Gadis cantik dan ramah yang hidup dengan Ayahnya, namanya Alira, dia dijodohkan dengan duda anak satu sebelum wisuda, setelah wisuda mereka menikah, perjodohan ini ada karena ada amanah dari almarhum Papah Reja. Sahabat Ayah Alira. Namun sebelum pernikahan berlangsung, Reja dan Alira membuat kesepakatan, yaitu, mereka akan menikah tetapi selama dalam dua bulan tidak ada tumbuh ya cinta, mereka akan resmi berpisah, Tanpa ada yang keberatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjodohan di setujui.
Di rumah Rendi.
Alira dan Rendi sedang makan pagi bersama, setelah selesai makan Alira membersihkan meja makan.
Sementara Rendi duduk di ruang tamu sambil menonton.
setelah selesai kerjaan Alira di dapur, Alira duduk di ruang tamu bersama ayah yah.
Rendi menyadari jika Alira sudah duduk di samping yah. Rendi ingin membicarakan, dan menyampaikan niat yah kepada Alira sekarang juga.
"Alira tidak sibuk kan?" tanya Rendi.
"Enggak kok Ayah, kenapa?" tanya Alira heran.
"Enggak apa-apa, Ayah mau ngomongin sesuatu," ucap Rendi.
"Oohh, mau ngomongin tentang pernikahan Ayah dan Tante Clara yah? tenang aja Ayah, semua keputusan udah Alira setahun sama Ayah," ucap Alira.
"Bukan itu nak, Ayah mau menjodohkan kamu dengan anak almarhum sahabat ayah, dia menitipkan amanah itu kepada anak laki-laki yah, yang mau di jodohkan sama kamu," ucap Rendi.
"Maksudnya?" tanya Alira bingung.
"Ayah mau kamu menikah dengan anak teman ayah," ucap Rendi tudupoin.
"Alasannya apa Yah? kan Alira lagi kuliah Yah, kenapa gak nikah sama perempuan lain aja, kenapa harus sama Alira," ucap Alira sedikit terkejut.
"Ini amanah nak, seandainya Ayah meninggal dunia, terus ayah meninggal kan amanah, apa kamu melaksanakan atau tidak?" tanya Rendi.
"Ini beda Ayah, kenapa harus di jodohkan," ucap Alira.
"Karena itu amanah bagi Ayah, dan juga anak yah sudah lama mencari kamu, namun takdir mempertemukan kami di luar negeri kemarin, Ayah harap kamu mengerti nak," ucap Rendi penuh harap.
"Ayah sangat berharap kamu menikah dengan anak teman Ayah, karena Ayah yakin dia bisa menjaga kamu, dan dia juga laki-laki bertanggung jawab, Ayah takut kalau Ayah tidak ada, yang menemani kamu tidak ada," ucap Rendi.
"Kok Ayah ngomong gitu sih, ayah mau ninggalin Alira cepat-cepat yah," ucap Alira hampir mewek.
"Bukan gitu nak, tapi ayah ingin yang terbaik buat kamu," ucap Rendi.
Alira terdiam,
"Alira belum kenal sama pria itu, entah dia baik atau jahat, tua atau muda, Alira gak tau, apalagi bentar lagi Alira bakalan nyusun skripsi," ucap Alira.
"Ayah yakin dia yang terbaik buat kamu, dia juga laki-laki bertanggung jawab, dia di tinggal oleh istrinya di waktu melahirkan anak pertama yah, nyawa istri yah tidak terselamatkan hanya anak yah lah yang hidup, dan sampai sekarang, dia belum menikah, dia mengurus anak yah sendiri tanpa bantuan pembantu atau Beby sister." ucap Rendi.
"Dia udah punya anak Ayah? udah duda juga? Ya Allah Ayah tega banget, masa Alira nikah sama duda anak satu," ucap Alira mengeluh.
"Dia orang yah baik Alira, Ayah yakin, Ayah tidak salah pilih, kamu mau ya nak," bujuk Rendi.
"Tapi Alira belum siap Ayah, Alira mau menikah sama lelaki yang Alira cintai bukan di Jodohkan seperti ini," ucap Alira.
Seketika Rendi terdiam, karena dia tidak juga bisa memaksakan kehendak yah, pada putrinya itu. Rendi hanya diam saja, dan kelihatan sekali wajah yah kecewa dan sedih, karena dia sangat berharap sekali jika Alira dan Reja menikah, karena dari dulu itu lah impian Rendi.
Alira memerhatikan Rendi yang terdiam, Alira tidak enak hati jadinya, namun gimana, dia juga tidak bisa menikah tanpa unsur cinta.
