Pulau Janda Terbuang

Ternyata, dengan kekuatan nya. Putri Selia bisa mendengar curahan hati para remaja di pulau itu. Apalagi ia masih mengingat, dengan gadis yang berbicara dengan nya saat itu.

Nur. Nama nya Nur. Kasihan sekali nasib gadis-gadis remaja yang masih polos itu. Mereka menjadi pemu-as naf-su para pria buruk rupa. Putri Selia tidak bisa membayangkan. Jika saja saat itu, ia tidak diselamatkan oleh Pangeran Alfa.

Sebenarnya, mereka saling menyelamatkan satu sam lain, sih. Putri Selia yang saat itu nyasar, tidak sengaja melihat Kelinci Putih yang begitu indah bulu nya.

Apalagi kelinci itu terus mengikutinya. Biasanya, kelinci liar pasti akan takut jika ada yang mendekat. Berbeda dengan kelinci putih jelmaan Pangeran Alfa yang di kutuk.

"Suamiku, ada yang harus aku lakukan untuk pulau ini. Sudah banyak hal yang terjadi tanpa sepengetahuan kita. Pulau ini, sudah di ko-tori oleh si pembuat onar. Aku ingin membalas kan nya."

"Aku siap membantu, Istriku."

"Suami ku, buatkan aku perahu yang sama persis dengan perahu yang membawa ku ke pulau ini."

"Baiklah. Akan aku buat kan untuk mu. Akan tetapi, apa yang ingin adinda lakukan dengan perahu itu?"

"Nanti Kanda akan melihat nya sendiri." Ucap Putri Selia sambil tersenyum.

Di saat Pangeran Alfa mulai membuat perahu, Putri Selia pun pergi menuju pantai. Ia keluarkan kekuatan kabut yang ia miliki selama ini.

Ia hentakkan kaki nya ke pasir. Tubuh nya begitu ringan dan melayang di udara. Setelah itu, dengan kecepatan kilat, ia berputar mengelilingi pulau.

Ia mengelilingi pulau sambil membaca sesuatu, yang hanya ia saja yang tahu. Pulau itu tiba-tiba tertutup dari dunia luar. Pulau itu, kembali menjadi Pulau yang hilang.

Setelah membuat Pulau itu tidak terlihat, Putri Selia pun kembali ke Kerajaan nya. Dan ternyata, Perahu itu sudah selesai di buat.

"Suami ku, apakah perahu nya sudah siap?"

"Sudah, Istri ku."

"Wah, ini sama persis dengan perahu yang berasal dari desa."

"Apa yang ingin kamu lakukan sayang ku?"

Putri Selia pun membisikkan sesuatu di telinga suami nya. Pangeran Alfa hanya mendengarkan apa yang akan menjadi rencana nya.

"Apa adinda tidak apa?"

"Hanya ini, satu-satunya cara untuk menyusup ke desa itu."

"Baiklah. Apa yang harus kanda persiapkan untuk semua nya?"

"Buatkan dinda nisan palsu."

"Nisan Palsu?"

"Iya. Tuliskan nama apapun asal jangan nama kanda. Karena nama itu, akan menjadi nama suami Janda yang telah tiada."

Pangeran Alfa pun membuat Nisan yang sama persis seperti buatan orang-orang yang ada di desa nya dulu.

Setelah semua nya siap, Putri Selia pun mengubah diri nya menjadi orang lain. Ia mengubah wajah nya menjadi wajah wanita yang buruk rupa.

"Istriku, mengapa wajah mu menjadi seperti itu?"

"Mengapa? Apa kanda kecewa dinda menjadi seperti ini?"

"Bukan,, bukan begitu maksud kanda. Hanya saja,,"

"Ah, laki-laki dimana-mana sama aja. Kalau jadi jelek begini, pasti nggak mau. Mau nya sama yang cantik aja."

"Sayang, istriku Putri Selia. Jangan bicara yang aneh-aneh. Seperti apapun diri mu nanti, kanda akan tetap mencintai mu."

"Ah, gombal!"

"Gombal? Bahasa apa itu? Kanda tidak pernah mendengar nya?"

"Maaf Kanda. Dinda terbawa suasana di luar pulau." Ucap Putri Selia sambil tertawa.

