NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Setelah mereka masuk, terdengar suara tv yang menyala. Mereka pikir Achassia sedang menonton tv. Karena rumah ini tidak begitu luas, Isvara mengajak Sagara ke ruang tengah yang di gunakan sebagai ruang tamu sekaligus ruang keluarga.

Sagara dan Isvara menggelengkan kepala melihat Achassia yang tertidur tengkurap dengan tv yang masih menyala. Bisa-bisanya gadis itu tidur dengan mulut belepotan bekas strawberry, bahkan di tangannya masih ada buah yang tersisa.

"Bisa-bisanya dia tidur kaya gini." Sagara merasa heran melihat Achassia yang tertidur pulas. Sedangkan Isvara hanya bisa tersenyum.

Wanita itu menaruh tasnya dan mengambil tisu basah di meja dekat tv. Ia mendekati putrinya yang tertidur pulas, dengan telaten ia membersihkan mulut gadis itu. Sagara juga mendekat dan mengambil tisu untuk membersihkan tangan Achassia. Melihat itu, Isvara menyadari jika pria ini benar-benar menyayangi putrinya.

"Makasih." Ucap Isvara membuat Sagara mengangguk dan tersenyum padanya.

"Ini mau di pindahin atau gimana? Takutnya nanti kedinginan kalau tidur di sini." Tanya Sagara melirik kearah Achassia.

"Iya juga ya, kalau nggak keberatan bisa tolong pindahin ke kamarnya aja, Pak Sagara." Balas Isvara, ia sedikit canggung saat memanggil Sagara.

"Panggil senyamannya aja." Kata Sagara mengerti kecanggungan Isvara padanya.

"Yaudah, saya pindahin dulu. Dimana kamarnya?" Lanjut Sagara bertanya dimana letak kamar Achassia.

"Di sana." Kata Isvara menunjuk kamar Achassia berada.

Sagara langsung mengangkat Achassia dan memindahkannya ke kamar. Isvara juga mengikuti dari belakang. Gadis itu kembali tengkurap setelah Sagara merebahkannya, ia dan Isvara hanya bisa menggelengkan kepala, bahkan gadis itu sama sekali tidak terbangun saat ia memindahkannya.

Sagara mengelus kepala Achassia sebelum keluar dari kamar gadis itu. Isvara juga menyusul setelah menutup pintu kamar putrinya. Sagara kembali ke ruang tamu, sedangkan Isvara berpikir ia harus berbuat apa setelah ini karena Achassia sudah tidur.

"Kalau gitu saya pulang dulu." Ucap Sagara saat Isvara baru saja tiba di ruang tamu.

Isvara sempat terkejut, tapi dalam hati ia merasa bersyukur karena Sagara sepertinya juga mengerti jika dirinya belum terbiasa di situasi ini.

"Oh, iya. Terimakasih sudah mengantar saya pulang." Balas Isvara. Ia mengikuti Sagara sampai di depan pintu.

"Permisi." Ucap Sagara membuat Isvara mengangguk.

Setelah mobil pria itu sudah tidak terlihat, Isvara mengunci pintunya. Entah kenapa hari ini terasa sangat melelahkan, wanita itu masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri dan istirahat karena sudah malam.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Achassia terbangun, gadis itu melirik jam di meja samping tempat tidurnya, sekarang jam setengah 11 malam. Gadis itu menggeliat, beberapa detik kemudian ia tersadar jika saat ini ia berada di kamarnya.

"Bukannya tadi gue tidur di depan ya? Kok sekarang bisa di kamar?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Saat ia memikirkan bagaimana bisa sampai di kamarnya, ponselnya beberapa kali berbunyi, ada notifikasi pesan masuk. Gadis itu meraih ponselnya untuk memeriksa siapa yang mengirim pesan di tengah malam seperti ini.

"Acha, jangan lupa ya pizza Hello Kitty pesenan Luna." Terdengar suara nyaring Luna dari pesan suara yang di kirim gadis itu.

Achassia sempat menjauhkan ponselnya karena suara Luna terlalu keras, ia hanya melihatnya saja tanpa membalas pesan dari Luna. Ia benar-benar lupa tentang pizza Luna, untung saja gadis itu mengingatkannya, kalau tidak bisa-bisa Luna akan bertambah marah padanya.

Saat akan mematikan ponselnya, ia melihat pesan dari Sagara. Gadis itu mengurungkan niatnya dan melihat pesan dari Sagara lebih dulu. Pria itu menceritakan tentang pertemuannya dengan Mama-nya, Achassia tersenyum membaca pesan Sagara, setelah mengirim balasan untuk pria itu, ia keluar dari kamarnya untuk memeriksa bahan-bahan untuk membuat pizza.

Achassia mengintip kamar Mama-nya sebelum pergi ke dapur, terlihat Isvara sudah tidur pulas. Gadis itupun kembali melanjutkan langkahnya, setelah beberapa menit memeriksa bahan-bahan yang akan ia gunakan, ternyata masih banyak bahan yang tidak ia miliki. Ia menghela nafas, kenapa baru ingat sekarang jika ia menjanjikan pizza untuk Luna. Mau tak mau ia harus pergi ke minimarket di depan gang rumahnya untuk membeli bahan-bahan.

