REINKARNASI??!
Percaya atau tidak percaya Lexia seorang wanita tangguh anggota SatCOBRA yang harus mati ditembak mati oleh musuhnya yang tidak lain adalah adik tirinya sendiri.
"Pesan terakhir? "
"Cepat bunuh. "
Dua tembakan tepat terkena jantung Lexia membuatnya seketika menghembuskan napas terakhirnya.
"Selamat jalan kakak." seringainya
Alih-alih bertemu dengan Tuhan, Lexiajustru bereinkarnasi ke sebuah Kerajaan bernama Aqualiors dan parahnya harus menempati raga seorang Putri yang lemah bernama Luciana . Putri Luciana yang memiliki seorang kembaran bernama Lauren namun, adiknya itu ternyata diasingkan karena kerajaan menganggapnya sebagai aib Kerajaan.
"Itu albino bukan penyakit! "
"Jika aku menang, menikahlah denganku."
"Kau curang. " gertaknya
Cerita sendiri, dilarang keras plagiat dalam bentuk apapun!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZAHRALIA15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Pria Aneh
...SELAMAT MEMBACA...
...*...
...*...
...*...
Keesokan paginya
Matahari sudah mulai menampakan cahaya emas keagungannya. Luciana pun terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya saat melihat wajah pria yang semalam ia tolong tidur di samping nya.
Luciana segera bangkit dan menjauh. Terlihat pria itu mulai terusik tidurnya. Terbukalah mata yang menampilkan bola mata berwarna hitam pekat dengan sorot mata tajamnya.
Dia terbangun saat Luciana tengah sibuk mematikan lampu sumber penerangannya. Dirinya harus menghemat baterai agar bisa bertahan lama.
"Kau sudah bangun ternyata. " ucap Luciana
"Jika begitu aku akan pergi sekarang, sampai jumpa. " Luciana berjalan menjauhi pria itu begitu saja.
"Tunggu."
Luciana terus berjalan meninggalkan pria yang masih bertelanjang dada itu. Urusan penyembuhan darinya sudah selesai, sekarang sudah bukan lagi urusannya. Yang terpenting dirinya sudah mengobati nya.
Terdengar suara langkah kaki dari arah belakang, Luciana berbalik badan, " Kenapa kau mengikuti ku?! "
"Bertanggungjawab lah nona, anda telah merobek pakaianku! Sekarang aku kedinginan, bagaimana bisa aku kembali dengan keadaan seperti ini. " tekan pria itu
"Aku tidak peduli. "
Luciana berbalik untuk melanjutkan langkahnya namun terhenti ketika benda dingin nan runcing bertengger di lehernya. Pria itu menodongkan pedang kearahnya dari arah belakang.
"Bertanggungjawab atau mati?! " geramnya dengan nada rendah.
Suasana menjadi tegang. Luciana berbalik badan menatap pria itu hingga ujung mata pedang menggores sedikit lehernya. Hanya sedikit namun berhasil menimbulkan rasa perih.
"Jauhkan pedangmu dari leherku! "
Pedang itu menghilang entah kemana, Luciana menatap luka didada pria itu yang tertutup perban. Sepertinya sudah mulai mengering.
"Gadis mesum! "
Luciana mengalihkan pandangannya dari objek yang sedari tadi ia tatap, padahal matanya hanya menatap luka disana ,bukan kearah perut kotak-kotak itu. Luciana tidak terlalu tertarik melihatnya.
Luciana merogoh barang bawaannya, terpaksa ia memberikan jubah anti peluru buatannya pada pria asing itu.Kenapa sangat merepotkan sekali! Seharusnya tadi malam ia tinggalkan saja pria itu disana agar mati dimakan hewan buas!
"Pakailah."
Pria itu menerimanya dan segera memakainya, sangat pas. Karena memang ia sengaja membuat jubah itu sedikit lebar.
"Aku harus pergi tuan jangan mengikuti ku! " decak Luciana
"Siapa yang mengikutimu gadis kecil! Arah tujuan kita sama kearah selatan. " ujar pria itu
Akhirnya Luciana pasrah dan terus berjalan berdampingan bersama pria asing itu.Sudah hampir setengah hari keduanya berjalan membelah lebatnya hutan, " Hutan apa ini? " gumam Luciana
"Hutan Eleusis. " jawab pria itu
Luciana mengangguk atas jawaban yang diberikannya. Berarti arah tujuannya telah sama dengan petunjuk dari pangeran Emillio.
Mereka berdua berjalan menyusuri hutan, suasana yang tadinya masih terasa sejuk kini mulia panas seiring naiknya matahari. Walaupun pepohonan disini lebat namun udara disekitar nya masih bisa terkena sinar matahari.
Lelah itu yang keduanya kini rasakan. Luciana berniat menghentikan langkahnya untuk beristirahat merenggang kembali otot-otot kakinya.
"Makan lah. "
Pria itu memberikan sebuah buah berbentuk seperti buah pir . Luciana menerimanya dan tanpa basa-basi langsung memakannya. Pria itu menatap Luciana dengan intens.
"Siapa namamu? " tanya pria itu
"Lexia."
"Ohhh... "
"Kau? "
Pria itu terdiam sejenak, " Leatan. "
"Namamu seperti dari keluarga kerajaan" ucap Luciana asal.
