NovelToon NovelToon
Dinikahi Berondong Tengil

Dinikahi Berondong Tengil

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: chustnoel chofa

Viola yang punya sebuah butik baju cukup besar dan ternama, harus menikah dengan Arga Bagaskara. pemuda berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA kelas akhir itu.

Viola mengabaikan kehadiran sang suami, karena berpikir Arga masih bocah dah belum dewasa.

bagaimana kisah selanjutnya, ikuti terus ya kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12

Celine menggeleng pelan, napasnya tercekat. Hatinya menolak menerima setiap kata yang baru saja meluncur dari bibir Arga. Matanya menatap tajam, seolah berharap bisa menemukan kebohongan dalam sorot mata pria itu.

“Tidak mungkin, Arga… Kamu pasti bercanda, kan?” suaranya parau, nyaris seperti bisikan. “Kamu nggak serius bilang begitu padaku…”

Arga berdiri di hadapannya dengan wajah datar, nyaris tanpa ekspresi. Dia tidak bergeming, bahkan saat Celine mencoba menatapnya lebih dalam. Tatapan itu terlalu tenang, terlalu dingin.

“Aku nggak peduli kamu percaya atau nggak,” katanya datar. “Yang jelas, itulah kenyataannya.”

Celine memeluk dirinya sendiri, seolah tubuhnya tiba-tiba menggigil. Dia menggeleng lagi, kali ini lebih keras, dan melangkah satu langkah ke belakang.

“Siapa wanita itu, Arga?!” bentaknya, suaranya meninggi. “Siapa yang kamu nikahi?!”

Arga mendesah pelan, lalu menatap Celine lurus-lurus. Tak ada keraguan di wajahnya, tak ada penyesalan.

“Perempuan yang membuka pintu untukmu tadi. Dia istriku.”

Celine membeku di tempat. Matanya membelalak, menatap Arga seolah pria itu baru saja menusuk jantungnya tanpa ampun. Kata-kata itu menghujam tanpa jeda, membuat dadanya sesak tak bisa bernapas.

“Tidak…” bisiknya, suaranya gemetar. “Tidak mungkin…”

Namun Arga tetap diam. Tatapannya tak berubah, dingin dan tegas. dia tidak mau menyembunyikan pernikahannya dan Viola. Arga mau Celine tahu batasannya.

Celine duduk bersedekap di kursi penumpang, wajahnya masih diliputi ketidakpercayaan. Matanya menyipit, menyimpan amarah dan rasa sakit yang saling bersahutan di dadanya. Tanpa sadar, nada bicaranya meninggi saat melontarkan pertanyaan yang tajam dan menusuk.

“Kenapa kamu bisa menikah dengan wanita seperti itu, Arga? Dia tua... dan membosankan! Apa kamu benar-benar sebodoh itu. kamu lihat aku, cantik, muda dan menarik ... '

Cittt!

Suara ban mendecit tajam ketika Arga menginjak rem mendadak. Mobil berhenti seketika di tengah jalan yang lengang, membuat tubuh Celine terhuyung ke depan lalu tertarik kembali oleh sabuk pengaman.

“Apa-apaan sih kamu?!” bentak Celine, kaget dan kesal. Kenapa Arga tiba-tiba menghentikan mobilnya.

Namun Arga tak menjawab. Ia perlahan menoleh, menatap Celine dengan sorot mata tajam dan penuh amarah. Rahangnya mengeras, dadanya naik turun menahan emosi yang sudah di ambang batas.

“Jangan pernah hina dia seperti itu,” ucapnya, dingin tapi menggigit. “Sekalipun kamu marah, kamu nggak punya hak untuk menilai istri gue.”

Celine menelan ludah, terdiam sesaat. Tapi egonya belum mau mengalah.

“Tapi—”

“Cukup!” potong Arga cepat, nadanya tak bisa ditawar. “Pernikahan ku dan istriku… itu bukan urusan kamu, Celine. Dan kalau kamu terus bacot nggak jelas kayak gini, aku nggak segan turun sekarang juga dan pulang sendiri.”

Sejenak, hanya suara napas mereka yang terdengar di dalam mobil yang tiba-tiba terasa sempit dan panas itu. Celine menggigit bibir bawahnya, menahan kalimat yang nyaris meluncur dari mulutnya. Ia tahu Arga serius. Sangat serius.

Dalam hati, Celine mulai menyadari… lelaki yang dulu begitu dekat, kini terasa seperti orang asing yang tak bisa lagi dia sentuh, apalagi kendalikan.

Sunyi. Hanya detak waktu yang terasa lambat, menyesaki ruang di antara keduanya. Celine akhirnya menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam gejolak di dadanya. Tatapannya melembut, dan nada bicaranya berubah, jauh lebih tenang—meski ada sisa kepahitan yang tersembunyi di balik senyumnya yang dipaksakan.

“Aku minta maaf, Arga,” ucapnya lirih, menunduk. “Aku nggak seharusnya bicara begitu tentang istrimu. Aku janji… aku nggak akan ganggu kamu lagi.”

Ucapan itu meluncur lancar dari bibirnya, tapi hatinya—oh, hatinya berontak. Jauh di dalam sana, Celine tahu dia tidak akan menyerah semudah itu. Ia bukan tipe wanita yang pasrah, apalagi ketika yang dipertaruhkan adalah seseorang yang pernah (dan masih) mengisi ruang di hatinya.

Tapi kali ini… dia memilih untuk diam. Untuk menunggu. Untuk bermain sabar.

Arga melirik sekilas, seolah menilai kejujuran di balik kata-kata Celine. Tapi ia tak berkata apa-apa. Ia hanya menghela napas panjang, lalu mengembalikan pandangannya ke jalanan di depan.

