Bangkit Nya Anak Petani Miskin

". Masyaallah anak emang emang paling hebat, ini ikan mau kita apakan lek, besar bener, kita mana abis ini, kulkas juga gak ada, gi mana nyimbap nya toh lek". Ucap buk sari senang dan juga risau.

". Tak usah risau Mak, nanti kita asapin aja, biar awet, dan beberapa potong kita kasih sama pemilik grek dan buat Wak nunug sedikit, emang nya Rina.

". Oh iya, kenapa Mak Sampek lupa ya, kan bisa kita asapin, di ikan asin juga bisa". Ucap Mak sari senang.

". Jangan di asinin Mak di asap aja lebih enak kok di olah". Ucap Zain menimpali.

". Tersenyum emang sama kakak, aja, Rama sama Gio mau mandi dulu". Ucap Rama.

". ya sudah madi yang bersih, kita biar mamak sama kakak mu aja yang bereskan ikan nya".

". Mak Aisyah ikut Mak". Ucap Aisyah menyahuti.

Mereka pun pergi ke sumur belakang buat membersikan ikan".

". Masyaallah, Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah sudah kasih rezeki buat kelurga kami". Ucap sang ibu terharu, pasal nya mereka sudah lama tak makan ikan segar, jangan kan ikan sengar ikan asin aja jarang.

". Mak telur nya buat Aisyah ya, Aisyah suka telur, di sambar ya Mak". Ucap Aisyah senang, ternyata ikan nya ada lur yang cukup besar.

". Iya sayang". Ucap Bu sari tersenyum lbut.

". Mau di masak apa Mak, ikan nya". Ucap Zain.

". Di kuah asam aja bagian kepala nya, sama di sambal bagian daging nya, nanti beberapa potong kita bagi dan sisa nya kita asapin buat stok ikan kita kedepa nya kan lumayan buat lauk hari-hari kita selama beberapa bulan kedepan ". Ucap Bu sari menimpali.

". Iya Mak, lagian kita udah lama banget gak makan ikan, ya kok pun ada cuman setahun sekali bisa makan ikan daging saat haji tiba". Ucap Aisyah sedih.

". Sudah jangan sedih, yang penting kita bisa makan dan hidup udah syukur, yang harus kita lakukan sekarang adalah banyak usaha dan doa, supaya hidup kita berubah lebih baik ke depan nya insyaallah, ucap Bu sari bijak.

". Iya Amak, ucap ke dua putri buk sari.

mereka pun mengolah ikan sesuai yang mereka rencanakan ya

itu ikan kuah asam pedas dan sambal". Setelah semua selesai malam hari pun tiba, semua keluarga sudah bersiap di alas tikar dapur untuk makan, yang kali ini mereka bisa merasakan makan ikan yang udah lama mereka nanti kan walau Tampa nasi, dengan ubi tumbuk aja rasa nya udah sangat nikmat dan lezat.

mereka pun makan dengan lahap dan hikmat Tampa suara, semua hidangan habis tak tersisa kecuali ikan sambal saja, dua kepala ikan yang besar itu pun habis.

" Alhamdulillah nikmat nya, ucap bapak bersyukur dengan rezeki hari ini".

". Kalian hebat bisa dapat ikan sebesar ini, dan hal itu membuat heboh orang desa asal kalian tau, sejak bapak pulang dari kebun, berita kalian dapat ikan besar dari sunggai angker sudah tersebar". Ucap bapak menceritakan apa yang dia dengar saat di jalan pulang.

". Syukur kalian tidak apa-apa, ucap bapak yang sempat syok mendengar jika dua putra mereka mancing di sungai anggker.

begitu juga ibu yang baru tau jika ikan yang mereka makan adalah ikan dari sunggai angker.

". Du Ya Allah kok kalian nekat si lek, mancing di sunggai terlarang itu, kalau ada apa-apa kan ibu sama bapak yang sakit jantung" ucap sang ibu melotot marah".

