terbaca. Dia menatap Asti sekilas lalu duduk di bangkunya.

"Eric kemana?" Tanya Ardi.

"Gue gak tau. Gue yakin dia menemui Bella." Kata Daniel.

"Dasar cewek ular." Umpat David ketika dia menoleh pada Asti kembali.

"Sepulang sekolah kita ke rumah Eric. Gue tadi sempat juga lihat fotonya. Kita tanyain aja nanti sama dia." Usul Daniel dan di angguk setuju oleh David dan Ardi.

***

Eric melihat mobil Bella sudah terparkir di rumahnya. Artinya Bella tadi langsung pulang. Eric membunyikan bel pintu. Mamah Bella membukakan pintu dan mempersilahkan Eric masuk.

"Tante maaf. Apa Eric boleh bertemu Bella?" Tanya Eric. Mamah Bella bisa melihat raut wajah Eric yang khawatir.

"Tante gak yakin kalau Bella mau bertemu. Tapi coba saja temui Bella di kamarnya." Kata mamah Eric dan mempersilahkan Eric untuk menemui Bella di kamarnya.

"Makasih tante." Ucap Eric lalu berjalan melangkah menaiki tangga menuju kamar Bella.

Tiba di depan kamar Bella, Eric menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya pelan. Eric mengetuk kamar Bella.

"Bel, ini gue Eric. Gue boleh masuk?" Ucap Eric.

Tapi tidak ada balasan dari dalam kamar. Eric mengetuk kembali tetap tidak ada sahutan dari dalam. Eric menyentuh handle pintu dengan sedikit gemetar dan akhirnya dengan memberanikan diri, Eric membuka kamar Bella.

Dia masuk ke dalam dengan perlahan. Dia melihat Bella di tempat tidur dengan posisi tengkurap. Tubuhnya bergetar karena menangis. Hati Eric sakit melihat Bella menangis. Eric duduk di tepi tempat tidur.

"Bel, ini gue." Kata Eric pelan.

Tidak ada sahutan. Hanya bunyi tangisan Bella yang Eric dengar. Eric menyentuh pundak Bella. Dan membuat Bella membalikkan tubuhnya. Bella lalu duduk dengan wajah sembab. Rambutnya juga sangat berantakan menutupi sebagian wajahnya.

Tangan Eric terulur merapikan rambut Bella yang sedikit basah karena air mata ke belakang telinganya. Dia juga mengusap air mata Bella lembut dengan tangannya. Bahkan tanpa rasa jijik Eric mengelap ingus Bella dengan tisu.

"Salah gue apa sama dia? Gue gak pernah ganggu hidup dia?" Ucap Bella sambil menangis.

"Gue malu. Gue di katain yang gak bener deketin elo. Salah gue apa?" Tubuh Bella bergetar karena air matanya terus mendesak keluar.

Eric menarik Bella ke dalam pelukannya. Dia membelai lembut rambut Bella untuk menenangkannya.

"Lo gak salah. Mereka cuma iri sama lo." Eric menenangkan Bella yang masih menangis.

Mengingat perbuatan Asti tadi, membuat hati Eric kembali panas. Dia akan membuat perhitungan dengan cewek rese itu.

Mamah Bella berdiri di depan pintu kamar Bella yang terbuka. Dia tersenyum melihat bagaimana cara Eric bisa menenangkan putrinya. Dia yakin dengan apa yang dia lihat bahwa Eric sangat mencintai putrinya walaupun Eric masih belum berani mengakuinya seperti yang di ceritakan Bella padanya. Perlahan mamah Bella meninggalkan mereka menuju dapur.

.

.

.

Mamah Bella baru saja selesai memasak. Dia menata masakannya di meja makan. Eric dari sejak pagi tadi masih berada di rumah Bella. Dia tidak akan pulang kalau masih melihat Bella menangis. Karena akan membuatnya merasa bersalah.

