Hei teman-teman ini karya terbaru Author, jangan lupa mampir ya..🙏
"Jangan pernah berharap dengan pernikahan ini. Kamu tahu kalau saya terpaksa menikah denganmu. Andai saja Tasya tidak kabur di hari pernikahan kami, saya tidak akan pernah mau menikah dengan kamu!"
Alfan Ezra Kavindra
"Kamu pikir saya juga mau menikah dengan kamu?! Maaf, tidak. Kalau saja Gea adik kamu tidak memohon kepada saya, saya tidak akan mau menikah dengan pria sombong seperti kamu. Saya melakukannya juga terpaksa!"
Aleandra Shazfa Atmaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. "Mas ada yang mengetuk pintu." ucap Alea.
"Masuk.." jawab Alvan.
Pintu pun terbuka, terlihatlah wajah tampan Arya yang masuk kedalam ruangan Alvan.
"Alea.." panggil Arya. "Kamu ada di sini?" Arya langsung mendekat ke Alea yang lagi duduk di sofa.
"Eh, iya mas. Tadi habis makan siang, di ajak mas Alvan ke sini." jawab Alea sembari tersenyum menatap Arya.
Mendengar jawaban dari Alea, Arya beralih menatap Alvan. "Apa?" tantang Alvan saat menatap Arya juga.
"Tidak ada, tapi tumben aja Lo ngajak Alea ke kantor." balas Arya.
"Ya terserah gue, mau mengajak Alea. Dia istri gue?!" ucap Alvan ketus.
"Istri?! oh astaga, gue sampai lupa kalau Alea istri loh." sindirnya.
"Sebenarnya Lo ke ruangan gue ada perlu apa?" tanya Alvan yang mulai jengah dengan sepupunya itu.
"oh iya, gue mau kasih berkas hasil meeting, tadi." saut Arya.
"Ya udah siniin berkasnya! lalu pergi dari ruangan gue dan jangan ganggu istri gue!"
"Istri?!" Arya menautkan kedua alisnya sembari menatap Alvan.
"Iya istri.. Alea kan emang istri gue. Lo pikir apa?!"
Kemudian Arya beranjak dari sofa, lalu memberikan berkas hasil ia meeting bersama klien tadi.
"Terserah Lo ajalah." Setelah memberikan berkasnya, Arya pun berjalan menuju pintu. "Dah Alea.." ucap Arya sebelum keluar dari ruangan Alvan. Alea hanya tersenyum saja melihat Arya. Sedangkan Alvan tak suka melihat Arya yang sok manis pada Alea.
Sudah beberapa jam Alea menunggu Alvan bekerja di kantornya, sampai membuat Alea tertidur di sofa ruangan Alvan. Alvan melihat jam di tangannya ternyata sudah jam 5 sore, dan waktunya ia pulang. Alvan pun membereskan mejanya terlebih dahulu sebelum ia balik ke apartemen bersama Alea.
Alvan melirik sekilas Alea yang masih tidur di sofa. Dan Alvan menyunggingkan senyumnya. Tidak tahu kenapa ada rasa senang dan rasa hangat di hatinya kala Alea menunggu dan memani dirinya bekerja. Selesai membereskan meja kejanya, Alvan berjalan ke arah sofa dimana Alea masih tertidur pulas. Dilihatnya Alea yang tidur begitu damainya, seperti tidak ada beban.
"Kamu tenang banget tidurnya Alea." lirih Alvan sambil mendudukkan dirinya di atas meja.
Alvan terus menatap wajah cantik Alea dengan intens. Entah kebenain dari mana, Alvan mengerakkan tangannya mengelus pipi lembut Alea dengan pelan agar Alea tidak terbangun. Kemudian Alvan menurunkan tangannya lalu menyentuh bibir pink Alea. Tiba-tiba saja ingin rasanya ia mencium bibir ranum istrinya dan Merasakan bibir manis Alea, istrinya. Entah dorongan dari mana Alvan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Alea. Saat wajah mereka sudah sangat dekat, bibir Alvan mengecup bibir Alea.
Deg
Jantung Alvan berdetak kencang, saat ia merasakan bibir Alea. "Manisnya luar biasa." lirih Alvan.
Padahal ia hanya mengecup saja tapi bisa membuat tubuh Alvan langsung bergairah. Alvan mencoba mencium bibir Alea lagi, kali ini bukan sekedar kecupan tapi seperti *******. Ia tidak perduli kalau sampai Alea terbangun, dirinya seakan ketagihan dengan bibir manis Alea yang menurutnya sangat manis. Berbeda dengan bibir milik Tasya.
Sedangkan Alea yang tertidur pulas, ia merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Tapi rasanya berat sekali membuka matanya. Anehnya semakin lama ia merasakan bibirnya basah. Pada saat Alea membuka matanya, Alvan pun sudah melepaskan tautannya dari bibirnya. Tetapi Alea sempat terkejut melihat wajah Alvan begitu dekat dengan wajahnya.
"Ma-mas.." panggilnya gugup.
"Hmm," saut Alvan yang masih terus menatap wajah cantik Alea.
Cup
Alvan mengecup kembali bibir istrinya singkat. "Ayo kita pulang.." ajak Alvan. Sementara Alea masih melebarkan matanya sembari menyentuh bibirnya yang baru saja di cium oleh Alvan.
"Apakah yang aku rasain tadi itu, karena mas Alvan menciumnya...?" gumam Alea dalam hati yang masih menyentuh bibirnya.
"Kenapa bibirnya di pegang terus? apa masih kurang? kalau ia, biar mas cium lagi.." Alea sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Berarti tadi yang aku rasakan itu..?!"
"Iya." jawab Alvan santai seolah tak melakukan apapun.
"Kok mas mencuri ciuman pertama ku?" ucap Alea kesal.
"Apa? jadi itu ciuman pertama mu? Wah berarti mas lelaki yang beruntung dong.." ujar Alvan sembari menarik tangan Alea untuk di genggamannya saat akan keluar dari ruangannya.
tetap ada. keluarga dr pihak . atau. saudara. laki2 dr mempelai wanita