Wajah tampan, cool, pintar juga merupakan ketua klub basket Fakultas, itulah Barra. Tak heran jika dirinya menjadi cowok idola di kampusnya. Namun semenjak duduk di bangku kuliah hingga sekarang semester 5 dirinya tak pernah menjalin hubungan serius dengan cewe manapun. Meski selalu saja ada cewe yg berusaha menempel padanya tapi tak pernah ada yg menjadi pacarnya.
Hingga seorang mahasiswi baru membuat dirinya penasaran pada pertemuan pertama mereka. Karena satu dan lain hal mereka pun menjadi dekat.
Akankah Barra jatuh cinta padanya? Mungkinkah mereka berjodoh?
Yuk ikutin kisahnya.. cerita ringan dengan konflik santai. Pokoknya lebih banyak yg manis-manisnya soalnya author ga terlalu suka kesedihan. Hehe..
Biar tambah seru baca juga kisah sebelumnya di karya “Jodohnya Caca.”
Update setiap hari Senin, Kamis
Selamat membaca…💙
Disarankan bijak dalam membaca karena banyak yg sinopsisnya hampir sama tapi isinya berbeda ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sembilan Belas
“Pulang sekarang yuk..!” Barra mengajak Caca pulang.
“Hah? Pulang duluan aja weh.. masih betah!” jawab Caca datar.
Barra memutar bola matanya, yg diajak pulang malah betah.
“Yakin berani disini sendirian?”
“Hee.. enggak!” jawab Caca melebarkan senyumnya.
“Terus kenapa nyuruh pulang duluan? Mau sama sapa disini?”
“Ada.. Alex.. Dafin..” jawab Caca ragu-ragu.
“Oh… udah akrab yaa sekarang sama Alex.. emang mau deketin Dafin yg daritadi dikerumunin cewe-cewe?” goda Barra.
“Yaa abis ngapain ngajak pulang!?”
“Lah kamu mu ngapain disini?”
“Seruu… liat orang-orang..!”
“Dih..! Kaya yg ga pernah liat aja..”
“Emang iyaa..! Ini pertama kalinya aku ke club malam.. Ternyata rame yaa..”
“Dipikir pasar malam apa… rame..!? Mening klo ikutan joged.. minum juga ngga! Apa ga haus?” Barra sedikit sewot dengan pernyataan Caca yg sangat menikmati malam itu.
“Hauss sih… tapi kan minumannya kaya gtuh semua.. ga ada kopi apa..?”
“Hadehhh kebanyakan nongkrong sama bapak-bapak ronda yaa? Kopi lagi.. kopi lagi…! Harusnya nongkrong di pos hansip ato di warkop, bukan disini…”
“Gtuh amat sih Barra.. ga liat apa aku lagi asyik banget dengerin nih musik!” sahut Caca so’ asyik membuat Barra tak tahan lagi dengan kegemasannya dan menggigit pelan tangan Caca.
“Aw.. ih, apaan sih! Geje, Ga jelas main gigit aja emangnya situ vampir!?” sahut Caca sambil mengusap-usap tangannya, dan Barra hanya tersenyum lebar.
Disini Caca jadi melihat sisi lain dari Barra yg dikenalnya jutek, sekarang begitu menjaganya. Sebaliknya Dafin yg selama ini baik di matanya, ternyata cukup brengsek juga.
Sama Monica yg berteman aja diembat juga apalagi ini cewe-cewe yg sengaja mendatanginya, sengaja menggodanya, sangat jelas Dafin menerima dengan tangan terbuka, membuat Caca geleng-geleng kepala.
Alex menghampiri kembali Barra dan Caca, dia mengisi gelas Barra yg sudah kosong.
“Kamu mau minum ga Ca?” tanya Barra yg terdengar oleh Alex.
“Cie..ciee… kamuuu…!” celetuk Alex.
“Njirr.. si Alex rese’..” sinis Barra.
“Ampun..Barr!” Alex menutup mulutnya dan menempelkan kedua telapak tangannya depan dada tanda memohon maap.
“Abisnya gw baru denger sekarang lu manggil cewe kamu.. kamu.. biasa juga elu.. sama si Monic aja ga pernah!”
Caca terkekeh melihat wajah panik Alex yg sedang berusaha tak membuat Barra marah. Melihat Caca sesenang itu membuat Barra tak ingin merusak suasana.
“Untung gw lagi baek-baek.. Awas aja klo lu rese’ lagi ga bakal gw kasih ampun!” Barra berkata datar.
“Siap Bar..!” kini Alex mengangkat sebelah tangannya hormat kepada Barra yg membuat Caca lagi-lagi tertawa kecil.
“Ambilin minuman soda sana buat si Caca!” perintah Barra pada Alex yg segera pergi meninggalkan mereka.
“Emang ada disini minuman yg gtuh?” tanya Caca.
“Ada aja sih biasanya buat di mix gtuh..” jawab Barra.
Caca membulatkan mulutnya membentuk huruf O namun tak mengeluarkan suara. Barra memandanginya, baginya saat ini bibir Caca terlihat sangat menggoda. Barra terus menatapnya semakin dalam sedikit membuat Caca mulai resah.
