NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menginap (bagian 1)

Happy reading...

Langit semakin gelap, dengan intensitas hujan yang semakin lebat. Saat ini baru pukul enam sore namun suasana sudah seperti malam yang mulai larut.

Siang tadi, pembicaraan mereka terpotong oleh kehadiran Arif. Pemuda itu basah kuyup karena memaksakan diri menerobos derasnya hujan di luar sana.

"Mbak, duduk di sini. Jangan di situ, anginnya kencang."

Putri menoleh, dan menghampiri Arif yang duduk di sofa sambil menonton tv.

"Obatnya sudah di minum?"

"Malas ah. Kak Alby berlebihan, mentang-mantang dokter. Dikit-dikit ngasih obat." Gerutunya, kemudian ia beberapa kali bersin.

"Tuh kan, kamu jadi flu. Kakakmu bukan berlebihan, tapi perhatian."

Putri menempelkan punggung tangannya di kening Arif, kemudian ia melakukan hal yang sama pada keningnya dan mengulanginya lagi pada kening Arif. Bertepatan dengan Alby yang keluar dari kamarnya. Saat melewati ruang tv, Alby mendelik dan berlalu ke ruang makan.

"Aduh, kok Arif jadi pusing ya. Kepala rasanya berat, coba sebelah sini Mbak, anget kan?" Ujarnya yang memegang tangan Putri agar meraba bagian lehernya.

"Iya, hangat. Sepertinya kamu demam," gumam Putri.

"Kompresin dong, Mbak. Please..."

"Ya sudah, Mbak ambil dulu air hangatnya. Ada saputangan nggak?"

"Ada di laci lemari."

Putri memposisikan bantal sofa dan meminta Arif berbaring. Ia kemudian berlalu hendak menyiapkan air hangar untuk mengompres.

"Itu untuk apa?" tanya Alby datar.

"Arif demam. Aku mau mengompresnya," sahut Putri pelan.

"Apa? Nggak usah, biar aku yang memeriksanya." Sahutnya, lalu berjalan menghampiri Arif.

"Kenapa obatnya nggak diminum? Duduk," pinta Alby dengan nada ketus.

"Arif mau di kompres, Kak. Awas ah, ganggu aja. Sini, Mbak." Gerutunya.

"Heh, sejak kapan kamu jadi manja." Deliknya. Alby meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju ruangannya. Tidak lama kemudian pria itu keluar dengan kotak putih seperti kotak P3K.

"Ambilkan air minum untuk dia, Put."

Putri mengangguk pelan dan berjalan ke ruang makan.

"Apaan sih ini, memangnya kamu bayi atau anak-anak." Dengusnya sambil mengambil sapu tangan basah dari kening Arif dan diletakkan kembali di baskom kecil.

"Arif kan demam, Kak. Kak Alby jadi dokter kok galak sih? Yang ada nanti pasiennya pada kabur," ujar Arif kesal.

"Kalau pasiennya kolokan seperti kamu ya biarkan saja kabur," sahut Alby sambil memeriksa adiknya dengan stetoskop.

Tanpa mereka sadari, Putri menatap kagum pada Alby. Pria itu nampak cool dengan caranya yang seperti itu.

Alby pasti cocok sekali kalau sedang memakai jas dokter dengan alat itu menggantung di dadanya, batin Putri.

"Mbak, Mbaak! Hujan angin begini, senyum-senyum sendiri. Kesambet ya?" tegur Arif.

"Nggak, Mas. Saya nggak kesambet," sahut Putri gugup.

"Bawel kamu. Minum obatnya, lalu tidur di kamar!" titah Alby tegas.

"Arif kan lagi di kompres." Protesnya.

"Nggak usah. Ada obat penurun panas di situ. Cepetan minum!"

Mau tak mau, Arif menelan dua butir pil yang diberikan kakaknya.

"Udah? Sana ke kamar."

"Tapi Arif mau nonton, Kak."

"Di dengar nggak?" Tatapan Alby terlihat mengintimidasi.

"Iya, iya... bawel." Deliknya.

Alby terlihat lega mendengar suara pintu kamar yang ditutup kasar oleh Arif.

"Kamu keterlaluan, Al. Arif itu sedang sakit," protes Putri.

"Dia sengaja cari perhatian kamu, Put."

"Tapi kamu juga tahu kan kalau dia memang sakit."

"Aku sudah beri dia obat, jadi biarkan saja. Nanti malam aku periksa lagi."

