Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.
Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.
Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamatkan Dia!! (REVISI)
Kabar Shea masuk rumah sakit sudah sampai ke telinga Luis. Tanpa pikir panjang, dia langsung menuju rumah sakit dengan mobilnya. Di perjalanan, dia tidak peduli dengan aturan lalu lintas, menerobos lampu merah dan mengabaikan panggilan polisi.
Luis fokus hanya pada satu tujuan: tiba di rumah sakit secepatnya untuk melihat kondisi Shea. Meskipun lampu polisi berkedip di belakangnya, dia tak menghiraukannya. Mobilnya melaju cepat, menembus lalu lintas kota yang padat.
Akhirnya, mobil Luis memasuki halaman rumah sakit. Dia keluar dengan tergesa-gesa dan berlari menuju pintu masuk dengan hati yang gelisah.
Luis memasuki ruang informasi di rumah sakit dengan langkah cepat.
Dia menghampiri petugas di sana tanpa menunggu. "Dimana ruangan wanita bernama, Victoria Jessica?" tanyanya tanpa ekspresi.
Petugas itu mengangguk dan mengecek data di komputernya. "Mohon tunggu sebentar, saya akan memeriksa informasinya," jawabnya cepat.
Sementara petugas itu mencari informasi, seorang kru yang ikut ke rumah sakit mendekati Luis dengan langkah tergesa-gesa. "Tuan, Anda sudah datang? Nona Victoria berada di UGD dan dia dalam keadaan kritis."
Luis menoleh cepat pada kru tersebut, matanya mencerminkan kepanikan yang tersembunyi di balik ketegasannya. "Kritis?" gumamnya pelan, tanpa menghiraukan kru tersebut, dia melangkah menuju UGD, hatinya berdegup kencang dalam kegelapan yang menghantui pikirannya.
Dengan langkah terburu-buru, Luis mencapai pintu UGD. Ruangan itu dipenuhi dengan aktivitas orang-orang yang bergerak dengan cepat, memberikan pertolongan kepada pasien-pasien yang membutuhkan. Dia menenggelamkan dirinya dalam keriuhan itu, mencari wajah yang paling ia kenal.
Tanpa ragu, Luis mendekati perawat yang sibuk mencatat informasi. "Suster, di mana, Shea Qin?" tanyanya dengan suara yang sedikit terengah-engah. Saking paniknya, sampai-sampai Luis menyebut nama yang salah.
Perawat itu mengangkat kepalanya dari catatannya, menyadari kehadiran Luis. "Maaf, tapi saya tidak punya informasi terbaru tentang pasien itu," ujarnya dengan nada cemas.
Ketidakpastian merayapi Luis, membuatnya gelisah. Namun, dia tak mau menyerah begitu saja. Dengan tekad kuat, dia teliti setiap sudut UGD, berharap menemukan Shea.
Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Luis melihat seorang dokter keluar dari salah satu ruangan. "Dokter, apakah kau tahu di mana pasien bernama Victoria Jessica?" tanyanya dengan suara yang penuh kekhawatiran.
Dokter itu menghentikan langkahnya dan menatap Luis dengan serius. "Anda adalah keluarganya?" tanyanya.
"Iya, aku adalah pamannya," jawab Luis dengan cepat.
Dokter itu mengangguk. "Maaf, saya harus memberitahu Anda bahwa kondisinya sangat serius. Kami sedang melakukan segala yang kami bisa untuk menyelamatkannya," ungkapnya dengan nada yang penuh empati.
"Aku tidak mau tau, selamatkan dia atau ku ratakan rumah sakit ini dengan tanah!!" Ancam Luis serius.
Ancaman serius Luis menggema di ruang tunggu UGD, menimbulkan keheningan sejenak di antara para staf medis yang sibuk. Wajah-wajah mereka memperlihatkan campuran antara kebingungan dan ketakutan.
Dokter yang sebelumnya bicara dengan Luis mengangguk paham. "Kami akan melakukan yang terbaik, Tuan," ucapnya dengan suara yang tenang, mencoba menenangkan Luis.
Namun, wajah Luis masih terlihat tegang, tak kunjung menerima alasan atau penjelasan apapun. Dia menatap tajam ke arah pintu ruang operasi, seperti mencoba menembus tembok untuk mengetahui kondisi Shea.
Sementara itu, perawat yang menyaksikan adegan itu dengan campur aduk antara kekhawatiran dan ketegangan. Mereka tahu betapa pentingnya pasien itu bagi pria di ruang tunggu, dan mereka juga merasakan tekanan dari situasi yang semakin tegang.