“Kenapa sih? Ada apa?” tanya Caca salah tingkah.
Tetiba Alex datang mencairkan suasana yg cukup meresahkan bagi Caca.
“Ini minumannya Bar!” menyodorkannya pada Barra. “Akhirnya lu bisa perhatian juga sama cewe.. Gw ikut seneng deh! Gw kira lu udah ga doyan cewe..” goda Alex yg langsung kabur tanpa menunggu Barra yg akan berbicara padanya.
“Sial lu lex!” teriak Barra.
“Emang iyaa kata Alex? Bukannya Monica nempel mulu kaya perangko? Aku ga mau yaa dibilang pelakor..” sahut Caca sambil meminum minumannya.
“Ga bakal!” singkat Barra, dirinya masih enggan bercerita tentang kehidupannya pada Caca.
“Mu pulang jam brp?” Barra kembali bertanya.
“Baru jam 12..” jawab Caca cuek.
“Emang mau sampai jam brp?”
“Gatau..” sahut Caca sambil nyengir. “Ini pertama kalinya sih.. jangan ganggu ah! Masih seruuu…”
“Apanya yg bikin seru?”
“Musiknya.. suasananya.. Kamu klo keganggu gara-gara aku, aku pergi aja deh..” sahut Caca mulai kesal.
“Pulang sekarang? Ayoo dianter..” Barra mencekal tangan Caca yg hendak pergi darisana.
“Enggak! Ga bakal pulang, cuma mu misah aja takutnya kamu kagok gtuh ada aku disini…”
“Terus mau misah kemana?”
“Kemana kek.. deket meja biliar, ato.. ke bawah gtuh duduk di meja itu tuh yg banyak minumannya..” Caca menunjuk meja bar yg memang kosong tak ada yg duduk di bangkunya, hanya ada bartender sedang sibuk membuatkan pesanan.
“Emang berani? tantang Barra.
“Berani lah.. masa ngga!”
Barra melepas cekalan tangannya dan membiarkan Caca pergi dari sisinya. Untung saja Caca berpakaian sedikit santai celana jins dan sepatu sneakers juga blazer hitam berbahan suede, sehingga tak banyak cowok yg meliriknya dengan tatapan mesum tetapi malah dengan tatapan aneh.
Meski membiarkan Caca pergi menjauh darinya namun Barra tak melepaskan pandangannya sedikitpun. Dia tetap mengawasi Caca dari jauh hingga kini Caca berhasil duduk di meja bar.
Caca memang bukan orang yg pemalu, dia pun tak pendiam, hanya bisa menempatkan diri kapan perlu berinteraksi ato tidak. Seperti sekarang saat seorang pria mendekatinya, dia masih cukup santai duduk disana menikmati dentuman musik yg cukup asyik untuk bergoyang.
“Haii.. sendirian aja? Kenalin.. gw Leo..” katanya sambil menyodorkan sebelah tangan untuk berkenalan dan tersenyum manis.
“Oh.. hai!” kata Caca singkat sambil melambaikan tangannya dan tersenyum simpul.
“Hemm.. nama kamu siapa?” Leo sedikit bete karena uluran tangannya diabaikan.
“Gw kesini sama temen-temen..” kata Caca lagi tak ingin menjawab pertanyaannya.
Leo pun menggebrak meja sepertinya mulai kesal dengan tingkah Caca.
“Jangan so’ cantik deh lu! Gw tau banget cewe-cewe yg dateng kesini tuh maunya apa! Ga usah so’ jual mahal deh pake nyuekin gw segala!” Leo berbicara penuh penekanan dengan wajah yg begitu dekat dengan Caca.
Hembusan bau alkohol dari mulutnya menerpa wajah Caca yg kaget bukan kepalang. Dia tak habis pikir tuh cowok bakalan marah-marah karena kelakuannya yg memang sengaja Caca ga tanggepin.
Caca mulai memundurkan badannya dan saat dirinya akan bangun dari duduknya, Leo menekan kedua pundak Caca dengan kuat membuat Caca kembali terduduk.
“Mau kemana lu.. heuhh..?!” Leo memelototi Caca, kini jarak antara wajah mereka mungkin hanya 15cm, begitu dekat.
Kali ini rasa takut mulai menyelimutinya, dia tak bisa berontak, tenaga Leo cukup kuat. Klo Caca amati mungkin usianya lebih tua dari Barra, badannya pun tampak kekar sepertinya rajin berolahraga.
Wajahnya cukup tampan berkulit sawo matang namun sikapnya cukup kasar, entah pengaruh alkohol ato memang begitu. Caca tak berkutik dibuatnya, dia hanya bisa diam menunggu apa yg akan terjadi pada dirinya.
...****************...
Hai readerss mon maap agak lambat yaa update nya.. mohon dukungannya yaa biar smangat..🙏🏻🙏🏻
Mau bab 20… bacanya jangan digantung yuks biar othor semangat nih updatenya…
Thanks buat yg masih setia.. 💙
ikutin terus ceritanya yaa…^_^
Kira-kira apa yg bakal terjadi sama Caca?
Thankyuuu💙
btw aku juga punya karya Thor kalau boleh mampir ya Thor kita saling mendukung kiw kiw 😘😘