Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gilang belajar sholat
Setelah selesai dari sekolah ia memacu motor besinya dengan perlahan menuju perumahan tempat Alisa tinggal.
Gilang tersenyum sesekali juga terkekeh mengingat tingkah Lana yang menggemaskan menurutnya. Ia jatuh hati pada putra Alisa sejak pertama kali bertemu dengan nya sama seperti ibunya.
Jatuh cinta pada pandangan pertama..
Jatuh hati pada pandangan pertama..
Sungguh menyenangkan ...
Sesekali Gilang bersenandung sambil terus memacu motor besinya menuju rumah Alisa.
Gilang bersenandung dengan indahnya.. suara mesin motor menyatu dengan suara alunan lagu dari Gilang menambah keseruan untuk dirinya.
Dengarlah bintang hatiku
Aku akan menjaga mu
Dalam hidup dan mati ku
Hanya kaulah yang ku tuju
Dan teringat janjiku padamu
Suatu hari pasti akan ku tepati
Aku akan menjagamu
Semampu dan sebisaku
Walau kutahu ragamu tak utuh
Ku trima kekurangan mu
Dan ku tak akan mengeluh
Karena bagiku engkaulah nyawaku
Huuuuuuuu
Huuuuuuuu
Ia terus bersenandung sampai tak terasa ia sudah berada dirumah Alisa. Kebetulan saat itu Lana akan keluar bersama Ira untuk kepasar mereka berpapasan dengan Gilang yang baru saja datang.
''Om Gilang..!!'' Lana berlari mendekati nya Gilang yang baru saja sampai membuka helm full face nya dan tersenyum pada Lana dan juga Ira.
''Abang mau kemana??''
''Abang sama kakak mau kepasar kebetulan stok barang untuk jualan besok sudah habis..'' ucapnya
''Loh biasanya kan yang belanja Mak Abang.. emang Mak kemana??'' tanyanya heran
''Oh Mak ada kok Om, tuh lagi nidurin adek yang rewel tak tau kenapa nangis terus dari tadi..'' tunjuknya kedalam rumah dimana terdengar suara bayi menangis
''Oh ya sudah.. tunggu dulu Om mau masuk sebentar ya lihat adek mana tau nanti adek diam kalau sama Om.. Abang sama kakak tunggu Om ya.. biar nanti Om yang antar kalian kepasar ayo kita masuk dulu kasihan tuh adek nangisnya kenceng banget..'' Lana pun mengangguk mereka bertiga masuk kerumah Alisa.
Gilang yang mendengarnya pun tak tega, Gilang membuka sepatunya dan masuk kedalam rumah. Gilang melihat Alisa yang kesusahan untuk menidurkan Annisa timbul rasa haru dihati Gilang melihat Alisa yang begitu sabar menghadapi anaknya yang sedang rewel.
Gilang mendekat dan mengucapkan salam.
''Assalamualaikum mbak .. adek kenapa??'' tanyanya sedang yang ditanya menjawab tapi tidak berbalik karena sedang mencoba menyusui Annisa kembali.
''Waalaikum salam.. sayannngg.. anak Mak.. adek kenapa nak?? biasanya anteng aja boboknya.. disusui nggak mau.. adek mau apa sayang..'' alisa berbicara pada anaknya sambil menggoyang goyangkan badannya.
Dan itu tak luput dari penglihatan Gilang. Annisa semakin rewel saja tak mau diam ia terus saja menangis hingga muka nya memerah. Gilang yang melihatnya bergegas membuka seragamnya hanya baju putihnya saja sedangkan didalam Gilang sudah memakai kaos berwarna putih. Lana memandangnya tak berkedip Ira yang melihat Lana tak berkedip mengusap wajahnya hingga ia cemberut.
''Apaan sih kak..'' Ucapnya cemberut ia masih saja memperhatikan Gilang dengan seksama.
Gilang mendekati Alisa ingin mengambil Annisa dan menggendongnya.
''Sini mbak sama Gilang biar Gilang gendong dulu mana tau adek diem..'' ucapnya mendekati Alisa dengan menjulurkan kedua tangannya.
''Nggak usah Gi.. biar Mbak aja kamu udah makan?? kalau belum minta ambilin Abang ya Mbak nggak bisa.. ni adek nangis terus dari tadi pagi..'' ucapnya yang terus mencoba mendiamkan Annisa.
