Steffani, Harus menelan hal pahit saat dia di jebak oleh Kakak tirinya sendiri, Dengan memberikan nya kepada Tiga pria teman Kakak tirinya ini...
"Doni, Rian, Yuda.. Cepat kalian nikmati wanita ini, sampai tak tersisa!" perintah Sean Kepada Tiga Pria, teman nya itu, Sean tersenyum miring pada Fani
Mata Steffani membulat sempurna, Fani cepat menggeleng "Tidak Kak, jangan Ku-mohon , Kak Ja-jangan!" memohon pada Sean.
"Kak, Sean, Apa salahku?" lirih Steffani dengan menangis terisak
"Kau tanya apa salahmu? Salah mu itu karena kau, menolak ku!" jawab tegas Sean Kakak tiri Steffani, Yang telah menjadi kakaknya Satu Tahun ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaswidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sean bertemu Rasya
''Aww,'' sang wanita meringis menahan sakit dan juga dirinya kaget dengan kedatangan orang yang terburu-buru masuk ke dalam, sehingga Steffani tak mampu menghindar Al hasil, sekarang dirinya ikut terjungkal dan sialnya pria itu menimpa tubuhnya..
Fani menatap siapa pria di atasnya ini, 'Dia, lagi.'
Juga, si pria penasaran pun melihat wajah orang yang dia tabrak 'Fani.' hati Sean berucap
Tatapan Sean perlahan turun dari wajah si wanita, Ia shock karena rupanya muka nya ini tepat pas di dua kembar sang wanita.
Glekk, Sean kesusahan menelan saliva nya..
Oh **** . .
Bagaimana bisa, Hm,.
Ini, ukurannya Sepertinya--
''Awas Kak, kau berat!'' ucap Fani meminta Sean menyingkir, memotong khayalan pikiran Sean.
Oh Sean tersadar!
''Oh So-sorry!'' Sean pun bangun dari atas Fani, dan segera membantu Fani juga untuk bangun.
Fani masih meringis dengan sesekali mengusap pantatnya.
Sean pun sadar akan hal itu, ''Maaf ya, pantat kamu pasti sakit ya!'' ujar Sean dengan nada bersalah. Tapi, Sean justru ingin memegang pantat Fani, niatnya memastikan Ah entahlah Sean ini.
Fani terjingkat kaget, segera menepis tangan Sean. ''Jangan, mau ngapain sih!'' Fani coba beranikan mendelik tajam pada Sean, Karena kali ini Fani pikir Sean sudah keterlaluan.!
''Oh, Sorry Fan, tapi kamu jangan dulu berpikir aneh pada Kakak, Kakak tadi itu hanya ingin memastikan--''
''Sudah, tidak perlu! Aku baik saja kok!'' tegas Fani kembali memotong ucapan Sean.
sekarang Fani tak memperdulikan si pria ini, Fani pun ingin melengos melangkah pergi. ''Tunggu dulu,.!'' sayangnya lagi-lagi Sean senang sekali menahan tangannya seperti ini .
''Ada apa lagi'' nada Fani dingin
Serem juga!' batin Sean
''Ayo pulang'' ajaknya tiba-tiba.
Fani langsung menatap tapi hanya sekilas, kembali melihat ke arah lain. ''Maaf Kak, tapi Aku bawa kendaraan kok!'' tolak Fani.
''Oh ya! benarkah kamu bawa motormu itu?'' kini Sean mendekatkan wajahnya kearah Fani
Fani mengerjap mata beberapa kali. Wajah Sean sedekat ini, kok manis, Eh! dan ia Fani memundurkan kepalanya, menjauhi Sean setelah sadar.
''Tolong menyingkirlah aku mau pergi!'' pinta Fani
''Aku tanya, benar kau bawa motor?''
''Ya!'' Fani mengangguk, walaupun sebenarnya tidak bawa .
Heh, Sean membuang wajah kesamping dan mengejek Fani. ''Aku tidak percaya, karena yang sebenarnya kau tak bawa motor kan!''
Lagi-lagi Fani di buat kaget heran dengan pria ini, sekarang, kenapa bisa? Sean tahu!.
''Aku beneran bawa motor kok.'' kukuh Fani
''Ok, kalau memang kau bawa kendaraan, yasudah ayo kita ke parkiran, dan tunjukkan motor mu itu!'' putus Sean. Yang seenak jidat nya itu. Huh
''Tolong biarkan aku pergi, dan kumohon jangan seperti ini kak, karena sebelumnya juga kita tak saling kenal, dan juga kita tak ada hubungan apapun'' pinta Fani tegas, namun membuat sang pria meradang begitu mendengar pernyataan dari mulut si wanita.
