Buset dah, siapa yang berani parkir sembarangan disini. Jika begini kan, mobil saya tidak bisa keluar! kesal Henderson seorang pria tampan, yang baru beberapa bulan yang lalu menyandang gelar duda. Setelah Sang istri tercinta Mauren meninggal pasca melahirkan sang putri baby Queen mengisahkan luka yang mendalam.
Hingga sang kakek hendak menjodohkannya dengan seorang gadis berparas cantik bernama Mince Norin yang saat ini bekerja di salah satu Bengkel motor. Apakah Henderson akan menerima perjodohan itu? dan bagaimana hubungan keduanya kelak?
by Morata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19. MALAIKAT PENOLONG
Nyonya Carlota menangis sejadi-jadinya. mereka saling berpelukan untuk saling menguatkan. Baby sitter pun terus menangis, Ia yang sudah merawat Queen sejak bayi merah membuat dirinya tidak mampu membendung air matanya.
"Ma, apa yang harus aku lakukan? tangis Henderson diperlukan nyonya Carlota. Dokter mengatakan jalan satu-satunya untuk membuat Queen dapat pulih kembali, iya harus segera mendapatkan Donor darah yang cocok untuknya.
Dokter juga mengatakan Kalau persedian darah yang sama dengan Queen lagi kosong dirumah sakit ini dan PMI terdekat. Saat dokter sedang berusaha mencari pendonor.
"Apa yang harus aku lakukan ma?
Aku sebagai ayahnya tidak dapat mendonorkan darahku untuk putriku. Karna golongan darah Queen sama dengan Mauren ibunya. Tapi mama tahu sendiri Mauren sudah lebih dulu menghadap Sang khalik.
"Ma, aku sudah kehilangan Mauren, Aku tidak ingin kehilangan putri kami lagi tangisnya
Nyonya Carlota mengusap punggung putranya, berusaha untuk tetap tegar, agar ia dapat menenangkan putranya yang saat ini sangat kacau.
Nyonya Carlota menghubungi Tuan Samera yang saat ini sedang berada di kantor menggantikan Henderson. lalu memberitahu yang sebenarnya terjadi terhadap Queen.
Tuan Samera menghela nafas panjang, Ia pun langsung berlalu meninggalkan kantor Samera company menuju rumah sakit di mana sang cucu dirawat. Sebelumnya Tuan Samera menghubungi Norin, berharap Dia dapat datang menjenguk cucunya Queen.
Norin yang mendapat sambungan telepon seluler dari Tuan Samera pun terhenyak mendengar kabar Kalau saat ini Queen sedang dirawat di rumah sakit, dan ternyata terkena demam berdarah
"Ya Tuhan dia masih terlalu kecil untuk merasakan sakitnya jarum infus ." gumam Mince Norin. Hal itu membuat dirinya tidak konsentrasi mengerjakan pekerjaannya, dan akhirnya Norin pun meminta izin kepada Michael untuk segera pergi ke rumah sakit.
Norin melajukan motor CBR miliknya menuju rumah sakit di mana Queen dirawat. bayi berusia sebelas bulan itu tampak belum sada dan dipasangi dengan selang yang menyambung ke tubuhnya untuk mengontrol Bagaimana perkembangan kesehatan sang bayi.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih sepuluh menit kemudian, Norin tiba di rumah sakit.
Ia sudah melihat Henderson, Nyonya Carlota dan Tuan Samera yang baru tiba di sana tampak sangat gelisah.
Tiba-tiba suara tangis Queen menggema di seisi ruang perawatan.
Hal itu menarik atensi Norin hingga dirinya pun langsung berlari.
"Dimana putriku! kata-kata itu yang langsung keluar dari mulut Norin. Entah apa yang membuat dirinya mengatakan kalau Queen itu putrinya sendiri. Padahal mereka belum menikah sama sekali.
"Dia ada di dalam." tangis Tuan Samera yang tidak tega melihat kondisi cucunya saat ini. Norin memaksa untuk masuk walaupun dokter tidak mengizinkannya. Ya, gadis kecil itu yang sedang berbaring lemah di atas branker yang sediakan oleh pihak rumah sakit , di bantu dengan alat alat medis yang menempel ditubuhnya.