Putri menghela nafasnya dan hendak berlalu menyimpan baskon air.

"Sini dulu," pinta Alby menarik pelan lengan Putri.

"Ada Arif, Al."

"Anak itu sebentar lagi juga tidur," sahut Alby yang kini mendekap Putri yang duduk di sampingnya.

"Kalau keluar?"

"Nggak akan, sebentar saja." Pintanya.

Putri membuang pelan nafasnya. Setelah sekian lama, ia berada dalam dekapan Alby lagi. Ia belum yakin dengan perasaannya saat ini. Ada perasaan khawatir, mungkin saja ini sebuah kesalahan.

"Kenapa? Dari tadi kudengar kamu mengehela nafas terus."

"Benar kamu nggak punya payung, Al?"

"Enggak. Aku belum pernah beli payung. Menginap saja di sini ya." Pintanya.

"Tapi nanti ibu khawatir, Al."

"Ya sudah, nanti malam kalau hujannya reda, aku antar kamu pulang."

"Kalau nggak reda?"

"Ya berarti kamu menginap. Memangnya kamu nggak kangen sama aku?" tanya Alby dengan sorot mata yang menggoda.

"Aku nggak bisa, Al." Tolaknya pelan. Putri menjauhkan wajah Alby yang hendak mencium lehernya.

"Kenapa?" tanya Alby kecewa.

"Sekarang ada Alfi diantara kita. Sudah bukan hanya aku dan kamu lagi. Bagiku, sekarang dia adalah segalanya."

"Lalu, apa maksudmu?"

"Kita hanya akan kembali bersama, jika Alfi menghendakinya," tegas Putri.

"Tapi, Putri..."

"Aku bisa bertahan selama ini hanya demi dia dan ibu. Jadi mengertilah," pinta Putri sambil melepaskan tautan tangan Alby.

Putri beranjak dari duduknya meninggalkan Alby yang memberinya tatapan bingung sekaligus kecewa.

"Halo, Bu! Iya, Bu. Putri baru bisa pulang kalau hujannya sudah reda."

"Memangnya rumah majikanmu di mana, Put? Biar ibu ke sana jemput kamu sambil membawakan payung. Di blok apa?"

Putri terdiam sejenak. Ia bingung harus menjawab apa. Ia tidak ingin kalau sampai ibunya bertemu Alby sekarang. Putri menoleh pada Alby, pria itu sedang fokus pada ponselnya.

"Di luar gelap, Bu. Hujannya juga sangat deras. Ibu nggak usah ke sini. Nanti Putri pasti pulang kalau hujannya sudah reda."

"Di rumah itu ada siapa aja, Put. Majikanmu belum menikah kan? Apa sekarang kamu hanya berdua sama dia? Ibu takut terjadi yang tidak-tidak sama kamu, Put."

"Ada adiknya di sini, Bu. Jadi tidak cuma berdua. Ibu jangan khawatir. Pak Dokter baik kok orangnya. Mana mau dia gangguin pembantu seperti Putri."

"Kalau begitu, kamu menginap saja di sana. Ada kamar kan? Ibu khawatir kalau hujannya tidak reda sampai besok pagi."

"Lihat nanti saja ya, Bu. Alfi sedang apa? Sepertinya ada anak-anak di rumah."

"Iya, ada Acil sama Pipin. Mereka sedang main gambar."

"Oh, ya sudah. Putri tutup ya, Bu. Alfi tidurnya jangan terlalu malam."

"Iya, Put. Hati-hati di sana."

Putri tertunduk lalu menatap ke luar dari balik kaca jendela. Kilatan petir semakin menciutkan nyalinya.

"Sepertinya ini masih lama." Gumamnya.

Suara dari arah meja makan mengagetkan Putri. Alby sedang menuangkan air minum dan menarik kursi kemudian terduduk dan meminumnya.

"Al, sepertinya aku akan menginap." Ucapnya datar.

Sontak saja Alby tersedak. Pria itu terbatuk-batuk kemudian berdehem dan melanjutkan meminum air dari gelasnya.

"Nggak apa-apa kan?"

"Ya... ya nggak apa-apa." Sahutnya gugup.

"Aku tidur di kamar mana? Yang itu berarti ya?" Tunjuknya pada kamar di sebelah kamar Arif.

"Iya, kamu tidur di sana saja. Atau mau di kamarku juga boleh." Ujarnya entah serius atau hanya berniat menggoda.

Putri mengulumkan senyum sambil mendelik pada pria yang sedang menatapnya penuh harap.

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!