"Kau juga. "
"Apa? " bingung Luciana
"Bukan apa-apa. "
"Kenapa gadis kecil sepertimu bisa sampai di hutan ini hanya seorang diri?? " tanya pria bernama Leatan mengalihkan pembicaraan.
"Hanya bermain. " jawab Luciana sibuk memakannya buah.
"Lalu kau sendiri? " tanya Luciana
"Em-"
Srek.srek.srek....
Terdengar suara banyak orang yang sepertinya tengah memanggil seseorang. Pria bernama Leatan itu berdiri dari duduknya.
"Aku harus pergi. Sampai jumpa gadis mesum!! "
"Ku pastikan jika kita bertemu kembali. Aku akan meminta pertanggungjawaban mu saat itu juga!! "
Setelah mengatakannya, pria itu langsung berlari menuju kearah selatan meninggalkan Luciana yang menatapnya dengan keryitan bingung.
Pria itu sedikit aneh.
Luciana mengedikkan bahunya tidak ingin diambil pikiran. Gadis pemberani itu berdiri dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Hanya butuh sekitar beberapa ratus meter lagi dari sini, target Luciana ia sudah sampai di sebuah perkampungan sebelum menjelang malam.
Sementara di kediaman pangeran Emillio, lalaki itu sudah menerima dan membaca surat dari Luciana. Dengan pandangan datar menatap kearah jendela.
Luciana benar-benar pergi sendirian. Padahal yang Emillio inginkan Luciana pergi dengan membawa beberapa pengawal namun dengan beraninya gadis itu pergi sendirian.
Panik bercampur khawatir menjadi satu.
"Surat dari siapa yang tengah kau baca? "
Pangeran Albert masuk kedalam kamarnya di paviliun Matahari. Pangeran Emillio menatap kakanya dengan datar tanpa ekspresi.
"Ada apa? "
"Luciana pergi dari istana. " jelas pangeran Emillio
Terlihat jelas raut tekejut di wajah pangeran Albert namun lelaki itu kembali menormalkan ekspresi nya.
"Gadis nakal!! " geramnya
"Aku akan menyuruh beberapa prajurit untuk mencarinya! "
"Tidak perlu. " cegah pangeran Emillio
"Apa maksudmu?? " tanya pangeran Albert
"Apa kau tidak berpikir apa alasan Luciana pergi kak?! Dia sedang mencari ibu dan Lauren! " geram pangeran Emillio
Pangeran Albert terdiam setelah mendengar perkataan dari adik laki-laki nya itu. Apakah benar Luciana rela kabur dari istana hanya untuk mencari ibu dan kembarannya??
Albert sungguh sedikit tidak menyangka gadis lemah lembut lembut itu bisa bertindak seberani ini. Dirinya saja tidak bisa bertindak seberani dirinya karena suatu alasan. Memberontak? Sempat terbesit pikiran seperti itu, namun lagi-lagi ia tepis.
"Berapa banyak prajurit yang dia bawa? " tanyanya
"Tidak ada. "
Lagi-lagi pangeran Albert tersentak kaget mendengarnya, selain berani dia juga gila! Bagaimana bisa seorang putri sepertinya pergi seorang diri! Benar-benar mencari mati!
"Aku akan memerintahkan prajurit untuk mencarinya! "
Pangeran Albert berjalan keluar namun langkahnya terhenti saat sebuah ucapan menohok relung hatinya yang paling dalam.
"Jika begitu, berarti kakak tidak ingin bertemu dengan ibu."
"A-apa maksudmu! "
"Jika kau mencari Luciana sama saja kau membiarkan ibu menderita bukan?" tanya pangeran Emillio menatap Albert datar.
"Jaga bicaramu!! "
"Bagaimana bisa seorang perempuan pergi sendirian tanpa membawa seorang prajurit satu pun!Dia mencari mati! Bukan berhasil membawa kembali justru dia yang akan mati!!"
"Jaga bicaramu!! " bentak pangeran Emillio
"Jangan sekali-kali kau mencampuri urusan Luciana! Kemana saja kau selama ini hah??! Kenapa disaat seperti ini baru saja khawatir!!!"
Pangeran Albert menatap pangeran Emillio datar, "Baiklah jika begitu biarlah dia mati saja!"
"Jangan biarkan seorang pun tau!! " teriak Emillio saat sebelum tubuh pangeran Albert terbenam dibalik pintu.
Pria itu menatap kepergian kakaknya dengan pandangan dingin, jujur saja didalam dirinya juga sangat menginginkan untuk menjemput dan mencari keberadaan Luciana. Namun.. Luciana sudah berpesan dan berjanji padanya untuk kembali dengan selamat, tidak mungkin Luciana akan mengingkarinya.
Saat ini yang perlu ia lakukan ada melaksanakan semua pesan tersirat pemberian Luciana itu dan berdoa untuk keselamatan adiknya.
Letak keberadaannya yang sangat jauh dari pusat kota, Luciana pasti akan melewati hutan belantara sebelum sampai di wilayah kerajaan tetangga. Khawatir? Tentu saja.
Beberapa hari sebelumnya dirinya telah memberikan sebuah ramuan dan sebuah belati untuk keperluan penjagaan kepada adik perempuan nya.
Semoga adiknya baik-baik saja.
...To be continued......
...SEBELUM BACA NEXT CHAPTER, TINGGALKAN JEJAK DULU YA READERS....
semangat thor