''Tadi saat disekolah udah Mbak .. tapi untuk sekarang belum kan baru aja datang..'' Annisa yang mendengar suara Gilang berhenti menangis.. Alisa memandang Gilang juga melihat Annisa ajaib pikirnya kok bisa sih..??
''Tuh adek diem ya denger in Om Gilang ngomong.. mau gendong sama Om??'' tanya nya pada bayi itu anehnya Annisa mengangkat tangannya menggapai tangan Gilang.
Gilang tersenyum melihat Annisa memegang telunjuknya. Alisa terdiam.. ia berpikir apakah Annisa merindukan ayahnya?? matanya mengembun.. Gilang yang melihat tak merespon apa yang ia katakan, ia mengambil paksa dari Alisa membuatnya terkejut. Alisa tidak bisa marah karena melihat Annisa diam dalam gendongan Gilang.
''Bener gini kan Mbak gendongnya.. Gilang belum pernah soalnya menggendong bayi ini baru pertamakali..'' ucapnya tanpa melihat Alisa ia terus saja menggendong Annisa dan menimangnya.
Alisa tersenyum '' udah bener kok.. kayaknya udah cocok nih jadi papa??'' goda Alisa
Deg!
Gilang tersenyum hatinya berbunga bunga seolah dirinya sekarang berada ditaman bunga yang luas.
"Yang bener nih Mbak Gilang udah cocok jadi papi??" godanya pada Alisa
Alisa terkekeh
"Iya dong..." bertambah senanglah hatinya
"Tapi Gilang nggak mau dipanggil papa maunya papi.." ucapnya
"Kenapa harus papi Om??" tanya Lana
"Nggak kenapa kenapa sih biar beda aja.."
"Ya sudah selagi adek sama Om Gilang Mak masak dulu ya .. loh tapi mengapa Abang belum kepasar?? nanti kesorean pulangnya nak.."
"Nggak pa pa Mbak biar nanti sama Gilang aja perginya setelah adek bobok ya.. Mbak masak aja ya nanti pulang dari pasar Gilang makan tuh.. lihat adek udah merem melek aja matanya.." ucapnya terkekeh melihat Annisa tidur seperti itu.
Alisa tersenyum "ya sudah nanti kalau mau pergi beritahu Mbak ya Gi.. kalau udah tidur letakkan aja nanti dalam ayunan.." Alisa berlalu kebelakang untuk memasak makan malam mereka.
Gilang sangat senang karena Alisa sudah menerima kehadiran nya tidak seperti beberapa hari yang lalu Alisa bersikap datar padanya.
Gilang yang melihat Alisa sedang memasak di dapur kakinya melangkah kesana ia berdiri disamping pintu dengan Annisa masih di gendongan nya.
Gilang memperhatikan Alisa yang begitu lihai menggunakan wajan dan spatula. Alisa tak sadar jika Gilang sedang menunggui dirinya. Alisa sedang membersihkan udang, ia membuang kepalanya dan meninggalkan ekornya setelahnya Alisa mencuci hingga bersih kemudian Alisa membubuhi sedikit garam setelah selesai ia sisihkan.
Kemudian Alisa mengambil cabe merah keriting bawang merah dan bawang putih serta bawang Bombay dan tomat. Alisa menghaluskan cabe merah dan bawang diuleg agak kasar tidak terlalu halus kemudian ditambah tomat diuleg lagi. Setelahnya Alisa mengiris bawang Bombay serta daun bawang sedikit saja.
Kemudian Alisa memanaskan minyak pada wajan untuk menumis bumbu yang sudah diuleg tadi, Alisa menumis hingga berbau harum kemudian Alisa menambahkan udang sedikit garam, gula serta bawang Bombay dan daun bawang lalu ia menutupnya.
Sesaat kemudian Alisa membuka penutupnya ia membolak-balik balikkan udang tersebut hingga semua bumbu tercampur rata setelah rata Alisa mematikan kompor dan memindahkannya kedalam mangkuk.
