Menanti Janji

***

"Permisi tuan ini ada beberapa dokumen yang perlu anda tanda tangani, "

"Baik lah, biarkan saya memeriksa nya terlebih dulu. Silahkan keluar! "

"Baik tuan! "

Kini sudah satu bulan Juna memegang perusahaan miliknya, detik itu pun waktu nya terasa irit. Tidak punya banyak waktu diluar, dia semakin sibuk tentang ini itu. Menanyakan kabar Nara saja boro-boro jika sempat, pulang ke apartement saja hanya untuk sekedar beristirahat selebihnya dia berada dikantornya setelah itu.

"Tuan ini beberapa berkas, perlu anda periksa! "

"Sudah letakan saja disitu, biarkan aku periksa setelah ini! "

"Baik! "

"Permisi tuan, ini datanya telah saya input mohon dicek kembali!

"Hem, baiklah! "

Satu persatu para karyawan yang berurusan padanya hampir dalam hitungan detik datang menemuinya sehingga membuat Juna sedikit risih dan pusing, belum juga yang satu selesai eh malah datang lagi yang satunya. Argh si Bos jadi pusing tujuh keliling!

"Astaga, kepalaku pusing sekali! kayaknya aku perlu berlibur, lihatlah betapa sibuknya aku sampai lupa mengingat kekasihku! "

Si bos jadi mengoceh sendiri, dia mengacak rambut nya sambil membuang nafasnya kasar. Argh, pusing sekali! Seumur-umur baru kali ini dia merasa sangat sibuk sendiri hingga lupa akan Nara. Entah bagaimana kabar gadis itu, apakah tidak marah karena Juna jarang memberinya kabar sekarang? Tau ah, Juna sampai frustasi memikirkannya!

tok-tok-tok!!

Dari luar terdengar kembali ketokan pintu, astaga siapa lagi yang datang?

"Yah masuk saja! " seru Juna yang sudah risih, terserah lah pokoknya suka-suka kalian saja mau mondar mandir di dalam ruangannya. Silakan saja kalian membuatnya pusing!

"Ehm maaf tuan saya sedikit mengganggu, saya cuman membawakan kopi untuk tuan Kali aja suka!"

Nah karyawan seperti ini yang sedikit membuat Juna bersimpatik, baiklah dia senang dibawakan kopi bahkan tidak terganggu sama sekali.

"Oh Bella, makasih banyak yah. Tolong letakan disana!" sahut Juna sedikit tersenyum, dia sampai terkagum melihat Bella yang memberinya perhatian. Untung saja dia memilih wanita itu sebagai sekretaris nya, tau saja lah kesukaannya jika lagi pusing seperti ini.

"Apa ada yang perlu saya bantu tuan? Kelihatan nya anda sangat sibuk?"

Hais jadi maksud wanita itu mau menarik perhatian tuan Juna ternyata, lihat saja gayanya dia sedikit centil dengan rok span dan kemeja yang ketat. Kurasa dia bertujuan menggoda tuan Juna nih kayaknya! Oh ya ampun.! Awas yah tuan, jangan sampai tergoda. Ingat dikampung masih ada gadis cantik, manis, imut dan lemah lembut yang harus kamu halali.

"Hem tidak ada, tidak perlu serepot itu! Silahkan kembali bekerja! "

Kali ini dia lolos tak sempat berpikiran yang aneh-aneh, memandangi Bella saja belum sempat saking sibuknya dia dalam pekerjaannya. Huh, syukurlah kali ini tuan selamat!

"Ya sudah baiklah, saya permisi! "

Tapi, jika dilihat-lihat Bella sepertinya kesal. Lihatlah, dia menghentakan kaki serta menatap sinis kerah tuan Juna. Hais, susah juga ternyata menarik perhatian pria ini. Argh!!!

Mau tidak mau Bella meninggalkan ruangan itu, dalam hati beribu-ribu kali dia mengumpet kesal, kesal, dan kesal juga merasa kecewa dia diacuhkan oleh sang bos.

Kini jam istirahat telah tiba, Juna melihat jam dipergelangannya lalu menarik nafas berkali-kali. Akhirnya dia merasa lega, pokoknya harus istirahat dulu. Dengar lah perutnya sampai berbunyi keroncongan pengen segera diisi lagi.

