Jatuh Cinta Pada Saudara Tiri

Dua sudah bulan berlalu, kini saat nya untuk Azka dan Mora mengambil langkah yang lebih dalam untuk hubungan mereka, stelah bertunangan selama satu bulan, Azka dan Mora menjadi lebih dekat dan sering bertemu, Mora juga sering membatu Azka dalam menyelesaikan pekerjaan nya, mereka semakin akrab.

Karena sering bertemu, Azka dan Mora mulai merasakan cinta mereka juga yang berkembang, Azka yang merasa waktu yang ia habis kan dengan Mora mulai berharga, Mora yang berhasil membuat Azka melupakan Amanda, dia juga berhasil membuat Marisa merasakan kembali sosok ibu, setelah kepergian Amanda.

Pagi ini, ijab qobul akan di lakukan di gedung pernikahan, Aza terlihat sudah rapi dengan pakaian putih nya dan juga kain songket nya, dia akan berangkat bersama Marisa, ibu Amanda, Rachel dan juga Kenzo, Azka terlihat gugup walau dia sudah perlahan melakukan nya, Azka mulia merasa kebahagiaan nya ada di Mora, walau masih sedikit, tapi ia yakin itu akan terus berkembang.

Mora yang sudah berada di gedung sejak pagi, karena dia harus make up dan menyiapkan beberapa hal lain nya, Mora terlihat sangat bahagia, kini cinta nya dan putri nya akan menjadi milik nya sepenuhnya.

Acara berjalan dengan lancar, hingga tiba di saat yang di tunggu-tunggu, pengucapan ijab qobul, Azka terlihat jalan di altar yang di sebelah nya ada Kenzo dan juga ibu Amanda.

Dia duduk di depan penghulu dan menatap nya bergantian dengan ayah Mora yang berada di hadapan nya juga " kau siap? " ucap ayah Mora saat melihat Azka yang sedikit gugup

Azka mengusap tangan nya, menarik nafas " iya pak, insyaallah saya siap " jawab dari Azka yang terdengar oleh Mora, membuat jantung nya berdetak kencang

Pak penghulu meminta Azka dan ayah Mora untuk berjabatan tangan agar ini bisa di mulai " baiklah kita akan mulai sekarang "

Ayah Mora menarik nafas " saya nikahkan engkau Azka aditiya binti Arsyad Aditya, dengan anak kandung saya, Mora ananda putri binti Amar Abraham, dengan mas kawin cincin emas sepuluh gram, uang tunai satu milyar rupiah di bayar tunai "

Azka menarik nafas nya " saya terima nikah dan kawin nya putri bapak Mora ananda putri binti Amar Abraham, dengan mas kawin tersebut tersebar di bayar tunai " ucap Azka dengan lantam dan hanya sekali pengucapan

Bapak penghulu menatap seluruh tamu " bagaiman para sakti? Sah? "

" Sah " ucap semua orang yang hadir

Mora di persilahkan untuk keluar dan duduk di samping Azka, karena mereka akan menandatangani buku pernikahan dan juga penyerahan mas kawin.

Mora bersama dengan Azka, Azka juga mencium kening Mora, cincin tunangan kini menjadi cincin pernikahan, dari asing menjadi kenal, dan sekarang menjadi bagian dari keluarga.

Setelah semua selesai, Mora dan Azka mengambil foto pernikahan, sebelum mereka berfoto dengan banyak orang, mereka foto berdua terlebih dahulu, lalu setelah nya mereka naik ke atas pelaminan.

Semua orang yang melihat mereka sedang duduk bersampingan, menuju nya karena mereka terlihat sangat cocok, aura yang benar-benar sangat terasa, ini adalah pernikahan yang sudah lama di impikan oleh Mora.

Ibu Amanda yang menerima telpon dari Amanda, dia menjawab nya, karena ia akan tau, Amanda pasti merasa akan patah jika di beritahu bahwa hari ini, Azka sudah menikah dengan perempuan lain.

...Foto pernikahan Azka&Mora...

...****************...

Amanda yang ingin bercerita dengan ibu tidak jadi, Karana beberapa bulan terakhir ini, Reza terlihat sering keluar, namun perasaan nya selalu bahagia, tidak tau ada apa dengan nya.

Amanda yang sudah sering merasakan keanehan dari nya, diantara nya saat mereka sedang berada di dalam mobil, kursi nya teras aneh, dan itu bukan ukuran untuk Amanda, juga kemarin ada kotak cincin, ada lipstik yang bukan punya Amanda, Amanda juga tau bahwa lipstik tersebut punya Talia, namun dia hanya diam saja.