"Sayang ini Mama, kamu harus kuat. Mama akan berjuang untuk kesembuhan kamu."ucap Norin sambil langsung memberikan kecupan hangat di kening gadis kecil itu.
Tiba-tiba sang bayi langsung ngoceh, Mama.... mama...."ocehnya memanggil Norin dengan panggilan mama.
"iya sayang, ini Mama kamu harus kuat Kamu harus sembuh. Mama akan berjuang untuk kesembuhan kamu. Mama sayang sama Queen."ucap Norin sambil mengelus wajah gadis kecil itu yang telah mencuri hatinya.
Dokter pun masuk ke ruang ICU itu, untuk memeriksa kembali kondisi kesehatan Queen.
"Dokter, periksa darah saya. Saya juga memiliki golongan darah yang sama dengan Queen. Sepertinya saya dapat mendonorkan darah saya untuk putri saya."ucap Norin memberitahu sang dokter.
Suster dan dokter pun menatap Norin. "kalau begitu silakan ikut suster untuk melakukan tes darah apakah darah Nona layak didonorkan untuk Queen."ucap sang dokter yang langsung dibalas anggukan dari Norin.
Norin keluar dari ruang ICU itu, lalu mengikuti suster untuk melakukan pemeriksaan darahnya. Setelah suster melakukan pemeriksaan, ternyata darah Nurin sama dengan Queen dan ia dapat mendonorkan darahnya.
Di saat genting seperti ini, Norin datang sebagai pahlawan untuk Putri kecil Henderson. Padahal Henderson sudah sangat frustrasi karena persediaan darah di rumah sakit dan PMI terdekat yang sama dengan golongan darah putrinya lagi kosong.
Kini sudah dilakukan transfusi darah untuk Queen.
Henderson bernafas lega, sementara Tuan Samera mengembangkan senyumnya menatap Norin yang saat ini mendonorkan darahnya untuk cucu tercintanya.
"Aku yakin, kamu memang wanita yang hebat dan dapat menjadi Ibu sambung untuk Queen."gumam Tuan Samera.
Nyonya Carlota juga bernafas lega, saat dokter dan suster mengatakan, kalau golongan darah Norin, cocok untuk Queen dan Norin juga bersedia mendonorkan darahnya.
"Hati-hati nona, lebih baik Nona berbaring terlebih dahulu. Nanti Nona pusing, karena baru saja Nona mendonorkan darah yang cukup banyak untuk Queen."ujar sang suster agar Norin tetap berbaring di atas branker.
"Tapi, saya ingin memastikan kalau kondisi Queen saat ini baik-baik saja.
"Anda tenang saja Nona, doakan saja yang terbaik untuk Putri nona. Kami juga tidak ingin terjadi sesuatu kepadanya."ucap salah satu suster yang bertugas menangani Norin.
Saat ini kondisi Queen berangsur-angsur membaik setelah mendapatkan donor darah dari Norin."Aku berhutang nyawa kepadamu."ucap Hendarson menghampiri Norin yang masih berbaring di atas branker yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
"Aku tidak pernah, merasa kamu itu berhutang nyawa kepadaku. Karena aku juga menyayangi Queen."ucap Norin sambil mengalihkan pandangannya. Seolah dirinya tak sudi bertatapan langsung dengan pria yang ada di sampingnya.
Entah mengapa, sikap datar dan arogan Henderson membuat dirinya merasa tidak nyaman saat Henderson berada di sana. Norin juga, meminta agar Henderson segera meninggalkannya sendiri di sana.
Padahal Henderson hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada wanita yang menjadi penolong untuk putrinya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
semuga maorin dan bayi nya selamat🤲
lanjut kakak yg semangat up-nya. uji dulu tu si nenek peot buat dia sakit lalu ga ada yg perhatikan, baru deh kasih Lina tu yg rawat. bisa tidak dia berkutik .