NovelToon NovelToon
Batas Waktu Bersamamu

Batas Waktu Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meyliana

Rayyan mendadak menceraikan Ayu begitu saja sepulangnya dari tempat pekerjaannya sambil membawa Wanita yang sedang hamil. Akankah Ayu bertahan dengan pernikahannya yang sudah berjalan selama 16 tahun itu, atau lebih memilih untuk berpisah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Kembalinya Bu Lastri

Teriakkan Rayyan membuat Mira menoleh kearahnya,

"Kenapa, kamu keberatan ?"

"Tentu saja. Ayu sudah tidak ada hubungan apa apa lagi dengan keluarga kita, kenapa Mbak malah ingin memberi tahunya ?" Mira mengernyitkan keningnya tidak mengerti dengan jalan pikiran adiknya itu.

"Siapa tahu dia mengetahui keberadaan Ibu, hanya itu saja maksudku. Jangan berpikiran yang tidak-tidak, ada ada saja kamu ini. Sudahlah, kamu diam dulu."

"Mbak !"

"Rayyan, hentikan omong kosong mu. Setidaknya, Ayu mengetahui situasi keluarga kita saat ini. Mira benar, siapa tahu Ayu bisa membantu." ucapan Yudi membuat Rayyan seketika terdiam, dia menghembuskan nafasnya dalam mencoba mengurangi emosinya sedangkan Pak Wahyu tidak berkata apapun, dia terlihat bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.

Yudi melihat kearah Desi, yang membawakan minuman untuknya.

"Minum dulu, Mas." Yudi tersenyum kearahnya kemudian berkata,

"Dek, sebaiknya kamu istirahat saja."

"Tidak apa-apa Mas, aku baik baik saja kok." Yudi lega mendengar ucapannya, dia hanya khawatir masalah ini akan berpengaruh terhadap kandungannya.

Sementara itu, Mira masih terlihat berusaha menghubungi Ayu. Namun, setelah beberapa kali melakukan panggilan telepon, meskipun tersambung Ayu tidak mengangkatnya. Mira menghela nafasnya berat, sedangkan Rayyan tersenyum mengejek kearahnya.

"Aku sudah menduganya, mana mungkin Ayu berbaik hati menerima panggilan telepon dari Mbak. Aku tahu orang seperti apa dia." mendengar ucapannya Mira menatap tajam kearah Rayyan

"Sok tahu kamu."

"Buktinya, Mbak lihat sendiri kan ?"

"Mungkin saja Ayu sedang tidak memegang ponselnya, aku yakin itu." Mira menatap tajam kearahnya,

"Sudah, hentikan perdebatan kalian. Rayyan, sebaiknya kita pulang saja." Pak Wahyu bangkit dari duduknya kemudian bergegas berjalan menuju pintu. Yudi, Rayyan dan Mira saling memandang sesaat kemudian Rayyan berkata,

"Baiklah kalau begitu kami pamit." setelah mengatakannya Rayyan mengikuti Pak Wahyu keluar, Mira mengekor di belakangnya.

"Setelah kalian sampai di rumah, kabari kami." Rayyan menganggukkan kepalanya mengerti, setelah itu Rayyan pergi dengan sepeda motornya membonceng Pak Wahyu di belakangnya yang masih terlihat enggan untuk berbicara. Mira khawatir melihat keadaannya yang seperti itu, berharap Bu Lastri baik baik saja dan segera kembali pulang ke rumahnya, sehingga Pak Wahyu kembali ceria.

Setelah beberapa saat, Mira pun kembali masuk ke dalam rumah Kakaknya itu. Yudi dan Desi masih berada di ruang tamu.

"Bagaimana, setelah ini apa yang harus kita lakukan ?"

"Entahlah Ra, Mas juga bingung."

"Entah mengapa aku malah berpikir, mungkin saat ini Ibu sedang bersama Ayu." Yudi dan Desi melihat kearahnya, setelah terdiam sejenak Yudi menggelengkan kepalanya kemudian berkata,

"Berhenti berpikir seperti itu. Tunggu beberapa saat lagi, setelah itu kita pergi kerumah Ibu." Mira hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapannya,

selama beberapa saat mereka hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing.

Sementara itu, setelah melalui perdebatan panjang akhirnya Ayu akan mengantarkan Bu Lastri pulang ke rumahnya. Bu Ratna menyerah membujuk putrinya itu setelah mendengar perkataan Bu Lastri.

"Aku tinggal disini saja bersama kalian, jika Ayu tidak mengantarku pulang."

"Sudahlah Bu, kamu mengalah saja. Memangnya kamu mau, Bu Lastri tinggal di sini bersama dengan kita ?" bisik Pak Bayu ditelinga Bu Ratna. Bu Ratna membenarkan ucapannya, dia tidak ingin Bu Lastri berlama lama apalagi tinggal di rumahnya. Setelah beberapa saat, Bu Ratna berkata,

"Baiklah, Ibu setuju. Tapi, ingat kamu langsung pulang begitu sampai di sana, Yu." mendengar ucapannya Ayu tersenyum kemudian menghampirinya,

"Iya Bu, Ayu ngerti." setelah mengatakannya Ayu memeluknya erat

"Terimakasih ya, Bu." mendengar ucapannya Bu Ratna menghela nafasnya kemudian berkata,

"Sebaiknya kamu segera bersiap sana, takutnya nanti malah kesorean lagi." Ayu melepaskan pelukannya kemudian pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Setelah berpamitan dengan keluarga Ayu dengan menggunakan sepeda motor Ayu mengantarkan Bu Lastri pulang ke rumahnya.