Seperti pagi ini, Reza sudah pergi ke kantor, biasa nya ada perdebatan anatar mereka berdua, Amanda yang tidak ingin di antar dan Reza yang ingin mengantar, namun pagi ini hanya dengan sekali tolakan, Reza langsung menyerah.

Amanda berangkat ke rumah sakit, dengan perut nya yang sudah membesar dan juga usia kehamilan nya sudah enam bukan dua puluh hari, ini membuat nya semakin sulit untuk bergerak.

Di parkiran rumah sakit, Amanda melihat dengan mata kepala nya sendiri, Reza dan Talia datang bersamaan dan Talia keluar dari mobil Reza, Amanda menuju ke arah mereka yang sedang berbincang setelah keluar dari dalam mobil.

" Talia " sapa Amanda dari jauh

Talia yang merasa panik, begitu juga dengan Reza " kita harus apa? Kau mengatakan dia sudah ke rumah sakit sayang? " ucap Talia

" Aku tidak tau sayang, ini di luar prediksi ku, intinya kita harus bersikap biasa saja " mulai drama

Saat Amanda sampai di hadapan mereka, Reza dengan cepat memegang pinggang nya, karena Amanda merasa sering nyeri di bagian pinggang " sayang kau berjalan sangat jauh, sudah aku bilang aku yang akan mengantar mu " membantu Amanda dan memegang tas nya

Amanda tersenyum " tidak apa-apa, kalian bertemu dimana? " menatap kedua nya dengan tatapan tanpa curiga sama sekali, karena saat ini Amanda tidak ingin terlihat seperti sedang mengintimidasi mereka berdua

" Kami bertemu di jalan, saat aku ingin ke kantor jadi aku beri tumpangan " jelas nya

Amanda yang sudah menduga, Reza akan menjawab hal itu " baiklah aku masuk dulu ya, ayo Talia kita masuk " menarik tangan Talia agar mereka bisa masuk bersama

Reza yang sadar bahwa ia masih memegang tas Amanda " sayang " teriak nya

Aneh nya, Amanda dan Talia menoleh secara bersamaan, Amanda sudah paham sejak hari ini, mereka sedang berselingkuh, namun Amanda tidak marah sama sekali, karena dia sadar, kekurangan yang selalu ia berikan kepada Reza di sempurnakan oleh Talia.

Amanda berjalan ke arah Reza " iya, kau pergilah aku akan masuk " melihat Reza yang masih saja merasa canggung karena Talia juga menoleh

Amanda masuk ke dalam ruangan nya, dua duduk sambil mengelus perut nya yang mulai terasa kebas " ibu tidak bisa bekerja banyak hari ini nak, karena kau sudah bertambah besar, sakit yang ibu rasakan akan segera hilang saat melihat mu hadir ke dunia ini sayang " mengajak kandungan nya untuk mengobrol dengan nya

Beberapa saat kemudian, Talia masuk dan menatap Amanda yang sedang tersenyum " Amanda menaka kau memangil ku? " duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan Amanda

Amanda menatap Talia " kau adalah dokter kandungan yang terbaik di rumah sakit, aku mau saat aku persalinan nanti, kau yang membatu ku "

" Aku? Aku tidak bisa yakin Amanda, ada banyak dokter yang lebih handal dari pada diriku "

" Talia, apakah kau tidak bisa memenuhi keinginan terakhir ku? "

" Apa maksud mu keinginan terakhir? " kaget

" Aku sudah bertemu dengan dokter tanpa sepengetahuan Reza, dja mengatakan bahwa aku hanya bisa melahirkan anak ku saat usia kandungan ku delapan bulan, anak ini tidak bisa aku kandung selama sembilan bulan karena ada masalah pada kandungan ku " jelas Amanda

" Lalu kenapa kau tidak beri tau Reza? Dia adalah ayah anak ini, dia juga harus tau Amanda "

" Apa yang harus dia tau? Dia hanya perlu tau jawaban nya saja " Amanda mulai menahan tangisan nya

" Jawaban apa? " menatap Amanda

" Saya memilih anak nya untuk di selamat kan dokter, tolong selamat anak kami, jawaban itu, aku sudah mengajari nya "

Guys bantu like ya guys, satu like dari kalian sangat membuat author semangat untuk update karena berharga sekali, happy reading