Ini kisah remaja SMA yang bernama Zo Paksa, putra bungsu dari pasangan Victor dan Sera Paksa. Dia dijodohkan dengan anak sahabat Papanya yang bernama Bintang Armada hanya demi sebuah nilai.
lucu, bukan?
Nah, ini hanya cerita karangan belaka untuk sekedar menghibur di waktu luang. semoga bermanfaaat. penasaran? baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PBS 22
Sera tersenyum lebar ketika mobil hitam mulai masuk dan melewati gerbang rumah. Dan dengan tak sabaran Sera menghampiri mobil yang dikendarai Zo yang baru saja berhenti digarasi.
Setelah mobil benar-benar berhenti Sera langsung membuka pintu bagian belakang, dan disana Bintang serta Viola terlihat.
"Hai, Sayang! Kalian sudah sarapan, kan?" tanya Sera menatap kedua gadis remaja tersebut dengan binar kebahagiaan. Sera sudah benar-benar menganggap Bintang dan Viola seperti anak kandungnya sendiri.
"Sudah Tante,"
Brakkk!
"Astaghfirullah!" Sera terkejut, dia memegangi dadanya karena Zo menutup pintu mobil dengan kencang.
"Disini yang anak kandung siapa sih!? Jadi curiga kalau aku ini sebenarnya anak tiri!" dengan wajah kesal dan sengaja menyindir, Zo masuk ke dalam rumah.
Sera menatap heran pada Zo, dia menggeleng melihat tingkah Zo yang entah nurun dari dirinya atau Papanya.
"Tante, Zo berkata padaku, apa benar Tante yang meminta kita ke sini?" Bintang berseru, dia menatap tante Sera dengan kedua matanya yang masih sedikit sembab, dan pertanyaan Bintang diangguki oleh Viola.
Mendengar pertanyaan dari Bintang, Sera tersenyum dan mengangguk. "Benar, tante akan mengajak kalian ke salon. Kita akan perawatan disana, cap cus!" tanpa menunggu jawaban dari kedua gadis remaja tersebut Sera langsung membuka pintu bagian depan dan duduk dikursi kemudi.
Didalam rumah, tepatnya didalam kamar sini, Zo menendang kaki ranjang dengan kedua tangan menekuk dipinggang. Dia merasa tak terima jika Mama dan Papa lebih perhatian pada Bintang dan adiknya.
Ya, semenjak kematian Johan dan Talita, Sera dan Victor seolah mengambil peran sebagai kedua orangtua untuk Bintang dan Viola.
Bukan bermaksud lain atau apa, hanya saja sampai saat ini kenyataannya tidak ada kerabat atau keluraga Johan maupun Talita yang datang untuk menemui Bintang dan Viola, seolah Johan dan Talita didunia ini sudah tak memiliki keluarga lagi.
Karena merasa kasihan dan tak tega Sera serta Victor sebenarnya sudah mengajak Bintang serta Viola untuk tinggal seatap dengannya. Namun, Bintang yang menolak tegas. Bintang berkata jika dia tidak ingin berjauhan dari makam daddy dan mommynya, karena rumah Sera dan Johan berjarak sekitar 1 jam.
Walau merasa sedikit kecewa dengan keputusan Bintang. Namun Victor meminta Sera agar sering-sering mengunjungi Bintang dan adiknya dirumah mereka, atau disetiap hari libur mengajak mereka untuk datang ke rumah supaya Bintang dan Viola tidak merasa sendiri dan kesepian.
Namun dibalik kepedulian Sera dan Victor, ada hati seseorang yang merasa tak terima, dia merasa diasingkan dan dianak tirikan, dan dia adalah Zo Paksa.
Zo menuju balkon, dia melongok ke bawah dimana mobil yang tadi dia kemudi berjalan keluar melewati gerbang, lalu menghilang dibalik perumahan yang menjulang tinggi.
"Cewek pembawa sial! Awas kau ya, kau sudah berani merebut hati Papa dan Mamaku! Dan aku tidak akan tinggal diam!" Zo mengatakan ini dengan kedua tangan mengepal erat.
Ddrrrrtttt ddrrrrrrtttt...
Ponsel Zo bergetar, sang empu segera mengambil dan menerima panggilan yang ternyata dari teman sekolahnya.