Lama Gilang berdiri dibelakang nya tanpa ia sadari Gilang terus saja menatapnya. Bau masakan Alisa yang menggugah selera membuat perut Gilang keroncongan. Alisa yang mendengar suara perut keroncongan berbalik ia kaget, hampir saja wajannya melayang kearah Gilang jika saja gilang tak menangkapnya untuk menahan.
"Astagfirullah Gi..sejak kapan kamu disitu??"
"Hehehe dari tadi sejak mbak mulai masak.."
"Kenapa diam saja sih hampir saja wajan ini melayang kewajahmu.. huh..." ucapnya sambil mengusap dada
"Hehehe maaf Mbak.. habisnya Mbak serius banget masaknya.. ya sudah Gilang mau pergi ke pasar nih adek udah lelap sampai ileran tuh.." tunjuk nya Alisa yang melihat ikut terkekeh bagaimana tidak Annisa yang baru pertama kali digendong Gilang belum lama udah mencetak sebuah pulau di baju Gilang.
"Enak ya dek bobok sama Om Gilang..??" ia terkekeh lagi sambil meletakkan Annisa dalam ayunan.
Setelah meletakkan Annisa dalam ayunan mereka bertiga bergegas pergi kepasar karena waktu sudah semakin sore. Mereka berkeliling pasar dengan motor Gilang membuat Lana begitu senang. Mereka berkeliling hingga lupa waktu Gilang sampai ketempat Alisa hampir mendekati Maghrib membuat Alisa khawatir.
Ia mondar-mandir didepan pintu dengan menggendong Annisa yang menangis lagi. Tak lama setelah nya ia melihat dikejauhan mereka pulang Alisa bernafas lega.
"Kok lama banget sih nak.. udah hampir Maghrib ini.. ayo masuk dulu mandi terus siap siap kemesjid ya.."
"Hehehe.. maaf ya Mak keasyikan keliling jadi lupa waktu.. woke Abang akan bersiap....!!" Lana berlari masuk kedalam meninggalkan belanjaannya diluar..
"Ini anak... heh kok ditinggalin sih aduhhh.. ni adek nangis aja dari tadi.."
"Tunggu bentar ya dek Om cuci tangan dulu.." mendengar suara Gilang Annisa terdiam ia mencari suara Gilang.. senyap... itulah yang didengarnya ia menangis lagi.. tepat setelah Gilang masuk kedalam untuk cuci tangan.
"Loh loh kok nangis sih.. sini ayo sama Om.. adek mau apa bilang sama om.." Gilang mengambil Annisa dari Alisa ia menimangnya dengan sayang sambil terus berbicara pada Annisa sedang Annisa bayi kecil itu membalas celoteh Gilang dengan mengeluarkan suara ia seperti sedang mengadu pada ayahnya. Sungguh pemandangan yang indah.
Alisa terharu ia menitikkan air matanya.
Adzan sudah berkumandang menandakan sudah memasuki waktu Maghrib Gilang dan lana bergegas kemesjid dengan jalan kaki karena hanya berjarak dua puluh meter saja dari tempat mereka.
Sesampainya disana mereka berdua berwudhu dan melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Setelah selesai Lana mengajak Gilang menemui seseorang yaitu ustad Dhanu. Beliau seorang ustad juga guru mengaji Lana dan juga anak anak dikomplek itu.
"Assalamualaikum ustad.."
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh.."
Lana Salim pada ustad Dhanu begitu juga dengan Gilang.
Beliau tersenyum "Lana mau mengaji bareng teman teman atau sendirian??"
"Bareng teman aja deh ustad.. oh iya kenalin ini Om nya Abang.. namanya Om Gilang."
" Oh iyakah ada apa gerangan kiranya datang kemari nak Gilang..??"
"Saya mau belajar sholat dan mengaji ustad" ucapnya mantap
Ustad Dhanu terkejut.. Gilang yang tau kalau ustad Dhanu kaget melanjutkan lagi ucapannya.
"Saya mau belajar lagi ustad karena sudah lama sekali saya tinggalkan terakhir saat saya masih duduk di bangku SD setelahnya saya nggak ingat lagi..." Gilang menunduk
Ustad Dhanu yang melihatnya tersenyum, pemuda baik pikirnya jarang jarang anak muda mau belajar sholat dan mengaji.
