Keyla Forever

Mereka bertiga sudah usai dengan makan malamnya, kini ketiganya tengah berjalan keluar dari mall, "sayang kita langsung pulang saja ya, lagian ini sudah malam, takutnya Dady menunggu moms" ujar Moms Winda, sambil mengelap sisa makanan yang ada dibibirnya dengan tissu, begitupun dengan Keyla dan James.

"Moms pulang duluan saja ya, aku ada perlu dengan James, ada yang ingin kita bahas Moms," ~Keyla.

"Baiklah, jangan malam-malam pulangnya," ujar Moms winda sambil mengelus pundak Keyla, Moms Windapun kini beralih menatap James, "Jams, tolong antar Key pulang ya nanti" pesan Moms Winda pada James, mereka kini berdiri bersamaan dan berjalan keluar resto yang ada dimall itu.

"Siap tante, tante hati-hati ya, biar kubantu bawakan ini kemobil tan" James mengambil beberapa paperbag yang berada di tangan Moms Winda, dan membawanya menuju mobil, diikuti Keyla dan Moms Winda dari belakang.

"ingat sayang jangan terlalu malam" ulang mamah Winda sambil memegang tangan putri bungsunya.

"iya moms, tenang saja, kami hanya ada perlu sebentar" Keyla mencium pipi kanan dan kiri Momsnya sebelum masuk kedalam mobil.

Tidak lama Moms Windapun berlalu dari sana setelah masuk kedalam mobil sambil melambaikan tangan pada keduanya.

"Ada apa kamu ingin bicara denganku?" Tanya Keyla, mereka berdua kembali masuk kedalam mall namun tidak untuk makan, melainkan menuju lantai teratas gedung itu, karena disana ada tempat nongkrong sambil bisa menikmati minum coffe dan lain-lain, mall yang mereka kunjungi termasuk mall terbesar yang ada dikota sydney.

Kini kedua tengah berada dalam lift, "aku ingin membicarakan sesuatu denganmu, ini tentang dokter yang akan melakukan pemeriksaan padaku."

"Apa kamu sudah mulai melakukan pemeriksaan?" Tanya Keyla sambil memeriksa ponselnya, namun dia tetap mendengarkan cerita James.

"Belum, aku baru mencari dokternya, dan kemaren seseorang merekomindasikan dokter, dia dokter terbaik katanya, tapi dokternya wanita."

"Terus masalahnya apa?" Tanya Keyla sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam tas, sedangkan James bersandar didalam lift sambil menggoyang-goyangkan sepatunya dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.

"Kamu itu bodoh apa bagaimana!" Sungut James, kenapa Keyla tidak peka sekali, pikir James.

"Hey! Kenapa kamu jadi marah, bukannya bagus kalau kamu sudah bertemu dokternya, itu artinya kamu tinggal berobat, ujar Keyla sambil berkacak pinggang, ingin rasanya dia menggetok kepala James, bukannya senang udah dapat dokter, ini justru terlihat lesu.

Ting...

Suara Lift berbunyi tanda keduanya sudah sampai dilantai teratas gedung itu, keduanya menghentikan pembicaraan dan masuk kedalam sebuah Cafe dan mencari tempat duduk, Cafe terlihat ramai dengan para anak muda, dan tidak sedikit pula yang bermesraan dan membelitkan lidah, karena dinegara Keyla tinggal adalah negara bebas, Keyla dan James sudah biasa melihat adegan seperti itu, jadi dia biasa saja melihat adegan vulgar seperti itu.

Keyla dan James duduk ditempat paling pojok, agar pembicaraan keduanya tidak terlalu terganggu dan didengar orang lain, keduanya duduk dan memesan minuman, setelah tangannya melambai pada pelayan yang berdiri tidak jauh dari keduanya.

"Lanjutkan ceritamu tadi," pinta Keyla dengan menatap temannya dengan intens, setelah pelayan itu berlalu dari hadapan mereka.

"Sudah lupakan saja, sudah malas akunya," James membuang wajahnya ketika Keyla memandang seperti itu, bukannya dia deg degan atau apalah itu, dia hanya masih kesal dengan temannya ini karena Keyla tidak peka dengan dirinya.