Tanpa sepatah kata pun, Arga kembali menginjak pedal gas. Mobil melaju pelan, membelah senyap malam yang menekan.

Ia hanya ingin segera pulang. Kembali ke rumah. Ke tempat yang sekarang ia sebut sebagai "rumah"—bersama wanita yang telah menjadi istrinya.

Di belakang kemudi, rahangnya mengeras. Ia ingin menutup bab ini secepat mungkin. Tapi jauh di dalam pikirannya, entah mengapa, bayang wajah Celine dan kata-kata maafnya tadi… tetap menggantung.

Dan Celine? Ia menatap keluar jendela, menahan senyum tipis penuh makna. Permainan ini belum selesai.

**

**

Arga memutar kunci pintu dengan hati-hati. Suara klik halus terdengar saat ia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Ia menutupnya kembali dengan perlahan, memastikan tak ada bunyi yang membangunkan siapa pun. Rumah begitu hening, hanya terdengar detak jam dinding dan hembusan lembut angin malam dari ventilasi.

Lampu-lampu masih padam, dan suasana rumah yang gelap semakin menguatkan keyakinannya—Viola pasti sudah tidur.

Ia menarik napas lega dan mulai melangkah masuk.

Namun—

Byarr!

Cahaya lampu ruang tamu tiba-tiba menyala terang, menyilaukan pandangannya seketika.

Dan di sana, berdiri seorang wanita dengan tubuh tegap dan tangan bersidekap. Wajahnya datar, tapi sorot matanya begitu menusuk, dingin, dan tajam.

Viola.

Arga terdiam di ambang ruang tamu, jantungnya berdetak tak beraturan. Ia tidak menyangka akan disambut seperti ini.

“Gimana tadi kencannya?” tanya Viola, datar tapi penuh sindiran. “Apa kalian sudah makan malam romantis. Atau mungkin... tukar cincin sekalian?” entah mengapa viola begitu kesal pada Arga.

Arga mengerjapkan mata, berusaha menenangkan dirinya sendiri sebelum menjawab. Tapi ia tahu, tatapan Viola itu bukan sekadar cemburu. Ada amarah, ada kekecewaan… dan ada luka yang sengaja disembunyikan di balik sikap tenangnya.

“Viola, aku bisa jelasin,” ucap Arga akhirnya, suaranya rendah tapi tegas. dia seperti suami yang takut pada kemarahan sang istri.

Viola menyeringai miring, lalu berjalan pelan mendekatinya, langkahnya mantap seperti seorang hakim yang hendak menjatuhkan vonis.

“Jelaskan? Oh, aku yakin kamu pandai bicara. Tapi, Arga… sebelum kamu mulai menjelaskan, aku cuma mau tahu satu hal.”

Dia berhenti tepat di depan suaminya, menatap lurus ke matanya.

“Masih berapa lama lagi aku harus bertahan jadi istrimu…

Hening. Suasana tiba-tiba menjadi tegang dan berat. Arga terdiam. Dan untuk pertama kalinya malam itu… ia tidak tahu harus menjawab apa.

Arga tersenyum miring. "Apa kamu cemburu Viola. kamu tidak rela suami kamu yang tampan ini jalan bersama gadis lain? Hemmh?" goda Arga.

Viola mendelik kesal, dan berteriak ...

"Big no!!"

Bersambung.

1
Rewind frederiksen
ceritanya nice
Novi Ana
lnjut Thor....
partini
pantang nyerah ? ga tau diri itu mah
ga itu karena kamu masih sekolah sedangkan istri lo dah mempan jadi kaya ada jembatan
coba kamu biarpun dah sekolah ada bisnis sukses lulus sekolah ga ada tuh jembatan" ,
chustnoel chofa: /Silent//Silent/
total 1 replies
partini
ternyata suami brondong nya keren pemberani,,
jadi dhani Thor yg bikin Vi trauma
partini: salah satunya ? wah wah menarik ini
chustnoel chofa: salah satunya kak...☺️☺️
total 2 replies
partini
boleh flashback ga Thor biar tau apa yg di alami Vi ko segitu nya sakit hatinya sampai meninggal kan trauma yg segitu dalamnya
chustnoel chofa: ok kak...nanti aku buatkan ya.../Kiss//Kiss/
total 1 replies
partini
kalau uler main halus wah bisa gatal gatal nich hemmmm bisa bikin masalah tambah parah,
aihhh cembukur ini mah tapi gengsi mengakui
chustnoel chofa
iya tuh....nyebelin bgt ☺️☺️
partini
si cel malah semakin terobsesi ga mau kalah dia
partini
waduh tanda mau cinta duluan ini mah
partini
lucu mereka ber 2,,hati dah ada rasa tapi ego luar biasa
tapi yg di bilang betul jg sama aja selingkuh kah dah nikah
chustnoel chofa: iyaa kak....semoga hubungan mereka cepat membaik ya.../Grin//Grin/
total 1 replies
partini
aihhhh Lin kamu bikin riweh
partini: yes itu betul ok lanjut
chustnoel chofa: sebagai pemanis kak...biar nggak lempeng 🫢🫢
total 2 replies
partini
belajar percaya?
adakah sesuatu
aihhh penasaran
partini
cerita cinta dan perselingkuhan ini ya Thor
chustnoel chofa: gitu ya.... tenang bakal happy ending kok..
/Kiss/
partini: oke oke ,, soalnya ada yg mirip soal nikah ga da cinta wanitanya tapi bukan brondong sih sama sama dewasa ujungya putar haluan
total 5 replies
putri aulia
lanjut kk
chustnoel chofa: siap kak...besok lagi ya...😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!