". Ibu tak usah khawatir, sebelum macinng di sana gio udah minta izin sama penunggu sunggai itu, dan udah di izin ninggalin, jadi insyaallah aman Mak". Ucap gio yakin,

". Kok kamu bisa semakin itu lek, penunggu sunggai itu gak marah kalain ambil ikan nya". Ucap bapak Budi penasaran sama satu anak nya ini, seperti ada yang beda dengan anak nya ini.

". Yo yakin pak, kan gio langsung yang minta ijin, lagian ya pak, selama yang ngambil ikan tidak serakah penunggu sunggai itu gak marah, lain hal nya jika ada yang gambil ikan tapi serakah semua mau di ambil, baik yang besar mau pun yang kecil, ya pasti lah marah penunggu nya, udah lah sunggai nya di jaga elah nya di rusak sama orang gak bertanggung jawab". Ucap gio santai seolah dia tau segala nya.

". Iya pak, bapak sama emak tau gak, ikan ini bisa kami dapat setelah si gio ngomel-ngomel samapi ngancem, karena udah dari pagi duduk Sampek mau agak sorean gak dapet-dapet, lah terus gio Bagu dari duduk nya dan marah-marah sama ikan di sunggai itu dan di ancem mau di kasih racun besok, setelah itu sekitar sejaman kami duduk baru lah pancing gio dan Rama ada dapat ikan nya, eh alah sekali dapat langsung yang paling dege". Adu Rama menceritakan kisah macing mereka tadi siang.

". Sedangkan, bapak ibu dan dua audara perempuan mereka bengong dak percaya, tak lama pecah lah tawa mereka.

Hahahaha.... hahaha ada ada aja koe gi, masok iya Ikan di sunggai takut koe ancem, haha itu mah cuman kebetulan kali". Ucap Zain tak percaya.

". Ada-ada aja anak emak, yang sudah yang penting kalian harus hati-hati, jangan melampaui batas ingat itu, ". nasehat emak.

". Iya Mak, itu cuman cadaan aja, lagian mana mungkin gio berani ngeracun sunggai bisa-bisa gio di pidana". Ucap gio.

". ya sudah habis ini, kalian ikut bapak ke masjid, biar emang sama kakak dan adik mu yang beresin ini semua, sekalian antar ikan ini kerumah Wak Jum dan mbok Nunung, dan ini tolong kasii. Ke teman bapak kerja seprofesi ya". Ucap ibu menerima " 6 kerek berisi ikan.

". Baik Mak, ucap mereka serentak.

Setelah memberikan keresek berisi ikan, emang, Zain dan Aisyah, membatu membereskan tempat makan, lalu membuat asapan untuk mengasapkan ikan asap.

proses ini di lakukan hingga pagi, tidak perlu di tunggu, karena proses asapan tidak menggunakan api yang membara, cuman asap nya saja dari Bakaran arang dan daun yang masih hijau atau serabut kelapa yang masih basah atau setengah kering, yang penting ketika di bakar tidak membuat apa namun ada asap nya saja.

Menut sebangian orang, ikan asap jauh lebih enak di banding kan ikan yang di asinin, itu tergantung ikan apa yang di asap atau di asinin.

kesokan hari nya, semua orang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing ada yang sekolah dan juga pergi bekerja.

Begitu juga dengan kelurga, pak Budi, pagi ini sebelum bekerja tampak ibu sedang berkutat di dapur yang di bantu oleh anak sulung mereka yaitu Zain.

Bu suri tapak sedang membuat bekal untuk sang suami tercinta dan diri nya sendiri dan Zain bersiap membuat hidangan untuk mereka sarapan.

Setelah berkut, mereka duduk untuk sarapan pagi dengan lauk yang mereka buat semalam ya itu ikan sambal.

". Pak ini bekal bapak, sudah ibuk buat kan, ini bapak bawa ya, emak juga udah Bawak bekal ke pasar. Ucap Bu sari tersenyum lembut pada sang suami.

" terimakasih sayang". Ucap pak Budi mencium kening sang ibu, yang membuat sang ibu tersipu malu dengan pipi yang memerah.

". Ah bapak bikin baper aja, ucap Zain tersenyum senang melihat orang tau nya harmonis dari tengah kehidupan mereka ya g Sederhana.