Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Baju Tidur
Sementara Dania melepaskan pakaiannya, Daniel memilih menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya di sana. Setelah berhasil melepaskan gaun pengantin yang ekstra berat serta menyusahkan itu, Dania pun segera menyingkirkannya.
"Seandainya aku yang disuruh memilih, mungkin aku tidak akan memilih gaun itu. Sudah berat, menyusahkan pula! Ya, walaupun aku akui itu adalah gaun pengantin paling spektakuler yang pernah aku lihat," gumam Dania sembari memilih pakaiannya yang ada di dalam koper miliknya.
Tidak berselang lama, Daniel keluar dari kamar mandi dengan aroma wangi yang semerbak memenuhi ruangan kamar yang luas itu. Dania sempat terdiam sambil memperhatikan wajah tampan Daniel dengan rambut hitam legam yang setengah basah. Tubuhnya yang putih mulus serta perut yang six pack, membuat lelaki itu terlihat begitu sempurna.
"Ya, Tuhan!" Dania bergumam sambil menelan saliva. "Dia begitu sempurna--" Belum habis Dania bergumam, tiba-tiba sebuah handuk basah melayang tepat di wajahnya. Sebuah handuk yang digunakan Daniel untuk mengeringkan rambut indahnya.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu, ha? Memangnya aku kue brownies? Tuh, lihat ilermu menetes," ketus Daniel yang akhirnya menyadari bahwa saat itu Dania menatapnya dengan tatapan tidak biasa.
Dania menyingkirkan handuk itu dari wajahnya dengan kasar. Ia mendengus kesal sembari melemparkan handuk basah itu ke keranjang pakaian kotor. "Bukan seperti kue brownies, Tuan. Tetapi lebih tepatnya seperti semur jengkol!" gumam Dania yang masih bisa didengar dengan jelas oleh lelaki itu.
"Apa kamu bilang! Semur jengkol?" pekiknya dengan mata melotot.
"Ah, tidak, Tuan! Aku cuma bercanda," sahut Dania sembari berlari kecil menuju kamar mandi dan membiarkan Daniel yang masih menggerutu kesal di dalam ruangan itu.
"Ah, telinganya tajam sekali! Aku kira lelaki itu tidak akan mendengar ucapanku. Huh, ternyata aku salah. Untung aku tidak sempat digeprek olehnya," ucap Dania sembari menggantung pakaian yang baru saja ia ambil dari kopernya.
Sebelum memulai ritual mandinya, Dania memperhatikan kamar mandi pribadi milik Daniel. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil berdecak kagum.
"Ya, Tuhan! Lihatlah kamar mandinya, ck ck ck! Bolehkah hiasan berwarna gold itu kubawa pulang dan ku persembahkan kepada Ayah agar ia bisa mengganti mobil bututnya yang sudah berkarat itu?" gumam Dania sambil tertawa renyah.
Sementara Dania sibuk mengagumi kamar mandi milik Daniel, ternyata lelaki itu masih sibuk menggerutu sambil mengenakan piyama tidurnya.
"Dasar gadis aneh! Masa aku disamakan dengan semur jengkol! Memang apa yang ia pikirkan tentang aku? Apakah aku bau?" Daniel tertawa sinis. "Tidak mungkin! Bahkan selama hidupku, aku tidak pernah tahu bagaimana bau keringatku," lanjutnya.
Setelah selesai mengenakan piyama tidurnya, Daniel pun segera naik ke atas tempat tidur dan duduk berselonjor dengan punggung bersandar di sandaran tempat tidur. Lelaki itu memasang kacamata baca serta laptop yang terletak di atas nakas.
Ketika Daniel sedang asik bersama laptopnya, Dania yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya, segera keluar dari kamar mandi. Dania terlihat lebih segar. Wajah polosnya terlihat lebih manis dengan rambut hitam panjang yang tergerai indah.
Mendengar pintu kamar mandi yang terbuka, Daniel segera menoleh ke arahnya. Lelaki itu tersentak kaget saat melihat penampilan Dania saat itu. Bahkan laptop yang berada di pangkuannya pun terjatuh ke samping.
"Astaga! Kamu mengagetkan aku! Kenapa kamu berpakaian seperti itu, ha?" pekiknya dengan mata membulat.
"Loh! Memangnya ada yang salah, ya?" Dania menautkan kedua alisnya sambil memperhatikan penampilannya saat itu. Ya, Dania tetaplah Dania. Gadis dengan sejuta kesederhanaannya. Gadis itu mengenakan baju daster favorit emak-emak yang ternyata juga menjadi favorit gadis itu.
"Baju apa itu yang kamu kenakan? Heh, gadis aneh! Para pelayanku saja tidak mengenakan pakaian yang seperti itu! Kenapa kamu malah mengenakannya! Di mana aku akan meletakkan wajahku jika ada seseorang yang melihatmu seperti ini?" ketus lelaki itu lagi dengan wajah anehnya menatap Dania.
Dania memasang wajah malas. Dengan begitu yakin Daniel berkata seperti itu. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana penampilan para pelayannya ketika di malam hari. "Baiklah, Yang Mulia. Sekarang aku harus mengenakan baju apa?" Dania tidak kalah kesal. Berdebat pun tidak ada gunanya. Pasti lelaki itu akan memenangkan perdebatan mereka.
"Lihatlah di lemari pakaian! Semua pakaianmu sudah tersedia dari A sampai Z!" sahut Daniel sembari menunjuk ke arah lemari pakaian dengan ukuran yang begitu besar, berdiri kokoh di salah satu sudut ruangan itu.
Tanpa bertanya lagi, Dania pun bergegas menghampiri lemari pakaian tersebut. Dania membelalakkan matanya setelah pintu lemari terbuka. Apa yang dikatakan oleh lelaki itu benar adanya. Berbagai pakaian sudah tersedia di sana, dari A sampai Z.
Namun, ada satu yang Dania tidak suka. Pakaian tidur yang harus ia kenakan bukanlah piyama, melainkan lingerie seksi pemikat hati para lelaki. Dania tidak mengerti mengapa di antara banyaknya lingerie yang berjejer, tak ada satupun yang terlihat lebih sopan.
Karena lingerie itu terlihat sama saja, Dania pun meraih salah satu lingerie secara acak kemudian bergegas mengenakannya saat Daniel kembali fokus pada layar laptopnya. Setelah mengenakan lingerie tersebut, Dania pun kembali menghampiri tempat tidur sambil memeluk tubuhnya. Ia mencoba menutupi bagian-bagian terlarang yang terlihat dengan sangat jelas.
"Bagaimana dengan ini?" tanya Dania dengan ragu-ragu kepada Daniel.
Daniel kembali menoleh. Lelaki itu kembali terperanjat melihat penampilan Dania. "Kamu ingin menggodaku, ya?!" pekiknya lagi sambil melotot tajam. Namun, tonjolan di leher lelaki itu tidak bisa berbohong. Benda itu terlihat turun naik ketika menyaksikan kemolekan tubuh Dania.
...***...
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