Ia lupa jika selama ini suami nya tidak pernah keluar dari pulau. Adapun kata-kata itu ia dapatkan dari teman-teman nya saat di desa.

Bukan nya melanjutkan rencana. Mereka malah mema-du kasih kembali di kamar tercinta. Hitung-hitung, sebagai jatah sebelum istri nya pergi.

"Sayang, Istri ku. Jangan biarkan mereka menyentuh mu. Aku tidak rela."

"Mana mungkin mereka mau dengan wanita buruk rupa seperti ku. Lihat lah badan ku yang gendut. Wajah berjerawat ini, dan mata yang juling. Hanya kanda seorang yang masih mau dengan ku saja." Ucap Putri Selia sambil tertawa.

"Jangan begitu. Kita tidak pernah tahu seperti apa mereka."

"Kanda tenang saja. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh ku."

"Baiklah. Jadi, selama Dinda pergi, apa yang harus Kanda lakukan?"

"Kanda harus mencari orang tua kita. Jika Anda sudah menemukan mereka, berikan Dinda tanda."

"Tapi, bagaimana cara nya Kanda bisa menemukan mereka?"

"Bawalah peri pelangi bersama Kanda. Mereka akan menuntun Kanda untuk menemukan orang tua kita. Kanda, apapun yang terjadi, ada Dinda di sini yang menanti."

Mereka pun berpelukan dan saling mengucapkan salam perpisahan. Tidak apa jika mereka harus berpisah sementara. Semua demi masa depan yang lebih baik nanti nya.

" Suami ku, Dinda pergi dulu."

Putri Selia pun hilang bersama Perahu dan juga nisan yang ia bawa bersama nya. Seketika, ia telah berada di lautan lepas dan terombang ambing di sana.

Lautan itu ternyata sangat ga-nas. Tidak seperti saat ia pertama kali datang ke sana. Putri Selia harus menaklukkan ombak yang begitu ku-at.

Tampak dari kejauhan, monster laut berbentuk dugong memukul-mukul kan ekor nya ke lautan agar perahu itu tidak bisa lewat.

"Oh, ternyata kau yang berusaha menghalangi jalan ku?"

"Hey wanita buruk rupa. Kau dilarang lewat ke pulau Janda. Kau tidak di terima di pulau itu."

"Wah, kau dugong gendut pintar bicara. Di bayar berapa kau untuk pekerjaan ini?"

"Hey, bicara mu tidak sopan."

"Apa semua Janda lewat sini?"

"Benar. Tapi, hanya yang cantik saja yang boleh lewat. Yang tua dan buruk rupa, akan ku jadikan santapan ku. Termasuk kamu."

Hahahahaha

Dasar aneh. Pikir Putri Selia. Mau ke Pulau itu saja harus di pilih. Dan juga, harus yang berwajah cantik dan rupawan.

Pantas saja Selia tidak bisa lewat. Saat ini, wajah nya buruk sekali. Akan tetapi, ia tidak bisa membiarkan dugong ini sombong.

Ia pun mengeluarkan kekuatan nya, seketika tubuh nya melayang ke udara. Ia dan monster dugong pun bertarung di laut.

Dugong itu tiba-tiba mengeluarkan nyanyian merdu. Selia hampir saja tertidur karena mendengar nyanyian dugong. Ternyata, itu lah penyebab ia menjadi mengantuk saat pertama kali tiba di Pulau Janda.

Karena Selia tidak leluasa dengan tubuh gendut nya, ia pun mengubah diri nya menjadi Putri Selia. Dugong langsung terkejut saat melihat rupa nya.

"Kau,, kau Munah. Janda terakhir yang datang ke pulau ini." Ucap Dugong dengan wajah yang terkejut.

"Kau benar. Aku Munah."

"Bagaimana kau bisa sekuat ini, dan apa maksud mu kali ini?"

"Kali ini, kau akan ku jadikan Dugong bakar!"

Putri Selia langsung memakai kekuatan nya. Dugong tidak bisa mengalahkan Putri Selia. Tubuh nya di po-tong menjadi beberapa bagian.

Ia hanya mengambil daging nya saja. Yang lainnya, ia hancurkan hingga menjadi serpihan...