Demi uang, dia terpaksa menjebak pria yang dicintainya dalam diam. Setelah fakta terungkap, dia dibenci dan terusir dari hidup pria yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18~ SETIDAKNYA KASIHANILAH DIA
"Belum ada informasi tentang Nayra?" Tanya mama Alesha seraya duduk di samping sang suami. Ia sedang mandi saat suaminya membahas tentang Nayra di grup WhatsApp keluarga.
Papa Raka hanya menggeleng sebagai jawaban, ia membenarkan posisi duduknya seraya menghela nafas panjang. Terdiam dengan pandangan lurus menatap ke depan, sementara sebelah tangannya memutar-mutar gelas teh yang sudah kosong.
"Mama tahu apa yang sedang Papa pikirkan, tapi Mama cuma mau ingatkan satu hal. Nessa dan Rian memang sama-sama anak kandung Papa, tapi Nessa lebih berhak daripada Rian." Ucap mama Alesha.
"Dan Papa juga tahu apa yang ingin Mama bicarakan," papa Raka menghela nafas berat lalu menoleh menatap istrinya.
"Rian memang tidak berhak atas harta yang Papa miliki, tapi Papa tetap berkewajiban menafkahinya hingga dia dewasa. Tapi, itu tidak pernah Papa lakukan sejak dia lahir. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh Bang Azka yang hanyalah ayah sambung. Dan anggap saja, harta yang Papa niat hibahkan padanya adalah semua nafkah yang seharusnya Rian dapatkan sejak kecil." Tekannya.
"Silahkan, asal sewajarnya saja. Ingat Pa, pewaris Papa satu-satunya hanyalah Nessa." Tegas mama Alesha.
Papa Raka menarik sudut bibirnya, "Tidak perlu mengingatkan Papa tentang itu." Ujarnya lalu menangkup kedua tangannya di depan istrinya.
"Mama tentu tahu bagaimana besarnya cinta Papa, dan semua keinginan Mama selama ini selalu Papa penuhi. Tapi tolong, kali ini saja jangan halangi Papa untuk memberikan hak Rian. Dia juga putra kandung ku. Sudah cukup selama ini Papa mengabaikannya, tolong biarkan Papa menebus semua kesalahan Papa dimasa lalu dan memberikan apa yang selama ini tidak Rian dapatkan dari ayah kandungnya. Jika sampai sekarang Mama belum bisa menerima Rian, setidaknya kasihanilah dia. Rian tidak seberuntung Nessa, Vanno dan Vanie yang terlahir dari pernikahan yang sah dan memiliki nasab yang jelas."
Mama Alesha terdiam, membuang pandangannya ke arah lain.
Di ambang pintu kaca pembatas balkon kamar, kedua mata Vanessa berkaca-kaca mendengar pembicaraan papa dan mamanya. Perlahan, ia melangkahkan kakinya menghampiri kedua orangtuanya itu.
Mama Alesha mengukir senyum yang nampak terpaksa melihat kedatangan putrinya, sedang papa Raka mengulurkan tangan menyambut putrinya itu.
"Papa kira belum bangun, rupanya sudah cantik begini. Mau jalan?" Tanya papa Raka sambil tersenyum.
Vanessa mengangguk pelan sembari tersenyum tipis, "Bentar lagi mau dijemput sama Kak Vero, Pa." Jawabnya.
Senyum papa Raka semakin mengembang, "Kalau Vero datang, ajak masuk dulu. Papa mau ngobrol sebentar sama dia."
"Iya, Pa."
"Ya sudah, Papa mau mandi dulu. Malu ketemu calon mantu tapi belum mandi." Papa Raka terkekeh seraya beranjak dari tempat duduknya.
Selepas kepergian papanya, Vanessa pun duduk di kursi yang sebelumnya diduduki oleh sang Papa. Beberapa saat ia hanya diam sembari terus menatap mamanya.
"Maaf, tadi aku gak sengaja dengar pembicaraan Papa dan Mama tentang Kak Rian."
Mama Alesha seketika menghela nafas panjang.
"Aku gak tahu bagaimana persisnya yang terjadi di masa lalu, tapi dari pembicaraan Papa dan Mama tadi aku menarik kesimpulan kalau sebenarnya Mama gak suka sama Kak Rian yang adalah anak kandung Papa juga."
Mama Alesha hanya diam, tak sedikitpun membantah ucapan putrinya. Karena memang benar adanya, sejak awal ia tidak bisa menerima kehadiran Darian. Bahkan ketika seluruh keluarga besar suaminya mengetahui tentang status Darian, ia masih menutupi rahasia itu rapat-rapat dari keluarganya sendiri.
"Ma, aku tidak membela Papa. Tapi, apa yang dikatakan Papa ada benarnya. Setidaknya kasihani Kak Rian, Kak Rian juga anak kandung Papa, dan Papa hanya ingin menebus kesalahannya dimasa lalu. Dan aku ... sama sekali tidak keberatan jika Papa ingin menghibahkan sebagian hartanya untuk Kak Rian. Andai Kak Rian yang terpilih untuk menduduki posisi Papa, aku juga gak masalah."
Vanessa segera menggenggam tangan sang mama ketika melayangkan tatapan protes padanya. "Tidak ada yang mau terlahir seperti Kak Rian, Ma. Aku yakin, Kak Rian pun sangat terpukul setelah tahu statusnya. Dan belum tentu juga Kak Rian mau menerima pemberian Papa. Lihat saja, setelah tahu statusnya Kak Rian meninggalkan semua fasilitas yang diberikan om Azka dan lebih memilih bekerja sebagai kasir di bengkel Om Denis. Karena apa, Ma? Itu karena Kak Rian tahu posisinya. Tapi, apa kita semua bisa tega melihat Kak Rian hidup dalam kesederhanaan, sedang saudara-saudari nya dan seluruh keluarga yang lain hidup seba berkecukupan?"
Mama Alesha kembali terdiam.
"Aku sangat yakin, Kak Rian gak akan mau menerima sedikitpun pemberian Papa. Tapi, ada satu cara agar Kak Rian mau menerimanya...." Vanessa menatap sang mama dengan lekat.
.
.
.
Hua.... Updatenya tengah malam. Lepas magrib tiba-tiba menggigil dan baru mendingan sekarang. 🙏🙈🙈🙈