Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kehangatan
Di sebuah kamar rawat inap, terlihat bayi kecil tengah tertidur dengan alat bantu medis di seluruh tubuhnya, bayi tak berdosa itu tertidur dengan pulas nya, membuat seorang pria yang melihat dari balik kaca meneteskan air mata.
Bayi kecil itu Nataniel putra Pratama Wijaya, putra pertama Rama putra Wijaya co- CEO dari Wijaya group.
"Uncle dedek bayi itu capa?"Tanya Divan yang masih setia di gendongan Rama, membuat Rama kembali teringat kehadiran bocah kecil yang sedang menemaninya.
"Bayi itu anak uncle"Jawab Rama dengan tersenyum, membuat Divan terkejut.
"Ohhh, kenapa dedek bayi ada di situ, kacian uncle sendilian, ental Nangis"ucap Divan membuat air mata Rama mengalir semakin deras.
Pria itu merutuki dirinya sendiri, dia merasa Gagal menjadi seorang ayah, hingga membuat sang anak bersama dengan ibu gilanya itu.
"Uncle Ndak Bokeh nangis, ental Divan sama dedek bayi sedih"Ucap Divan mencebikan bibirnya sebagai tanda dia akan menagis.
Rama pun tersenyum, dia mengelus puncak kepala sang bocah dan membawanya duduk di sebuah kursi tunggu, di saat seperti ini Divan mampu memainkan perannya, bocah kecil itu berceloteh tiada henti hingga mampu membuat sang paman tertawa kembali.
"Emang Divan mau punya papa baru?"Tanya Rama mengintrogasi sang bocil.
"Mau tapi yang handsome sama kaya"Jawab sang bocah dengan wajah imutnya.
"Lah kenapa begitu?"Tanya Rama mencoba mengkorek lebih dalam.
"Kalna hidup butuh uang bukan sayang"Satu ucapan Divan keluar dari mulut nya, membuat Rama tertawa ngakak mendengar kriteria ayah dari Bocah kecil ini.
"Bagus, Divan mau papa Nino jadi papa Divan?"Tanya Rama.
"Mau papa Nino handsome, punya mobil banyak"Jawab Divan menunjukan lima jari ketika menyebut kata mobil, lagi-lagi disambut tawa oleh Rama.
Setelah obrolan panjang dengan Divan, Bocah kecil mulai ngantuk dan memilih tidur di pangkuan Rama, sunyi malam dan dingin nya AC rumah sakit, membuat Rama mau tak mau pulang ke rumah, untuk mengistirahatkan diri nya dan Divan.
Namun sebelum dia beranjak, otak nya mengingat tidak adanya vanesa ataupun orang suruhannya, membuat dia berfikir inilah saat yang tepat membawa sang anak menjauh dari wanita gila itu.
Dia pun segera menidurkan Divan di bangku dengan berselimutkan Hoodie miliknya, dengan cepat dia menghubungi para anak buahnya menyiapkan semuanya, tak lupa dia juga menghubungi dokter agar mengawal kesehatan sang anak, saat dia memindahkan bayi kecil itu.
"Bertahanlah sayang, papa janji akan mengakhiri penderitaan ini"Ucap Rama dengan menatap ke dalam ruangan dari balik kaca.
.
.
.
.
.
Angin malam yang dingin, ditambah Rintih hujan deras membuat syahdu Susana malam ini, di sebuah kamar kecil terlihat seorang pria tengah tersenyum, dengan mata menatap langit langit kamar.
Dia mengingatkan ketika pipi mulusnya berubah merah merona, ketika tak sengaja dengan bibir seksi milik sang wanita.
Ciuman itu ciuman pertama kalinya untuknya, membuat sang pria gugup, hingga mengeluarkan darah segar dari hidung.
"Mah, dia sangat mirip mamah, dia cantik, baik, lembut sangat mirip bukan, dia juga ditinggalkan suaminya mah, seperti papah meninggalkan kita"Ucap Nino dengan mata menatap langit langit kamar, seolah berbicara dengan seseorang dari atas sana.
"Dia memiliki anak laki laki, lucu banget seperti Nino saat kecil, nama anak itu Divan mah, diawal ketemu dia manggil Nino dengan sebutan papa, apa itu pertanda kalo Nino berjodoh dengan ibunya, ohhh yaa Nino lupa memberitahu namanya, nama perempuan itu Risa mah, doakan semoga Nino dan dia berjodoh yaa mah, mamah yang tenang disana Nino sudah bahagia disini, good night mah"Ucap Nino dengan melambaikan tangan ke atas, seolah olah berpamitan.
