Kehancuran bagi seorang perempuan yang selalu menjaga kesuciannya, apabila mereka dinodai oleh seorang laki laki secara paksa.
Seorang gadis yang hidup sebatang kara adalah gadis malang yang berusaha untuk hidup hanya demi membuktikan kepada almarhum kedua orangtuanya jika dia bisa sukses.
Tapi suatu ketika, saat dia pergi untuk melamar pekerjaan tapi sayang sekali, hanya karyawan OB yang masih kurang dan Gadis tersebutpun tidak menolaknya.
Soreh hari dimana karyawan sudah pulang, Gadis tersebut masih setia disana, membersihkan satu per satu ruangan, tapi dia memasuki ruangan yang tidak ia ketahui bahwa itu adalah kamar CIO.
Gadis malang tersebut membaringkan badannya di kasur empuk tersebut hingga dia tak sengaja tertidur.
Seseorang masuk dengan keadaan mabuk berat, dia dengan nafsunya melihat wanita yang sedang tidur di tempat tidurnya, dengan mata yang sudah dipenuhi nafsu dan amarah dia memperkosa gadis tersebut dalam keadaan tidak stabil.
"Dasar pria brengsek,!" teriak gadis malang tersebut.
"Aku minta maaf, aku sungguh tidak sengaja," jawab laki-laki tersebut.
"Aku dalam keadaan mabuk berat tadi malam," lanjut pria tersebut.
apakah kisah mereka seperti apa, jika anda penasaran langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thalib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gak di angkat?
Sangat banyak barang belanjaan mereka di mall tersebut, Mami Karla dengan sangat bahagia membelikan baju yang sangat banyak untuk si kembar, tak lupa ia juga membelikan untuk Mommy mereka berdua.
Mobil mereka penuh dengan barang belanjaan, hingga mereka sadar jika waktu begitu cepat berlalu, mereka juga belum mengisi perutnya, yang lebih membuat mereka panik saat menyadari jika ternyata si kembar juga belum makan siang, dengan cepat mereka berhenti di restoran yang mewah di pinggir kota tersebut.
“Ayo, kita makan dulu, Nenek cantik kalian lupa kalau ini sudah hampir sore,” ucap Mami Karla dan hanya di angguki oleh mereka berdua.
Mereka duduk dengan tenang dan beberapa kali menjahili si kembar, membuat si kembar tertawa lepas didalam sana, semua pengunjung sangat ingin berpose dengan si kembar tapi mereka tidak tau bagaimana caranya untuk memintanya.
Salah seorang pengunjung ibu hamil mendatangi mereka berempat.
“Maaf, mengganggu waktunya, saya sedang hamil dan ingin sekali berfoto dengan mereka, mereka sangat tampan dan imut,” ucap ibu tersebut membuat Mami Karla dengan senang hati membiarkannya, si kembar membuat Naya dan Mami Karla menahan tawanya saat mereka berdua malah mencium perut buncit ibu tersebut.
Beberapa orang yang melihat ibu hamil tersebut di perbolehkan berfoto dengan si kembar langsung mengantri satu persatu untuk meminta foto, si kembar bagaikan Artis terkenal saat ini membuat Mami Karla dan Naya hanya bisa memijat keningnya, tidak tau lagi untuk mengusir mereka, karena perut mereka sudah ingin di isi.
Saat sudah selesai semua, Mami Karla dan Naya menghembuskan nafasnya lega, pesanan mereka pun sudah datang dengan sangat banyak.
“Nah, sekarang waktunya untuk makan banyak buat Zean dan Dean, biar cepat besar,” ucap Mami Karla.
“Nenek, Dean suka ayam,” ucap Dean dan dengan senyuman manisnya Mami Karla langsung mengangguk.
“Kakak juga Aunty,” ucap Zean yang melihat Dean sudah di suapi oleh Nenek nya.
Mereka berdua pun dengan senang hati menyuapi si kembar terlebih dahulu, hingga saat mereka sudah kenyang baru mereka yang makan.
“Mbak, pesan susu yang hangat dua,” ucap Mami Karla dan di angguki oleh karyawan tersebut.
Mereka sudah selesai dengan sarapannya, hingga mereka kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang mengingat ini sudah sore, takut jika Mommy mereka khawatir jika membawanya terlalu lama.
Tak lama kemudian mereka sudah tiba di sana, mereka dengan banyak barang belanjaannya melangkah ke pintu.
Zean langsung membuka pintu yang ternyata tidak dikunci yang berarti Mommy mereka sudah pulang bekerja.
“Mommy,” teriak sang kembar saat memasuki pintu, Aila keluar kamar dengan rambut yang sedikit basah.
Sang kembar yang melihat Aila keluar langsung berlari memeluknya dan bercerita semua yang mereka kerjakan hari ini dengan sangat antusias.
Mami Karla dan Naya masuk membawa barang belanjaan mereka membuat Aila kaget.