"Tuan, apakah anda ingin makan siang disini atau diluar? Jika disini biarkan aku menyiapkannya untuk mu! " ucap asisten Santo, antusias dia memberi perhatian kepada sang bos karena bagian ini dialah yang berperan.

"Aku ingin makan diluar Santo, ayo antar lah aku di cafe terdekat disekitar sini," jawab Juna, yang tidak berpikir panjang. Pokoknya dia harus keluar sebentar, berada diluar mungkin sedikit akan membuatnya nyaman.

 "Baik tuan, mari saya antar,!"

"Hem! "

Kedua nya melangkah keluar bersama hingga sampai dicafe yang ditunjukan asisten Santo padanya.

"Tuan mohon ditunggu sebentar, pesanan akan segera diantar," ucap Santo yang sangat menghargai Juna sebagai atasannya.

"Gak masalah Santo, santai aja! Bukankah kita banyak waktu?" sahut Juna tersenyum sedikit merasa senang kepada sang asisten Santo, pria itu sangat profesional sekali dalam pekerjaannya.

Ah satu kesempatan nih buat Juna, sambil nunggu alangkah baiknya menghubungi sang kekasih dulu. Lagi apa yah Nara kira-kira? Juna merogoh ponsel dari sakunya, dengan bibir yang tersenyum semangat jari-jarinya begitu lentik untuk segera menghubungi kekasih hatinya itu.

"Sayang! " ucap nya sangat lembut, mudah-mudahan saja gadis itu tidak ngambek padanya. Mengingat hampir satu minggu mereka tak berkomunikasi.

"Hem, apa? Kok baru nongol, kemana aja beberapa hari ini? " sahut Nara langsung ngegas! Dugaannya sangat benar, gadis itu ternyata marah padanya. Astaga, seandainya kamu tahu kekasihmu yang jauh disana begitu sibuk dengan pekerjaan sehingga dia sering mengabaikan mu. Mengerti lah Nara, tolong berikan dia perhatian!

"Maaf sayang, aku salah! akhir-akhir ini aku sangat sibuk, tolong jangan marah trus nanti aku sedih!!! " Juna harus membaik-baiki, bahkan dia berakting sedih agar Nara berhenti mengoceh dan ngambek padanya.

"Hem terserah lah, aku capek! Bay the way kamu mau bilang apa, to the point aja! " kata Nara lagi, dia benar-benar tidak bisa dibujuk bahkan raut wajahnya tidak sedikit bersimpatik melihat Juna di layar ponsel nya. Astaga kejam sekali gadis itu, Huh!

Juna harus menahan emosi, tetap tenang-tenang-tenang. Jangan sampai terbawa suasana, pantas saja Nara marah padanya ini juga sudah menjadi kesalahannya. Dia jarang memberi kabar bahkan sering mengabaikan pesan-pesan dari gadis itu. Huh! sabar-sabar! Berkali-kali Juna membuang nafasnya sambil mengelus dada, dia harus tetap tersenyum biarkan saja Nara marah-marah yang terpenting dia harus bisa membujuk sampai gadis itu luluh padanya.

Ya ampun, susah juga ternyata menjalani hubungan seperti ini. Semua serba salah, jika saja tidak memperbanyak sabar mungkin hubungan ini sudah putus ditengah jalan.

"Nara, berhati marah-marah sayang! Aku lagi banyak kerjaan disini, ngerti dong harusnya beri aku perhatian biar aku semangat!" ucap pria itu selembut mungkin, bibirnya juga tidak lepas dari senyuman manis. Cara menghadapi gadis seperti ini yah perlu banyak-banyak bersabar.

"Yah aku selalu memberimu perhatian, tapi kamu mengabaikan nya! Lihat berapa banyak pesan ku tidak pernah kamu balas! "

"Astaga, maaf yah sayang Ponsel ku beberapa minggu ini jarang sekali aku pegang. Oke, aku salah please maafkan aku!! "

Jika begini ceritanya Juna juga sudah salah besar, ya sudah lah apa pun hukuman dia siap menerima asalkan nanti dia bisa dimaafkan kembali.

Perdebatan itu pun terus berlanjut hingga tidak terasa Juna menghabiskan makanannya dengan susah payah saking pusingnya dia mendengar omelan-omelan Nara yang tidak jelas itu. Huh, syukurlah pria itu tidak sempat tersendat.

😁😁😁

***

BERSAMBUNG...