"Hallo," sapanya, dan diseberang sana Zo dapat mendengar suara berisik dari banyak orang dan suara bising dari suara motor yang meraung keras, dan Zo sudah bisa menebak bahwa temannya ini tengah berada diarena balap liar yang biasa Zo dan teman-teman kunjungi.
"Ke sini Zo! Ada balapan dari SMA Wijaya lawan SMA Kusuma! Kita tunggu!"
Dan baru saja mulut Zo terbuka ingin menjawab panggilan dari Samsung, panggilan itu sudah lebih dulu dimatikan.
"Sialan tuh bocah!" Zo mengumpat, dia menyimpan ponsel disaku celana, mengambil hoodie warna hitam dilemari, lalu bergegas keluar kamar untuk menuju garasi.
Setelah tiba digarasi Zo menjatuhkan pilihan pada motor merah kesayangannya. Zo memutar kunci yang selalu stay dimotor, memundurkannya pelan, lalu menyalakan motor merahnya, setelahnya brummm! motor sport Zo keluar melewati gerbang rumah dengan suara yang khas.
Tak butuh waktu lama motor merah Zo sampai di tempat arena balap liar berada. Celingukan, Zo mencari di mana barisan motor teman-temannya berada. Dan di sudut lokasi, tepatnya di bawah pohon pete, Zo menangkap dua sosok temannya tengah duduk di atas motor melambai tangan ke arahnya. Zo tersenyum ganteng, dia menambah laju untuk cepat sampai pada teman-teman.
"Wiiihhhh, anak sultan tampan bingit, aw!" goda Samsung teman sebangkunya Zo.
"Eh! Zo! Sebelum aku ke sini aku di minta Mama untuk mengantar dia ke salon. Nah, di sana di tempat parkir, aku tidak sengaja bertemu dengan Mama mu, tante Sera datang bersama dua bidadari cantik. Mereka siapanya diri mu?" ini Komo teman sekelas Zo juga namun dia duduknya di depan Zo.
Zo turun dari motor dengan perasaan malas. Di rumah, Zo di buat kesal dan merasa di asingkan karena Mama lebih perhatian dan peduli pada Bintang dan adiknya.
Nah, Zo memilih bergabung dengan Komo dan Samsung karena ingin menghilangkan perasaan kesal ini. Lah sesampainya di sini Zo justru di buat semakin kesal karena Komo juga mempertanyakan si Bintang dan adiknya. Hah! Bang.sat memang!
"Mengapa kau bertanya pada ku? Mengapa kau tidak bertanya pada Mama ku saja? Dia kan anak kesayangannya!"
"HAH...!" Samsung dan Komo mendelik, mereka terkejut. Setahu mereka Zo ini adalah anak bungsu. Lalu mengapa Zo mengatakan jika dua bidadari itu adalah anak kesayangannya?
"Biasa saja dia itu bukan bidadari tapi pembawa sial!" Zo berniat memprovokasi kedua temannya agar mereka juga tidak menyukai Bintang serta Viola.
"M-maksudnya?"
Zo mendesah berat. "Mereka i..."
Drrrrrtr...drrrrrrrttt....
Getar ponsel dalam saku tanpa sengaja memotong kata yang akan Zo ucapkan. "Hallo," Zo berseru ketika panggilan yang ternyata dari Papa telah dia terima.
"Zo! Tolong ambilkan baju batik Papa dibutik R ya, papa ada meeting dikantor. Jadi Papa tidak sempat mengambilnya."
"Hm," dan setelah itu Zo memutus panggilan, menyimpan ponsel di saku lalu menyalakan motor. "Cabut!" pamitnya pada Komo dan Samsung.
Disalon.
Sera berdecak kagum melihat penampilan dua bersaudara didepannya. Bintang dan Viola, mereka berdua terlihat lebih cantik setelah dilulur, dimake-up tipis, lalu sekarang dilengkapi dengan mengenakan baju brukat dengan rok lili warna putih kombinasi hitam, ini si Bintang. Sedangkan Viola, abu kombinasi kuning senada dengan dirinya.
Bukan hanya Sera, Bintang dan Viola yang didandani seperti ini pun merasa pangling dengan penampilannya sendiri. Namun didalam benak Bintang muncul satu pertanyaan.
"Tante, untuk apa kita memakai pakaian seperti ini? Apakah akan ada acara?"
"Ya. Dirumah akan ada acara penting, yuk!"
,, beldelai beldelai ail matanieee...