Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin kembali bekerja
Lima hari sudah berlalu, Clara merasa semakin hari sikap Andra semakin berubah. dia memang baik hanya saja selalu berbohong dengan alasan sibuk.
Clara tetap mencoba memahami suaminya karna menang mereka lagi ada kesibukan mengurus pesta penyambutannya sebagai menantu dirumah itu.
"Ini gaun yang akan kau kenakan besok!, " ucap Andra memberikan gaun yang sangan indah untuk Clara.
Gaun yang berwarna putih polos, di hiasi pitah mutiara di bagian pinggangnya. Clara memperhatikan gaun yangmenurutnya terlalu sempit ditibuhnya.
"Tapi Mas ini terlalu Kecil, kamu tau sendirikan Kalau sekarang aku sedang hamil, jadi mana bisa memakai gaun yang seperti itu, " ujar Clara menolak memberian suaminya.
"justru itu kau harus memakai ini! Aku gak mau semua orang tahu kalau kau itu sedang hamil, bila perli kau pakai korset, biat terlihat langsing, " senggah Andra. Yang berniat menyenbunyikan kehamilan istrinya
"Tapi Mas, iyu bisa berpengaruh untuk perkembangan bayi kita, " balas Clara, ia brotes dengan keinginan suaminya.
"Aku tidak perduli itu, yang penting besok kau harus memakai haun ini! dan harus tampil cantik, " ucap Andra tetap dengan keputusannya.
Tanpa menunggu jawaban dari Clara, Andra kembali keluar dari kamar itu. Ia turun kebaeah menemui orangtuanya.
"Mah, apa semuanya sudah siap?, " tanya Andra sambil mendekati ibunya.
"Sudah An, kamu tidak usah khawatir, " jaeab mama Tiya.
Merekapun mengobrol, apa aja yang akan di hidangkan di saat pesta nanti, Andra ingin semuanya lengkam agar tidak maslu nantinya.
Di lain tempat, tepatnya di rumah mewah yasng ditempati Kaizal dan Andini.
Derkan keluar dari mobil, ia memgitari mobil lalu membukakan pintu untuk tuannya.
"Maaf Tuan, sebelumnya saya mau memberi tahu, ada undangan dari Tuan Andra, besok afalah acaranya, " ucap Derkan memberitahu tuannya.
"Siapa Andra?, " tanya Kaizal, yang tidak tau menahu siapa saja karyawannya, tapi ia seperti tidak asing dengan nama itu.
"Pak Andra, menejer di bagian pemasaran tuan, " jawab Derkan.
Kadang Derkan heran melihat Tuannya, masa karyawan saja tidak kenal.
"Hemm baik lah! Aku akan datang Bersama istriku, " balas Kaizal, membuat Derkan sedikit heran.
Pasalnya, tuannya itu psling anti yangnamanya keramaiyan, dan ia tidak pernah mau menunjukan jatidirinya yang sebenarnya.
"Oh ya, umumkan pada semua karyawan! hari senin aku ingin mengenalkan diriku pada mereka semua, sekaligus mrngrnalkan Andini, " lanjutnya memberitahu Derkan.
"Baik Tuan, " patuh Derkan tanpa banyak bertanya.
Melihat Tuannya masuk kedalam, Derkan pun pulang ke apartemennya, Peria itu tarus tersenyum melihat banyak perubahan di dalam diri tuannya.
"Bik, dimana Andini?, " tanya Kaizal pada bibik yang berpapasan dengannya.
"Ada Den, dikamar, " jawab Bibik, setelah itu ia pamit kembali ke pekerjaannya.
Sedangkan Kaizal, ia naik ke lantai atas dimana kamarnya dan berada.
Ckleek
Suara pintuyang terbuka, Andini tang mendengarpun menoleh ke arah pintu yang sudah ada suaminya berdiri.
