NovelToon NovelToon
Kasih Sayang

Kasih Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat
Popularitas:804
Nilai: 5
Nama Author: Fatimah Afath ( arasimah )

seorang istri yang bersabar selama dua tahun menunggu suaminya berubah tapi malah berulah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatimah Afath ( arasimah ), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Bu Hamidah berkata," bagaimana kabar Santi ya sekarang? "

" saya kurang tahu bu, saya tidak mampir tadi. " jawab Raka.

" Ibu tidak menelepon saja biar tahu " tanya Raka.

" tapi santi tidak punya ponsel, begitu juga Parman dan Surti. "

Raka jadi kebingungan sendiri. Raka berkata," nanti setelah sholat magrib aku mampir de kerumahnya ."

Setelah makan Raka siap - siap untuk ke masjid karena sebentar lagi akan masuk waktunya magrib. Raka berpamitan dengan ibunya terlebih dahulu.

Raka pun jalan kaki untuk sampai ke masjid karena rumah Raka tidak terlalu jauh dengan Masjid. Raka mengucapkan salam terhadap warga yang masih duduk - duduk di teras masjid.

Raka mengikuti berita terbaru soal warga dari bapak - bapak yang mengobrol di teras masjid. Para bapak - bapak sedang membahas kasus Pak Parman karena pelaku sudah ditangkap. Maka Parman akan di jadikan sebagai korban kekerasan yang terjadi.

Warga nanti akan menemani Pak Parman yang belum bisa sholat dimasjid karena badannya masih pada sakit jika digerakan. Maka azan dilakukan oleh warga lain yang suka rela membantu Parman.

Azan pun berkumandang para bapak - bapak yang masih mengobrol membubarkan dirinya untuk mengambil wudhu terlebih dahulu. Baru mengikuti sholat berjamaah. Begitu juga Raka mengambil wudhu terlebih dahulu.

Setelah sholat warga ingin menjenguk Pak Parman maka Raka pun ikut. Warga berjalan kaki untuk sampai dirumah Pak Parman karena rumahnya dekat dengan masjid.

Warga mengetuk pintu rumah Pak Parman yang langsung dibukaan oleh Surti. Surti merasa kaget karena warga pada datang untuk menjenguk Pak Parman lagi.

Surti pun mempersilahkan warga masuk dan langsung mengelar tikar yang disediakan karena bangkunya tidak muat. Warga ada yang duduk di bawah dan di atas. Surti pun meminta izin untuk membawa Parman yang ada di kamarnya.

Surti langsung meninggalkan warga untuk membawa Parman. Surti menunggu Parman yang sedang sholat magrib untuk memberitahukan jika warga pada menengok.

Setelah sholat Parman diajak Surti ke depan rumahnya karena warga pada datang untuk menengok Parman. Maka Parman bergegas dibantu Surti untuk ke ruang tamu sebab warga ingin melihat perkembangan pak Parman.

Parman duduk dibangku yang kosong dan menyalami warga semua yang datang tak terkecuali Raka. Surti izin pamit mau ke dapur sebentar. Surti membuatkan teh panas untuk warga yang datang dan pisang goreng yang baru saja digoreng oleh Surti sebelum warga pada datang.

Surti membawa jamuannya ke depan warga dan meminta warga mencicipinya. Ada salah satu warga yang bertanya," Biasanya Santi bu yang menyiapkan ?."

" Maaf Santinya sedang demam dari siang jadi tidak bisa membantu - bantu dulu ." jawab Raka.

" Sudah berobat belum bu? "tanya Raka.

" belum tapi sudah minum obat hanya butuh istirahat saja karena kecapean " jawab Bu Surti.

" tadi ibu sempat tanya bagaimana keadaan Santi ibu juga titip salam kepada saya untuk Santi " Raka menjelaskan jika ibunya Raka khawatir terhadap Santi.

" iya nak, besok kalau tidak demam Santi akan masuk kerja lagi, salam saja sama ibu ya." jawab Surti.

Hati Raka semakin tak tenang mendengar jika Santi sakit. Apa karena shock setelah dipermalukan didepan umum oleh mantan ibu mertuanya fikir Raka.

Warga pun membahas soal Pak Parman yang akan menjadi sebagai korban di pengadilan nanti. Warga meminta Pak Parman untuk datang bersama warga serta saksinya warga yang telah melihat pak Parman di hajar kemarin.Pak Parman setuju saja dengan ajakan warga asal itu baik untuk semua orang dan dirinya.