Tanpa Nino sadari, ada seorang wanita tengah menangis tersedu-sedu di balik pintu kamarnya, wanita itu Maria Wijaya adik kandung dari mamah Nino yang sudah tiada.
Dia lah sosok ibu pengganti untuk sang keponakan, dari kecil dia mendidik dan merawat Nino dengan penuh kasih sayang, hingga dia bisa besar seperti ini.
Menjadi sosok Tante sekaligus ibu, Maria merasa terpukul dengan ucapan Nino, yang tak Sengaja dia dengar ketika akan memasuki nya.
Tok tok tok.
"Nin apa kamu sudah tidur?"Panggil Maria setelah membersihkan air matanya, membuat Nino yang akan memejamkan mata terbangun kembali.
"Bentar Tan"Sahut Nino beranjak dari tidurnya membukakan pintu untuk Maria.
"Kenapa Tan?"Tanya Nino melihat Maria berdiri di depan pintu kamarnya.
"Itu tadi mamah sama bude Retno buat soto, ayo cobain sambil nonton film kesukaan om"Ucap Nino mengajak Nino untuk makan bersama, meskipun waktu menunjukkan pukul tengah malam.
"Wow Terminator"Ucap Nino yang juga suka dengan film Hollywood itu.
Dia pun segera menuju ruang keluarga, yang telah hadir Risa, bude Retno, dan Anton, membuat kesan ramai malam hari ini.
"Sini nak Nino, ini bude sudah siapin soto sama coffe buat nemenin kita nonton"Ucap bude Retno dengan menyiapkan makanan tepat di hadapan Nino.
Acara nonton bareng pun dimulai ketika film di putar, Susana mendadak hening hanya di isi dengan suara televisi, namun semua itu berubah dengan obrolan, dan dentingan mangkok berbenturan dengan sendok, ketika iklan terpaksa memotong nobar mereka.
Suasana inilah yang sangat di idamkan oleh Maria, Anton dan Nino, Susana yang penuh dengan kehangatan, namun sayang tiada Divan dan Rama di antara mereka, yang akan menambah suasana ramai dengan celoteh dua pria tersebut.
.
.
.
.
.
Hampir sama dengan kediaman Risa, kini Divan dan Rama tengah asik melihat bayi mungil, yang tertidur pulas di tengah tengah mereka, bayi itu kini sudah di villa milik Rama, dengan berbagai peralatan canggih masih menempel di tubuh mungilnya.
"Dedek bayi nya lucu Ivan suka"Ucap Divan dengan menoel - Noel hidup mancung bayi yang bernama Natan itu.
"Besok kalo dedek bayi nya sudah sembuh, kita jalan jalan bareng ok"Ucap Rama membuat Divan segera mengagukan kepala nya dengan antusias.
"Oce Oce, janji yaa?"Tanya Divan dengan wajah imutnya.
"Janji, tapi Divan juga janji yaa, jangan bilang siapa siapa kalo uncle punya dedek bayi"Ucap Rama memperingatkan sang bocah untuk menjaga rahasia ini.
"Heeh, janji"Jawab Divan kembali mengagukan kepala.
"Good boy, sekarang makan dulu yok, uncle lapar"Ajak Rama disambut dengan rentangan tangan dari Divan, membuat Rama mau tak mau menggedong bocah kecil itu.
Mereka berdua segera turun kelantai bawah, disana Susana sangat ramai, terlihat belasan bodyguard sedang berjaga disana, terlebih Rama juga menyewa dokter dan perawat khusus, untuk mengontrol kesehatan sang baby, membuat satu villa terasa sangat penuh.
"Uncle Ivan takut sama om itu"ucap Divan menenggelamkan wajahnya di dada Rama, dengan tangan menunjuk pria bule berbadan besar penuh dengan Tato itu.
"No boy, dia baik kok dia asisten pribadi uncle, coba kenalan"Ucap Rama membujuk sang bocah.
Pria itu nampak mendekat ketika mendengar ucapan Rama dan Divan, dia mencoba mengambil hati keponakan boss nya itu dengan satu buah hot wels.
"Hay boy, om punya mobil mobilan apa kamu mau?"Tanya pria itu membuat Divan meliriknya.
"om endak jahat?"Tanya Divan dengan polos.
"No, kenalkan nama om citak nama kamu siapa?"Tanya pria itu lagi dengan ramah.
"Nama ku Divan om cicak"Jawab Divan dengan wajah imutnya membuat semua orang tertawa dengan tingkah absurd bocah itu.
next
jangan lupa like coment and faforit