Dengan gerakan cepat, Sean mendorong badan Fani sampai membentur tembok
''Uhh!'' Fani memekik tertahan. Ia shock
''Apa kau bilang tadi Hm, kita tak ada hubungan apapun? Iya, kau bilang begitu?'' desis Sean tatapannya kini jadi garang .
Fani kembali ketakutan dan menunduk.
''Jawab! Itu yang kau bilang tadi Fani!'' sentak Sean
''I-iya.'' memang benar begitu kan.
''Fan, apa kau lupa! kita sudah menjadi keluarga! Kita, sekarang Kakak adik! Kau lupa akan hal itu? Bisakah kau menurut saja Fan! Karena ini Mama mu yang meminta ku, untuk mengantarkan kamu pulang.'' jelas Sean, dan mengatakan bahwa Mama Rina yang menyuruh, agar Fani mau dan mengerti.
''Mama!?'' Fani bergumam.
''Ya , Mama mu, yang meminta ku, untuk mengajak pulang, jadi Ayo!''
''Iya aku akan pulang kok, tapi tidak dengan mu,'' ucap Fani .
''Kenapa?'' tanya Sean dengan alis terangkat sebelah
Sebenarnya, jantung Sean berdetak cepat, ia harap-harap cemas akan jawaban Fani, mungkinkah Fani akan menyebutkan si kekasihnya?
''Karena aku__''
''Hai Fan, maaf ya, Aku telat jemput kamu!'' Itu bukan suara Fani, melainkan suara seseorang, seorang pria.
Fani dan Sean menoleh ke asal suara, yang sepertinya berada di ambang pintu.
''Rasya'' ucap Fani pelan.
'Siapa dia?' tanya batin Sean. Lalu Sean menatap Fani. Dan tiba-tiba Sean mencekal tangan Fani. Fani langsung melihat pada jarinya yang di cekal Sean tiba-tiba. kenapa sih ya, Pria ini senang sekali menahan tangannya seperti ini?
Fani ingin melepaskan tapi Sean mencegah dengan semakin kencang mencekal nya.
''Fan, mata kuliah mu, sudah selesai kan?'' Rasya kembali bersuara dan tak memperdulikan seseorang yang lagi ada di samping Fani.
Sialan, apa tuh orang gak lihat gue disini, segede ini, samping Fani? Omel hati Sean.
''I-iya sudah.'' jawab Fani
''Yasudah, mau pulang sekarang ?'' Rasya bertanya , dan benar-benar mengacuhkan Sean.
''Itu A-aku'' Fani kesusahan menjawab
''Tidak bisa!'' akhirnya Sean bersuara dengan lantang
Kini barulah Rasya menatap Sean, tatapan mereka bertemu, dengan Sean menatap permusuhan pada Rasya. Tapi, Rasya justru menatap penuh tanya, Ada apa dengan tatapannya ? Dan siapa pria ini ?
''Maaf, kamu siapa?'' tanya Rasya masih dengan nada baik
''Aku, aku Kakak nya Fani.'' beritahu Sean dengan wajah tegas.
''Apa? Kakak ?'' Rasya semakin kebingungan, Rasya menatap Fani.
''Fan, sejak kapan kamu punya Kakak ?'' tanya Rasya
''Em, i-itu Sya_'' lidah Fani Kelu rasanya.
''Sejak kapan Fani, kamu jadi punya kakak laki-laki? setahuku, kamu anak tunggal kan, Fan?'' kembali Rasya menanyakan kebingungan nya ini.
'Siapa sebenarnya pria ini, kenapa dia sepertinya sangat mengenal Fani ?' dalam hatinya pun Sean bertanya-tanya.
Fani tak menjawab dia masih bergeming.
Rasya pun tak lagi memaksa Fani agar menjawab.
''Gak apa Fan kamu tak menjawabnya juga, Oh ya mari kita pulang ''
''Heiii,. LO gak lihat gue, gak menghargai gue banget ya Lo. Masih ada gue disini, nih.'' Sean berteriak kesal.
''Fan.''
''Kak, tolong pergilah, dan biarkan aku pulang bersama Rasya!'' pinta Fani
''Tapi Fani.'' Sean merasa keberatan.
''Tolong Kak, jangan ikut campur.!'' kembali Fani menegaskan. Lalu Fani menyentak tangan Sean yang masih mencekal nya.
''Ayo Sya,.!'' ujarnya pada Rasya.
Fani menarik tangan Rasya.
''Tapi Fan, Itu dia, tak apa kan?'' Rasya merasa tak enak.
Fani mengerjap mata beberapa kali pertanda tak apa-apa.. Akhirnya Fani memilih pulang dengan Rasya, dan meninggalkan Sean yang mematung dengan wajah masam tak senangnya.
''Kurang ajar, tunggu pembalasanku!'' Sean merasa di rendahkan.. Sean nafasnya tersengal menahan marah.
kasiian ade kamu thu