"Ya udah Alira mau menikah sama anak teman Ayah, tapi ada syaratnya," ucap Alira, setelah lama berfikir Alira akhirnya mau dan juga yang di sampaikan padanya itu, adalah amanah.
Rendi melihat ke wajah Alira dengan serius, dan wajah ya kembali cerah dan tersenyum, kelihatan sekali dia sangat bahagia.
"Serius nak? Apa syaratnya, insya Allah, Ayah akan menyetujui yah," ucap Rendi.
"Alira mau menikah, Setelah Alira selesai wisuda, dan juga Pernikahan yah, harus di sini saja, biar almarhum ibu juga bisa ikut, sebelum pernikahan berlanjut Alira tidak ingin bertemu dengan pria itu dulu, mau pun keluarga yah, Alira ingin bertemu setelah 3 Hari sebelum bertemu," ucap Alira.
Rendi pun terdiam, dan menginyakan saja, dan langsung memeluk Alira yang meneteskan air matanya.
Ayah dan anak itu berpelukan, saling menguat kan diri masing-masing.
...----------------...
Malam hari ya, Alira membaringkan tubuhnya di kasur empuk milik yah, memerhatikan langit-langit kamar ya.
"Hmm, semoga keputusan ku ini tidak salah, dan juga semoga pria baik dan penyayang. Pasti dia sudah sudah tua, ukuran jadi paman aku," batin Alira.
"Aku belum siap untuk menikah dan jadi ibu untuk anak yah kelak, tapi demi Ayah aku rela, mungkin Ayah hanya ingin yang terbaik saja, dan juga Ayah tidak mungkin memilih yang salah untuk putri ya ini," batin Alira lagi.
Dan akhirnya dia tertidur dengan semua lamunan yah itu.
keesokan harinya, seperti biasa Alira berangkat ke kampus, dan Rendi berangkat ke kantor,
Setelah sampai di kantor, Rendi bertemu dengan clara di depan kantor,
"Kok berdiri di sini saja, ayok masuk," ajak Rendi pada Clara. akhirnya mereka berdua berjalan bersama ke ruangan masing-masing.
"Gimana mas, Alira sudah tau?" tanya Clara penasaran.
"Sudah kok," jawab Rendi.
"Lalu apa tanggapan yah, apa dia mau?" tanya Clara mengehentikan jalan ya.
Rendi melihat ke arah Clara yang berhenti berjalan,
"Hmm, dia mau kok, tapi ada syaratnya," ucap Rendi.
"Apa mas?" tanya Clara.
"Kata Alira, menikah yah tunggu dia habis wisuda, Terus acara pernikahan yah, di rumah mas aja, itu syarat yah," ucap Rendi.
"Alhamdulillah, akhirnya Alira mau," ucap Clara.
dan mereka berdua masuk keruangan masing-masing,
saat sedang sibuk dengan laptop, ada yang mengetuk pintu ruangan Rendi.
Tok..tok..tok..
"Yah silahkan masuk," sahut Rendi dan yang mengetuk oun membuka pintu.
"Selamat siang pak," sapa Reja.
"Selamat siang juga, silahkan duduk, ada perlu apa yah, kok pagi-pagi sudah datang?" tanya Rendi.
"Enggak pak, sekedar bertamu saja, dan juga ingin bertanya tentang rencana kita kemarin, saya sudah mengabari ibu dan dia setuju, dia ingin segera bertemu dengan putri bapak, gimana pak?" tanya Reja.
"Alhamdulillah jika ibu kamu sudah menyetujui yah, tapi," ucap Rendi.
"Tapi apa pak? apa putri bapak tidak menyetujui?" tanya Reja penasaran.
"Bukan seperti itu nak, putri saya mau, tapi dia memberikan syarat. Syarat ya adalah, pernikahan dilangsungkan setelah dia wisuda, dan juga acara yah, di rumah Bapak, dan sebelum pernikahan berlangsung, Alira tidak ingin bertemu sampai tiga hari sebelum pernikahan," ucap Rendi.
Reja terdiam, karena bukan dia lah yang ingin bertemu tapi ibu ya, dia akan menjawab apa, tapi yah sudah lah, yang penting putri pak Rendi mau, itu semua tidak masalah bagi Rendi.
"Kalau begitu, tidak masalah pak, saya akan menyampaikan yah pada ibu, dan Reja harap juga ibu mengerti," ucap Reja.
Rendy tersenyum akan sifat pengertian Reja.
Reja pamit pulang ke kantor yah, karena dia dari kantor ke kantor Reja, sekedar menanyakan itu, di suruh oleh Rati.
...----------------...
Assalamualaikum kakak-kakak semuanya
terimakasih telah mampir dan masih setia di novel ini.
di tunggu terus yah ke lanjutan yah.