Sera dijual dan dipaksa tidur dengan seorang pria berkuasa di negeri ini, Saka namanya.
Setelah melalui malam panjang beberapa kali dengan Saka akhirnya Sera hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Penderitaan Sera semakin bertambah karena setelah melahirkan gadis itu ditinggalkan dengan kejam, Saka hanya menginginkan bayinya.
Lima tahun berlalu, Sera bangkit dan bekerja sebagai guru les private. Siapa sangka Sera dipertemukan oleh anaknya kembali tapi sayang anak itu justru memanggil ibu pada wanita lain.
Apa yang akan Sera lakukan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWMS BAB 19 - Sera is Pinokio
Tak lama setelah pemadaman listrik ternyata hujan turun dengan deras disertai angin yang kencang.
Udara yang sebelumnya panas berubah jadi dingin.
"Pakailah bajumu lagi!" pinta Sera pada Saka.
Perempuan itu kemudian mencari stok lilin yang berada di dapur. Sera segera menyalakan dua lilin, satu untuk dia bawa ke kamar, satunya untuk Saka.
"Kau harus menghemat daya baterai ponselmu, sepertinya listrik padam karena hujan badai," ucap Sera seraya meletakkan satu lilinnya di atas meja.
Saka tidak menanggapi karena dia memikirkan keadaan Chris, anak itu sangat takut dengan hujan. Dia pun meraih ponselnya dan mencoba menghubungi kepala pelayan.
"Iya, Tuan?" kepala pelayan langsung menerima panggilan dari tuannya.
"Periksa Chris di kamarnya!" perintah Saka.
Kepala pelayan segera pergi ke kamar Chris dan mengecek keadaan anak itu. Chris tampak tidur dengan gelisah karena mendengar suara guntur, saat kepala pelayan masuk, Chris terbangun dan memeluknya.
"Daddy..." Chris mencari Saka.
Dan Saka mendengar suara putranya itu.
"Daddy ada di sini!" seru Saka supaya Chris mendengar.
Chris mengambil ponsel kepala pelayan dan mencoba berbicara pada Saka. "Daddy, ada di mana?"
"Daddy ada urusan. Tidurlah lagi, ingat kata daddy keturunan Aldeguera tidak boleh punya rasa takut," ucap Saka memberi peringatan.
Sera yang mendengar itu mendengus kasar karena Saka berbicara seperti itu pada anak berusia lima tahun. Dia nekat duduk di samping Saka dan merebut ponsel lelaki itu.
"Tuan muda, ini saya," ucap Sera mengambil alih.
"Miss Sera?" tanya Chris.
"Iya, kebetulan saya dan tuan Saka sedang mendiskusikan masalah pelajaran anda," dusta Sera. Dia tidak mau Chris tahu siapa dia karena belum waktunya. "Ada apa, tuan muda? Apa ada yang mengganggumu?"
"Aku tidak suka suara hujan, aku ingin dipeluk daddy dengan dadanya yang besar itu," jawab Chris.
Sera jadi melirik ke arah sampingnya, kebetulan Saka belum mengenakan baju lagi jadi dada bidang besar yang dimaksud Chris, jelas terlihat.
Lumayan juga tubuh si iblis ini
Apa? Bicara apa aku tadi?
Terkutuk kau Sera!
Sera menggelengkan kepalanya dan mengusir bayangan dada besar itu dari ingatannya.
"Tuan muda bisa memeluk bantal atau guling dan bayangkan itu adalah tuan Saka. Apa tuan muda mau mendengar cerita dongeng lagi?" Sera mencoba mengalihkan perhatian Chris.
"Aku mau!" seru Chris seraya memeluk guling.
Dan Sera segera menceritakan dongeng anak-anak yang populer yaitu pinokio. Anehnya, seorang Chris tidak tahu dongeng seperti itu karena bukunya dari kecil hanya tentang materi pelajaran.
"Jadi pinokio hidungnya akan jadi panjang kalau berbohong?" tanya Chris yang selalu menunjukkan sisi polosnya pada Sera.
"Iya jadi tuan muda tidak boleh berbohong, okay." Sera akan menanamkan hal ini supaya Chris selalu berbicara jujur padanya.
Bersamaan dengan itu, baterai ponsel Saka habis karena lamanya Sera dan Chris berbicara, otomatis panggilan terputus.
"Oh, ya ampun. Aku harap Chris akan kembali tidur dengan tenang," ucap Sera seraya memberikan ponsel Saka kembali.
Saka menerima ponselnya dan bertanya. "Jadi, pinokio hidungnya akan jadi panjang kalau berbohong?"
"Jangan bilang kau tidak tahu cerita itu juga," balas Sera.
"Aku hanya ingin tanya padamu dan kau harus menganggap dirimu sebagai pinokio. Apa kau mencintaiku?" tanya Saka to the point.
Pupil mata Sera membesar mendengar pertanyaan itu.
"Tidak," jawab Sera cepat.
Saka menunjuk hidung Sera. "Hidungmu memanjang!"
go go semangat bertempur Sera😅