"Baiklah saya akan mengajarkan kamu sampai bisa sebelum nya boleh saya dengar kamu mengaji terlebih dahulu??"
"Saya sudah lupa ustad seperti apa bacaannya.." ustad Dhanu menarik nafasnya
"Ya sudah mari kita coba asah pikiran mu agar bisa tajam lagi dan mengingat ayat ayat suci Al-Qur'an "
Ustad Dhanu mengambil sebuah jus Amma dan membukanya , ia menunjuk satu surat yaitu surah Al Fatihah dan menyuruh Gilang membacanya, sebelumnya ustad Dhanu dulu yang memulainya.
Sangat mengejutkan Gilang yang sudah lama tidak membaca Alqur'an tiba tiba saja ingatan nya pulih.. ia jadi teringat bacaan surah Al Fatihah yang pernah diajarkan dulu ketika ada perlombaan, bukan itu saja memorinya berputar saat dulu ia pernah ikut lomba baca surat pendek ia mendapat juara satu terbaik.
Ustad Dhanu yang mendengar nya tertegun beliau sampai tak berkedip memandang Gilang. Bagaimana mungkin pemuda ini tidak bisa baca Alquran sedang dirinya sangat fasih dalam membacanya dan juga tajwidnya fasih.. ustad Dhanu membatin.
Lain lagi dengan Lana ia menangis mendengar Gilang mengaji begitu juga dengan Gilang ia menitikkan air matanya seolah Allah membuka jalan untuknya dengan membuka ingatan masa lalunya. Gilang menangis terharu Lana memeluknya dan Gilang membalas pelukannya. Ia meluk Gilang sambil terus menangis. Ustad Dhanu yang melihatnya terharu beliau menghapus air mata nya.
"Masyaallah nak Gilang begitu bagus suaramu.. bacaannya begitu menyentuh hati.. apakah selama ini nak Gilang tak pernah membacanya sama sekali??"
Gilang menggeleng " saya sudah lama meninggalkan nya terakhir saat Oma saya masih hidup, beliaulah yang mengajarkan saya sampai bisa ikut lomba bacaan surat pendek dan menang. Setelahnya terlupakan karena beliau berpulang kepangkuan Allah jadi tak ada yang mengajari saya lagi hingga saya lupa.. beruntung nya Allah masih sayang terhadap saya hingga membuka ingatan ketika dulu saya ikut lomba baca surat pendek.."
Ustad Dhanu mengangguk " Bersyukur nak Gilang masih diberikan kesempatan untuk mengingatnya itu tandanya Allah sayang pada nak Gilang makanya ia membuka ingatan nak Gilang yang sudah lama terpendam."
Lana menghapus air matanya " Om Gilang suaranya merdu banget.. berarti setelah ini Om Gilang hanya akan belajar sholat saja ya kan ustad.."
"Benar sekali Gilang hanya perlu mengulangnya saja dirumah.. untuk berwudhu udah Taukan tata caranya??"
"Alhamdulillah udah ustad.."
"Alhamdulillah kalau begitu sekarang kita praktekkan ya bacaannya apa saja.."
Gilang belajar dengan sungguh sungguh hingga waktu memasuki isya mereka berhenti untuk melaksanakan sholat isya setelahnya mereka kembali pulang. Saat ingin pulang ustad Dhanu manggil Lana.
"Tunggu Lana ustad cuma mau tanya?? Gimana sama Mak kamu dirumah sehat kan?? apakah ayahmu sudah datang untuk menemuinya??
Deg!
Gilang yang mendengar nya berdebar apakah suami Alisa masih sering menjumpai mereka dibelakangnya?? Tapi mengapa Abang tak pernah bilang??
Terus apa urusannya dengan ustad Dhanu??
Ditengah rasa penasaran nya Gilang mendengar lagi ucapan ustad Dhanu yang membuat darahnya mendidih seketika.
"Apa Mak Lana masih nggak mau sama ustad?? biar ustad jadi ayahnya kalian bisa melindungi kalian dari hujatan tetangga disini.. Apakah Lana udah bilang sama Mak kalau ustad bersedia menjadi ayah sambung untuk kalian...???''
Ddddduuuaarrr...
######
Hayo kamu telat bang.. keduluan ustad Dhanu tuh...
🤗🤗😘😘😉