Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
'' Kamu gak punya hak untuk merekam orang tanpa izin, Mas! '' sewot Yuka semakin marah dan resah.
Seno tertawa renyah. ''Apa aku gak boleh merekam kelakuan biadab Ayah dan Adik ipar ku sendiri ? "
Yuka terdiam lagi.
Seno mendekatkan kepalanya ke wajah Yuka, kemudian berbisik. 'Kapan aku harus memberi tahu Mama dan Artha? ''
'' Jangan pernah lakukan itu, Mas! ''
Seno tertawa lagi. '' Kalau Artha dan Mama sampai tahu hal ini, kamu akan di tendang dari rumah keluarga Regatama dan kamu akan kembali lagi hidup miskin, Yuka! ''
Yuka tidak dapat membantah. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi sebelum memastikan keluarga Regatama di tangan nya sendiri. Yuka harus tetap tinggal di rumah itu dan menjadi istri Artha agar misi misi nya dapat berjalan dengan lancar.
Yuka memutar otak. Meskipun sangat enggan mengatakan nya, tetapi Yuka tidak punya pilihan lain. ''Aku akan melakukan apapun asal kamu gak membocorkan vidio itu ke Mas Artha ataupun Mama. '' kata nya lirih tanpa memandang Seno.
Seno mengangguk angguk setuju. ''Aku yakin kata kata itu akan keluar dari mulut mu, Adik ipar. ''
'' Apa yang harus aku lakukan? ''
Seno kembali mendekatkan kepala nya ke wajah sang Adik ipar. ''Pasti kamu tahu apa yang aku mau, Yuka. ''
Yuka mendengus kasar.
'' Hanya malam ini. '' kata nya terpaksa.
Seno kembali tertawa lepas. ''Selama nya, kapan pun saat aku menginginkan mu. '' ucap nya membenarkan.
Yuka membantah. '' Kamu jangan kelewatan, Mas! ''
Seno mengangkat bahu, '' Terserah kalau kamu gak mau ya berarti, kamu harus siap siap angkat kaki dari rumah ini! '' tutur nya santai.
Yuka terdiam cukup lama, menimbang nimbang sesuatu, setelah tidak ada pilihan lain, dia pun akhir nya mengangguk setuju, menyepakati syarat yang di minta Seno, meski diri nya harus melayani sang kakak ipar selama nya.
Seno mengusap kepala Yuka, '' Gitu dong. Kamu pasti selalu merindukan sentuhan sentuhan ku. ''
Yuka hendak membuka pintu untuk pergi, tetapi dengan sigap Seno mencegah nya. '' Mau kemana? Kita harus memulainya sekarang!''
'' Apa kita harus melakukan nya di rumah ini? Bagaimana kalau ada yang curiga? Kita berdua akan hancur, Mas! '' Yuka masih berusaha menarik gagang pintu, meskipun tangan Seno dengan kuat mencegah nya.
'' Biarkan malam ini aku bersama suamiku! '
Seno tidak mengidahkan permintaan Yuka, justru secepat kilat menginci pintu itu. Yuka menatap pintu nanar, jika sudah begini maka dia tidak bisa untuk meloloskan diri lagi.
Seno mendekatkan wajah nya, memaksa Yuka untuk berdiri menempel daun pintu. Yuka memejamkan mata nya risih saat kini dia bisa merasakan hembusan nafas Seno yang menyentuh leher nya. Sementara itu, Seno mengesampingkan rambut panjang Yuka lalu mulai mengecup leher jenjang sebelah kiri Yuka.
Seno menjeda kegiatan nya sebentar, dia menatap Yuka dengan lekat seraya menangkup pipi, 'Aku akan membuat mu puas, Sayang. '' ucap nya kemudian mulai memagut bibir indah Yuka.
Dari pipi Yuka, tangan Seno beralih ke tempat lain. Seperti sedang membagi tugas, tangan kiri Seno sibuk menggenggam salah satu gunung kembar kepunyaan Yuka, sedangkan tangan kiri nya menyusup goa bagian bawah Yuka, sesekali mengelus paha Yuka dan sesekali mulai mengusap sesuatu di balik kain segitiga sang Adik ipar.
'' Aahhh, Mas Seno! '' sekuat kuat nya Yuka menahan suara nya, akhir nya desahan itu lolos juga dari mulut Yuka.