Karena azan isa sudah berkumandang maka warga pamit untuk ke masjid lagi untuk melaksanakan sholat. Pak Parman dan Bu Surti mengucapkan terima kasih kepada warga yang menengok Pak Parman. Warga yang menjenguk pun pergi ke masjid semua untuk sholat isa.

Meninggalkan Rumah Pak Parman. Hingga rumah pak Parman dan Surti kini sepi kembali.

Santi yang hendak keluar sejak tadi merasa malu serta kepalanya masih terasa pusing. Makanya tidak berani keluar kamar. Setelah semua warga pergi Santi keluar kamar dan meminta maaf pada Surti dan Parman karena tidak bisa membantu.

Surti dan Parman memakluminya karena Santi sedang sakit. Parman dan Surti menyuruh Santi untuk beristirahat saja kembali. Biar Bu Surti yang akan membereskan semua.

Santi merasa tak enak mengucapkan terima kasih dan maaf sekali lagi karena tidak bisa membantu. Parman mengatakan jika kesehatan lebih baik nanti akan membantu lagi dan menyuruh Santi untuk masuk ke dalam kamarnya lagi.

Santi pun masuk ke dalam kamarnya kembali. Menujuh ranjangnya Santi langsung berbaring di kasurnya. Santi mencoba memejamkan mata kembali lagi.

Sedangkan Surti sedang merapihkan gelas - gelas yang dipakai warga tadi minum. Serta piring pisang bekas pisang gorengnya dicuci juga.

Parman masih menunggu Santi untuk kembali kekamarnya. Karena jika berjalan sendiri masih oleng kakinya masih bengkak sebelah.

Parman berharap semoga dapat memberikan kasih sayang sebagai ayah yang layak kepada Putrinya. Apalagi melihat Santi sampai sakit seperti itu karena ulah mertuanya yang mempermalukan Santi di depan Umum.

Surti juga merapihkan piring - piring dan gelas bekas pakai di raknya. Lalu menujuh Parman namun Surti melihat Parman yang sedang melamun.

" Ada apa kang? " tanya Surti.

" kasihan bu si Santi sejak kecil tidak mendapat kasih sayang orang tuanya, bahkan tidak tahu apakah masih hidup atau sudah meninggal serta mendapatkan suami yang selalu menyiksa dia." jawab Parman.

" Iya kang, makanya kita harus memberikan kasih sayang yang lebih kepada Santi " jawab Surti.

" iya neng "

Parman dan Surti pun akhirnya masuk kedalan kamarnya lagi sambil berpegangan tangan. Walau sudah mulai memasuki usia lansia Parman dan Surti tidaklah suka bermalas - malasan. Mereka mala lebih gesit dalam mengerjakan pekerjaan.

Sehingga orang -orang juga menyukai Parman dan Surti yang baik hati serta suka membantu sesama.

Setiap ada yang kesusahan maka Parman dan Surti akan cepat membantu. Makanya saat Parman tertimpa musibah warga langsung bergerak membantunya.

Setelah sholat Isa Raka langsung pulang kerumah dan memberitahukan perihal kondisi Santi kepada Ibunya Hamidah. Saat sampai rumah bu Hamidah sedang menunggu Raka. Tapi kok cepat sekali pulangnya. Bu Hamidah bertanya," apa kamu tidak jadi menengok pak Parman dan Santi ? ."

" Sudah bu tadi lepas magrib bersama warga yang lain " jawab Raka.

Bu Hamidah menyuruh Raka untuk duduk menceritakannya. Raka menceritakan jika Pak Parman nanti akan dipanggil pengadilan sebagai korban. Kondisi terbaru Santi kini sedang demam dari siang kata bu Surti.

Bu Hamidah merasa terkejut dengan berita yang diberitahukan raka. Bu Hamidah merasa kasihan terhadap Santi karena hidupnya penuh derita. Mertua yang seharusnya mengayomi dan suami yang harusnya memberikan kasih sayang mala menyiksanya.

Bu Hamidah mengelus dadanya sambil menarik nafas. Raka yang melihat ibunya mengelus dada bertanya kepada ibunya. Apakah yang sedang difikirkan ibunya hingga mengelus dada dan menarik nafas yang panjang.

1
Fatimah Afath
baik
Fatimah Afath
/Cry/
Edgar
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Fatimah Afath: maaf ya soalnya lagi sibuk kmerin 2 anak sakit ganti - gantian
Fatimah Afath: terima kasih atas semangatnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!