Gadis itu selesai mengganti bajunya, ia memakai softlens-nya untuk jaga-jaga, walaupun sudah malam siapa tau ia bertemu dengan seseorang. Tidak lupa ia juga memakai masker, Achassia langsung pergi setelah selesai. Sepertinya Isvara sangat kelelahan, karena itu ia pergi tanpa memberitahu Mama-nya, lagipula ia hanya pergi sebentar. Setelah menutup pagar rumahnya, gadis itu berjalan ke depan gang, suasananya sangat sepi karena sudah hampir tengah malam.

Jarak rumahnya dan minimarket hanya membutuhkan waktu 10 menit jika berjalan kaki. Achassia langsung masuk untuk membeli apa yang ia butuhkan agar bisa cepat pulang. Setelah memperhatikan sekelilingnya, ternyata masih lumayan ramai, ia mengambil troli dan segera mencari apa yang ingin ia beli.

Sudah 15 menit gadis itu berkeliling, masih ada satu bahan lagi yang harus ia beli, tapi barang itu terletak cukup tinggi dan itu membuatnya kesusahan untuk mengambilnya. Achassia menghela nafas sebelum mencoba meraihnya lagi, tiba-tiba ada tangan kekar dari belakangnya mengambil barang itu. Achassia membalikkan badannya, matanya berkedip-kedip beberapa kali setelah melihat siapa orang di depannya saat ini. Kainoa, cowok itu ada di depannya, tangan cowok itu masih di tempat barang tadi, posisi ini seperti Kainoa sedang mengukungnya.

Sedangkan Kainoa yang sejak tadi sudah menebak jika gadis di depannya ini adalah Achassia. Kainoa tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata gadis itu, apalagi saat berkedip-kedip beberapa kali, itu terlihat lucu di matanya.

"Bener kata Luna, mata cewek ini emang cantik. Cantik banget." Batin Kainoa dalam hati. Mata bulat berwarna hitam dengan bulu mata yang lentik itu menarik perhatiannya.

Sayangnya itu bukan mata asli Achassia, yang di maksud Luna adalah warna asli mata Achassia yang berwarna hazel, sayangnya Kainoa tidak melihat itu. Cowok itu memberikan barang yang ingin Achassia ambil pada gadis itu.

"Makasih." Ucap Acha tersadar dari rasa terkejutnya.

"Sama-sama." Jawab Kainoa.

Achassia ingin pergi dari sana, tapi tangan cowok itu masih menghalanginya. Bahkan Kainoa masih saja menatapnya, ada apa dengan cowok ini? Batin Acha bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Tangan Lo, bisa tolong minggir nggak?" Tanya Achassia membuat Kainoa tersadar.

Sontak Kainoa langsung menyingkirkan tangannya. "Eh, sorry." Balasnya membuat Acha mengangguk.

Kainoa segera mengambil apa yang ingin ia beli dan langsung menyusul Acha begitu gadis itu pergi ke kasir. Kainoa baru pulang setelah keluar bersama teman-temannya, saat mampir ke sini kebetulan ia bertemu dengan Achassia. Gadis itu keluar terlebih dulu karena sudah selesai membayar, sekarang gilirannya. Semoga saja gadis itu belum jauh saat ia keluar dari sini.

Sedangkan Achassia yang baru saja keluar dari minimarket, di hadang oleh tiga pria dengan penampilan acak-acakan, sepertinya mereka adalah preman. Acha hanya menghela nafas, ia benar-benar malas jika harus mengeluarkan tenaga untuk menghadapi mereka, apalagi ia sedang terburu-buru untuk menghindari Kainoa.

"Sendirian aja Neng?" Tanya salah satu dari mereka.

Acha memutar bola matanya malas, baru saja ia akan melangkah untuk menghadapi mereka, tiba-tiba ketiga preman itu mundur. Tentu saja hal itu membuatnya mengerutkan kening merasa heran. Acha mengikuti kemana arah pandang ketiga preman itu, saat berbalik ia menemukan Kainoa di belakangnya.

"Ayo pulang." Ajak Kainoa.

Apa-apaan cowok ini? Tiba-tiba datang dan menarik tangannya begitu saja, setalah itu membawanya mendekat kearah motor cowok itu. Ketiga preman tadi sudah pergi begitu melihatnya di bawa oleh Kainoa.

"Gue anterin." Kata Kainoa setelah mereka berdua sampai di depan motornya.

"Gausah, makasih." Tolak Achassia melepaskan tangan Kainoa.

"Tapi mereka-" ucapan Kainoa terputus karena Acha menyelanya.

"Udah pergi. Gue duluan." Balas Acha, gadis itu berlari meninggalkan Kainoa.

Dan benar saja saat Kainoa menoleh ke belakang, ternyata preman tadi memang sudah pergi. Entah kenapa ia malah pergi mengikuti gadis itu dari belakang untuk memastikannya baik-baik saja sampai ke rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!