"Kau sudah pulang, maaf aku terlalu asik mbaca buku, jadi lupa kalau manyemanbutmu, " ucap Andini, ia mendekati suaminya.
"Kau kan memang selalu lupa, kalu bukan membaca buku, asik memasak didapur, itulah alasanmu, " balas Kaizal menggelengkan kepalanya.
"Maaf, " ucap Andini.
"Hemm, " jawab Kaizal.
"Oh ya, aku benar-benar bosan dirumah terus, Kai ijinkan aku kembali bekerja, " ujar Andini meminta ijin.
"Tidak, aku bisa mencukupi semua kebutuhanmu, dan sebentarlagi aku akan mengumumkan kau sebagai istriku, " seru Kaizal, memberi tahu Andini.
"Aku tau, bahkan lebih dari kebutuhanku pun kau mampu, aku bekerja bukan karna kau tidak mampu memberiku uang, tapi itu sudah menjadi kebiasanku, karna aku sangan suka pekerjaan itu, " balas Andini, menurutnya apa salahnya istri seorang pengusaha terkenal bekerja.
"Enggak Din, aku tidak mengurungmu di rumah ini, kalau kau bosan kau bisa pergi kemanapun yang kau ingin kan, tapi tidak untuk kembali bekerja di perpustakaan itu, " Kaizal tetap menolak.
"Semenjak kita pindah ke rumah ini, kau banyak berubah aku lebih suka kau yang berandalan! aku tidak suka kau yang berpakaiyan rapi srperti ini!, " cetus Andini sedokit membentak suaminya.
"Jadi kau menyukaiku yang berandalan, " balas Kaizal, terus berjalan mendekati Andini.
"Kai kau mau apa?, " tanya Andini sambil berjalan mundur.
"Aku ingin menunjukan, Aku yang berandalan, " jawab Kaizal terus melangkah.
Andini bingung harus kemana, karna ia sudah mentok di tepian ranjang, tapi Kaizal masih terus mendekat
Bruuk
Andini terjatuh di atas kasur, bukan nya berhenti Kaizal malah merangkak naik keatas dan mengungkung Andini.
Andini yang ada di kungkuman Kaizal merada takut, ia gemetaran lengkap dengan jantung yang deg-degan.
"Aku mohon jangan Kai, " ucap Andini di dalam ketakutannya.
"Kau yang meminta ini, ini lah Aku yang berandalan, " balas Kaizal terus menatap Andini.
Andini benar-benar takut, ia menejamkan mata, sedangkan Kaizal malah tergoda dengan bibir yang sudah pernah ia kecup, ia mendadak teringat dan kembali menginginkannya.
Cup
Tanpa Kaizal sadari ia benar-benar nenmpelkan bibir nya di bibir merah Andini, meraun bibir itu dengan rakus.
Andinipun diam terus memejamkan matanya.
Entah apa yang membuat Kaizal berani menyusuri leher jenjang Andini, sampai meninggalkan bekas mahakaryanya.
Tidak mendapat penolakan membuat Kaizal tambah berani, ia menyikap baju yang Andini kenakan lalu berlabuh di dua gunung kembar istrinya.
"Udah Kai, aku mohon, " ucap Andini yang sudah seperti ******* bagi Kaizal.
"Aku mohon Kaizal, " mohon Andini, lengkam dengan tangisannya.
Iya takut suaminya akan benar-benar melakuan halyang lebih gila lagi.
Mendengar itu Kaizal tersadar apa yang ia lakukan sudah membuat istrinya ketakutan. Kaizal duduk dan meminta maaf.
"Maaf aku bukan bermaksud…. " Kaizal tidak tau apa lagi yang harus ia katakan.
Tangis Andini pecah, ia memegang lututnya karna masih gemetaran.
"Maaf, " ucap Kaizal lagi.
Kaizal memeluk istrinya merapikan baju yang sempat ia buat berantakan, Ia benar-benar merasa bersalah.
mantap Kaizal lindungin istrimu