Ayu sedikit mempercepat laju kendaraannya, berharap bisa segera sampai di tujuan. Membutuhkan waktu sekitar satu jam lamanya untuk sampai di rumah Bu Lastri.

Setelah sampai keduanya segera bergegas turun dari kendaraan roda dua itu.

"Masuklah dulu, Yu."

"Terimakasih Bu. Tapi, sepertinya itu tidak perlu. Ini sudah terlalu sore aku langsung pulang saja, takutnya kemalaman nanti di perjalanan." Bu Lastri menghela nafasnya mendengar ucapannya.

"Baiklah kalau begitu. Terimakasih ya, maaf Ibu sudah merepotkan kamu." Ayu tersenyum mendengar ucapannya.

"Hmm ... lain kali sebaiknya Ibu menghubungiku terlebih dahulu jika ingin bertemu, jangan mengulang apa yang sudah Ibu lakukan hari ini." Bu Lastri mengerucutkan bibirnya mendengar ucapannya. Melihatnya Ayu segera memeluknya erat.

"Maafkan Ayu ya Bu." Bu Lastri tersenyum dengan tindakannya. Setelah beberapa saat mereka melerai pelukannya.

"Ayu pamit pulang ya, salam pada Ayah."

"Baiklah, kamu hati hati di jalan ya. Jangan terlalu ngebut bawa motornya, ingat. Tadi saja Ibu jantungan di bonceng kamu tahu nggak !" Ayu tersenyum sambil mengangguk mendengar ucapannya. Setelah keduanya bersalaman, Ayu segera bergegas menaiki kendaraan bermotornya dan pergi meninggalkan Bu Lastri yang masih menatap lama kearahnya sampai sosoknya itu tidak terlihat lagi.

Bu Lastri berbalik dan berjalan memasuki halaman kediamannya yang terlihat sepi. Dia hendak membuka pintunya, namun terkunci. Dia membuka tasnya bermaksud mengambil ponselnya, namun tidak ditemukannya.

'Ya ampun, aku lupa ternyata tidak membawa ponsel. Kemana Mas Wahyu, biasanya jam segini dia dirumah ? Apa mungkin sedang di rumah Rayyan ? Sebaiknya aku kesana saja'.

Bu Lastri pun memutuskan untuk pergi ke rumah Rayyan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumahnya.

Melihat pintu yang terbuka, Bu Lastri segera masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Rayyan, dimana kamu ?" teriaknya memanggil putra bungsunya itu.

Di dalam kamar, Intan sedang berbaring ditempat tidurnya. Dia mendengar suara teriakan Bu Lastri kemudian segera bangkit dan bergegas menuju ruang tamu.

Di lihatnya Bu Lastri sedang bersandar di sofa sambil memijat keningnya. Intan membulatkan matanya, tidak percaya dengan penglihatannya.

"Ibu ?" mendengar ucapannya Bu Lastri menoleh kearahnya.

"Ada apa, kenapa kamu terkejut begitu melihatku ?" Intan menjadi salah tingkah mendengar ucapannya. Dia tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sebaiknya kamu ambilkan aku minuman." tanpa mengatakan apapun, Intan segera pergi dari hadapan Bu Lastri. Melihatnya, Bu Lastri menggelengkan kepalanya.

Tidak lama kemudian Intan kembali membawakan minuman beserta beberapa camilan dan meletakkannya di meja.

"Silahkan, Bu." dengan malu malu Intan duduk disampingnya. Bu Lastri segera mengambil minumannya dan meneguknya sampai habis. Intan melotot melihatnya, kemudian berkata,

"Ibu haus ya ?" Bu Lastri meliriknya sesaat kemudian meletakkan kembali gelas bekas minumannya.

"Sudah jelas aku haus, makanya minta minum. Kamu malah tanya lagi." jawabnya dengan ketus. Intan hanya terdiam mendengar ucapannya, menyesali kebodohannya sendiri.

"Kemana Rayyan, kenapa aku tidak melihatnya ?"

"Mas Rayyan menemani Ayah pergi kerumah Mas Yudi, Bu." dengan hati hati Intan menjawab pertanyaannya, takut disalahkan kembali.

"Untuk apa mereka pergi ke sana ?"

"Mencari Ibu." Bu Lastri mengernyitkan keningnya mendengar ucapannya.

"Ah, iya. Kalau begitu kamu beritahu dia, jika aku sudah kembali."

"Baik, Bu. Intan ke kamar dulu untuk ambil ponselnya." Bu Lastri hanya menganggukkan kepalanya.

1
Rafkalia28
Jelasin semua dengan detail
Godoy Angie
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
Meyliana Firdaus: Terimakasih Kak, semoga suka.
Maaf apabila ada kata/kalimat yang kurang pas, sy masih amatiran 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!