“Banyak sekali barang belanjaannya,” ucap Aila.
“Iya Mommy, Nenek belikan kami baju, sama belikan Mommy baju, Nenek juga belikan kami banyak mainan, sama di belikan makanan enak,” ucap Zean dengan sangat senang.
Aila sangat merasa tidak enak dengan apa yang di lakukan Mami Karla kepada keluarganya.
“Iya Aila, kamu tidak perlu merasa nggak enak, kami malahan sangat senang kok, dan apalagi bisa jalan sama mereka berdua,” ucap Naya dan hanya di angguki oleh Aila yang sebenarnya sangat tidak enak hati kepada mereka.
“Iya Nak, apa kamu tau mereka berdua seperti artis, semua orang yang melihatnya ingin berfoto dengan mereka berdua, hingga kami di hiraukan begitu saja sama mereka yang meminta foto si kembar.
“Hahaha Di kafe juga tadi semua teman kerja dan beberapa pengunjung menanyakan mereka berdua,” ucap Aila tertawa renyah.
“Dan kami juga membeli bahan masakan untukmu,” ucap Naya memberikan beberapa kresek yang berisi sayuran dan daging.
“Astaga, kenapa kalian repot-repot begini, saya jadi tidak enak,” ucap Aila yang semakin tidak enak hati karena sangat banyak sekali barang belanjaan yang di belikan oleh mereka berdua.
“Tidak apa, kamu hanya perlu membayarnya dengan memasak ini, dan menahan kami disini untuk makan malam bersama mu hahaha,” ucap Naya tertawa renyah membuat Aila ikut tertawa.
“Tentu saja, Aku akan memasakkan buat kalian,” ucap Aila tersenyum ramah.
Sore harinya Ayyan kembali ke hotel dimana Mami dan Papinya tinggal dia berharap jika si kembar sudah ada disana tapi saat memencet bel, hanya papinya yang keluar, dan ternyata mereka semua belum pulang.
“Papi tolong telfon mereka,” ucap Ayyan.
“Bagaimana menelfon mereka, Papi baru lihat hp Mami kamu ternyata tertinggal disana,” ucap Papinya.
“Naya Pi, telfon Naya, Naya sama sekali tidak mengangkat telfon ku, dia masih marah denganku, sudah beberapa tahun tapi dia belum memaafkanku, sama sekali,” ucap Ayyan membuat Papinya segera menghubungi Naya, tapi sama saja, Naya tidak mengangkat telfonnya.
“Dia juga tidak mengangkat telfon Papi,” ucap Papinya membuat Ayyan langsung masuk dan membaringkan badannya di sofa.
Sudah malam, tapi mereka semua belum tiba membuat Ayyan sangat kesal dan khawatir.
“Kemana mereka Pi, Kenapa mereka belum tiba juga,” ucap Ayyan.
“Mana Papi tau, kita bahkan sama sama disini,” ucap Ayyan.
Dering telepon Ayyan berdering membuat Ayyan dengan segera mengangkatnya dengan kesal.
“Ada apa lagi sialan,?” tanya Ayyan.
“Kamu dimana,?” tanya balik Gavin di balik telfon tersebut.
“Kenapa kamu tanya tanya aku dimana, apa urusanmu,” ucap Ayyan kesal.
“Cepatlah beritahu kamu dimana, aku bosan disini,” ucap Gavin.
“Aku di penginapan Mami sama Papi di hotel mesra, nomor kamar 150, ingat itu! Aku tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Ayyan dan langsung mematikan ponselnya.
Tak lama kemudian terdengar suara bel membuat Ayyan dengan cepat membukanya berharap jika Mami dan kembarnya yang datang namun wajahnya berubah kesal saat melihat siapa yang datang, Gavin yang datang kesana.
Gavin langsung masuk saja tanpa berkata apa-apa kepada Ayyan.
“Papi,” ucap Gavin langsung duduk di samping Papi Andhra.
“Hei, Kamu dari mana,?” tanya Papi Andhra.
“Di penginapan juga, aku sangat bosan disana sendiri,” ucap Gavin.
“Hahaha cepat lah cari wanita Nak, kamu pasti tidak akan merasa tidak kesepian lagi, apa kamu mau terus menjadi pengikut dia,?” tanya Papi Andhra tertawa berbahak-bahak.
“Sebentar lagi, pasti aku akan mendapatkan wanita dengan cepat,” ucap Gavin.
“Dekati lah Naya jika kamu bisa,” bisik Papi nya membuat Gavin dengan cepat menggelengkan kepalanya.
“Tidak, aku masih trauma dengan tamparannya,” ucap Gavin membuat Papi Andhra kembali tertawa.
“Hahahaha kenapa kamu malah takut dengan wanita,?” tanya pak Andhra.
“Apa Papi sadar, bahwa papi juga sangat takut sama Mami,?” ucap Gavin kesal membuat Papi Andhra menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan tawa kecilnya.