Tidak ada yang berani berkomentar lebih lanjut. Luis duduk dengan tegang, menunggu kabar tentang Shea dengan hati yang penuh kegelisahan. Waktu berlalu dengan lambat, dan setiap detik terasa seperti abad bagi Luis yang gelisah.
.
.
Luis mencari informasi apa yang terjadi pada Shea pada kru dan staf yang terlibat dalam pemotretan. Namun tidak ada yang bisa memberikan penjelasan secara pasti padanya. Karena tidak ada yang melihat langsung kejadiannya.
Mereka hanya mengatakan pada Luis jika Shea telah tak sadarkan diri dengan pecahan gelas yang berserakan di lantai. Mereka juga mengatakan jika dokter menemukan cairan racun berbahaya di dalam perutnya. "Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya Luis tanpa basa-basi.
"Tidak ada yang bisa memberikan penjelasan yang pasti, Tuan Luis," ungkap salah seorang kru dengan nada khawatir. "Kami hanya tahu bahwa dia tiba-tiba pingsan di lokasi pemotretan. Saya mendengar suara gelas pecah, tapi saya tidak sempat melihat langsung kejadian tersebut."
Luis mengangguk, menyerap informasi tersebut dengan cermat. "Apa yang terjadi setelah itu?"
"Saya langsung memanggil bantuan medis, Tuan. Dan sebelum tim medis tiba, kami menemukan pecahan gelas di sekitar tubuhnya," jelas kru tersebut.
Mendengar penjelasan itu, Luis menggenggam erat gagang pintu rumah sakit, mencoba menahan gelombang kekhawatiran yang melanda dirinya.
"Apakah dokter memberi informasi lebih lanjut tentang kondisinya?" tanya Luis lagi.
"Ya, Tuan. Mereka menemukan cairan beracun di perutnya, dan itu adalah penyebab pingsannya," tambah staf yang lain.
Luis menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri di tengah-tengah situasi yang semakin tegang. "Hm, jadi begitu," ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh amarah yang terpendam.
GYUTTT...
Dengan rasa marah yang menyala di dalam dirinya, tangan Luis mengepal kuat. Dia tidak akan membiarkan pelaku kejahatan ini lolos begitu saja. Dia pasti akan menemukan siapa pun yang bertanggung jawab atas keadaan Shea. Dan Luis bersumpah akan membalas perbuatannya puluhan kali lipat dari apa yang ia lakukan pada Shea. Luis, akan memberikan konsekuensi yang tak termaafkan padanya.
...🌺🌺🌺...
Dalam kegelapan ruangannya, Miranda terus mondar-mandir, langkah-langkahnya terdengar seperti desiran angin. Wajahnya terpancar kecemasan dan kepanikan yang tidak bisa dia sembunyikan.
Di dalam hatinya, dia merasa terkoyak oleh pertanyaan yang menghantui: apakah Shea masih bernyawa atau sudah menghadap kematian setelah meneguk minuman beracun itu?
Setiap detik terasa seperti tahun bagi Miranda, kekhawatirannya semakin membesar dengan setiap detik yang berlalu. Dia merasa berada dalam jurang kegelapan yang dalam, tidak tahu apa yang terjadi pada Shea, tidak bisa melakukan apa pun untuk membantunya. Hatinya terasa berat, terasa hampa dan gelap, karena kekhawatirannya merajalela dalam dirinya.
"Semoga dia mati dan lenyap dari dunia ini. Dengan begitu, tak ada lagi yang bisa menghalangi jalanku menuju kesuksesan."
Kata-kata itu bergema di ruangan gelap, mencerminkan kebencian yang dalam dan keinginan tak terucap untuk melihat seseorang lenyap. Miranda berbicara dengan suara gemetar, suaranya penuh dengan kebencian dan keserakahan yang tidak tersembunyi.
Dalam kegelapan, bayangan gelap menaungi ruangannya, menciptakan aura yang menakutkan. Kata-kata kebencian yang keluar dari bibir Miranda memenuhi ruangan dengan energi negatif, menggema di dalam keheningan yang menyelimuti.
Dia memandang kejauhan, seolah-olah melihat sebuah masa depan di mana dia menjadi satu-satunya penguasa. Hatinya dipenuhi oleh ambisi yang tidak terbatas, dan dia tidak akan berhenti sebelum dia mencapai puncak keberhasilan, apa pun konsekuensinya.
...🌺🌺🌺...
...BERSAMBUNG...