Andai Asti tidak ada di sana semalam, foto itu pasti tidak akan ada. Dan tentu saja singa betinanya tidak akan menangis seperti sekarang.

Sapaan mamah Bella membuat keduanya menoleh ke belakang.

"Sayang, makan dulu. Mamah sudah siapkan. Eric kamu juga makan. Tante tunggu di bawah." Kata mamah Bella sambil tersenyum.

"Iya tante." Ujar Eric.

"Cuci muka dulu. Tante udah nunggu di bawah." Kata Eric pada Bella.

"Anterin." Ucap Bella dengan suaranya agak serak karena terlalu lama menangis. Matanya juga bengkak.

"Iihh manja banget sih singa betinanya Eric." Ujar Eric menggoda Bella sambil menowel hidung Bella.

Eric menemani Bella mencuci wajahnya ke wastafel. Lalu dia keluar kamar menunggu Bella mengganti bajunya.

Setelah Bella keluar kamar, mereka beriringan menuruni tangga menuju meja makan.

Eric mengambil kursi dan mempersilahkan Bella duduk. Baru kemudian Eric duduk di sebelahnya.

"Kalian sangat mesra membuat tante jadi iri. Andaikan om masih ada." Ucap mami Bella sambil tersenyum memperhatikan putrinya yang tertunduk malu.

"Memangnya om kemana tante?" Tanya Eric penasaran.

"Om udah lama meninggal sewaktu Bella masih kelas 1 SMP." Kata mamah Bella.

"Maaf tante. Eric tidak tahu." Kata Eric karena merasa tidak nyaman.

Seusai makan, Bella kembali ke kamarnya. Eric pun pamit pulang. Tapi sebelum Eric sampai di pintu, mamah Bella memanggilnya.

"Eric" panggil mamah Bella yang membuat Eri menghentikan langkahnya.

"Iya tante." Eric membalikkan tubuhnya berhadapan dengan mamah Bella.

"Tante minta tolong jangan sakiti Bella. Di luar dia kelihatan kuat. Padahal di dalamnya Bella itu sangat rapuh. Tante percayakan Bella sama kamu." Ucap mamah Bella sambil menepuk pundak Eric pelan.

Eric hanya diam dan mengangguk pelan. Kemudian dia meninggalkan rumah Bella.

1
Ta..h
kocak juga nih temen temennya dev 😅😅
Ta..h
nah pertanyaan bella itu gong nya erik.
Ta..h
so sweet 🥰🥰 banget banget sih.
Ta..h
ko gemess ya 😅😅
Ta..h
udah dandan abis abisan senyum senyum g jelas malah gagal ketemu ya ric 😅😅.
Ta..h
berarti eric sebetulnya udah jatuh cinta sama bella.
Asri Indah Nur 'Aini
berarti secara ga langsung semua masalah datengnya dari Ardi, mulai dari yang terjadi antara Daniel sama Rara maupun yang terjadi antara Clara dan Eric. tapi bagus deh Eric bisa bersatu sama Bella, daripada sama Clara munafik
Magda lena
Luar biasa
Gaulisia
baca yang kedua kalinya💃💃
Deistya Nur
keren, semangat terus thor 👍💪
Farida Deka
Luar biasa
Tiwik Firdaus
masih gagal aja erik kamu belum berhasil membobol gawang dan mencetaknya
Alejandra
Kalau dicerita Daniel seolah" Erick sangat mencintai Clara dan melupakan Bella begitu saja ...
Ester Abidano
great novel
Ester Abidano
great story
Arni Khayanti
Cakeepp mmng itu yg harus dilakukan blokir Daniel, David apalg Clara n Ardi itu juga akan saya lakukan.
Arni Khayanti
Daniel, David n ardi sahabat yg harus ditinggalkan itu kalau saya
Arni Khayanti
jgn percaya sahabat baik laki or perempuan 😂
Arni Khayanti
ditikung sahabat
Mita Karolina
Cerita jane dan David di sebelah mana thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!