'' Suara candu mu masih tetap sama, Sayang, '' komentar Seno setelah mengakhiri pergulatan bibir, Seno sangat bangga dengan apa yang sekarang tegah di lakukan.
Sekarang Seno mulai menarik tali lingerie Yuka, kemudian menanggalkan nya, membiarkan kain itu jatuh begitu saja. Sambil mengecup belahan dada Yuka, kedua tangan Seno mulai bergerak untuk melepaskan pengait kain kaca mata Yuka, kemudian mencium kain itu, ''Aroma nya juga masih sama, Sayang.'' kata nya.
Yuka sangat benci dengan keadaan ini, tetapi dia tidak bisa membantah Seno. Kali ini, Yuka akan melayani Seno, tetapi dia sudah memiliki rencana untuk melenyapkan vidio panas nya dari ponsel Seno. Bagaimanapun cara nya, Yuka akan memastikan rencana nya berhasil.
Kini Seno mulai mengecup semua bagian tubuh Yuka, termasuk bagian bawah milik Yuka. Seno sudah melepaskan kain segitiga itu dan membuang nya ke sembarang arah.
Yuka melenguh saat mendapat sentuhan sentuhan di titik sensitif nya.
Seno bangkit, melepas piyama tidur milik nya, hingga tidak tersisa kain sehelai benang pun di tubuh nya. Eno menarik Yuka agar berjongkok di hadapannya, kemudian menyodorkan pusaka nya yang sudah berdiri tegak sempurna.
'' Puaskan aku, Yuka! ''
Yuka pun melaksanakan apa yang di perintahkan Seno, lalu mulai memagut barang keras itu dengan lincah, membuat Seno mengeluarkan suara suara kenikmatan.
Setelah berlangsung beberapa menit, Seno yang sudah tidak bisa menahan respon tubuh nya itu pun langsung menarik tubuh Yuka meminta nya untuk berdiri. Seno kemudian mengangkat tubuh Yuka lalu membaringkan nya di kasur, kemudian memasukan pusaka nya ke bagian inti Yuka.
Kehangatan itu terhenti setelah jam dinding menunjukan waktu sepertiga malam. Yuka dan Seno kini terlelap dalam satu selimut/.yuka membuka mata setelah mendengar hembusan nafas Seno secara teratur, berarti Seno sudah tertidur pulas.
Yuka turun dari ranjang kasur, lalu berjalan berjingkat jingkat untuk mengambil ponsel Seno di atas nakas. Yuka sempat putus asa karena tidak tahu kata sandi ponsel kakak ipar nya itu, kemudian dia dengan iseng menuliskan nomor sesuai tanggal jadian dengan Seno beberapa tahun lalu.
''Yes!'' Yuka bersorak pelan. Rupa nya kata sandi ponsel Seno benar benar hari jadian nya dengan Yuka. Yuka kini yakin jika Seno benar benar masih sangat mencintai nya.
'' KENAPA KAMU MELAKUKAN NYA, YUKA! ''
DEG...
Seketika tubuh Yuka kaku. Dia memejamkan mata merutuki kesalahan nya yang membuat Seno terbangun dari tidur nya dan melihat kelicikan nya yang sudah menghapus vidio panas di ponselnya.
Yuka menoleh, bersiap untuk mendapat makian dari sang kakak ipar. Namun, Yuka berkedip cepat saat menoleh ke belakang, rupa nya Seno masih memejamkan mata nya, berarti dia tadi hanya mengigau.
Yuka menghela nafas lega seraya menepuk dada karena merasa aman dengan aksi nya. Dia lantas berjingkat jingkat keluar dari kamar Seno, menuju kamar nya sendiri.
Yuka tidak menyadari jika diri nya tengah di perhatikan oleh Neni di lantai dasar. Neni yang tengah meneguk air putih itu tercengang saat melihat Yuka yang mengendap endap. Neni memicingkan mata, menerka nerka apa yang sebenar nya sudah di lakukan Yuka di kamar putra sulung nya.
'' Apa yang mereka lakukan di sepertiga malam seperti ini? '' desis nya seraya meletakan gelas kosong di meja. '' Pasti ada yang gak beres dari jalang itu. Aku perlu kasih pelajaran.''