Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.
Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.
Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.
Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.
Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?
Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.
Air mata haru terus mengalir di pipi Bayu saat mendengar ucapan maaf dan penerimaan dari ayahnya. Ia menggenggam erat tangan Pak Ahmad seolah takut ayahnya akan menghilang lagi. Pak Ahmad membalas genggaman tangan Bayu, menyalurkan kehangatan dan kasih sayang. Riana yang masih duduk di kursi, menatap pertemuan mengharukan itu seraya menghapus setitik air mata yang meluncur tanpa ia sadari.
"Sudah, Nak. Jangan menangis lagi. Ayah sudah memaafkanmu," ucap Pak Ahmad lembut, mengusap sisa air mata di pipi Bayu dengan ibu jarinya. Keduanya kemudian duduk di kursi yang tersedia.
Bayu menatap wajah ayahnya lekat. "Ayah tidak marah padaku? Ayah tidak membenciku?"
"Anak bodoh. Mana ada orang tua yang membenci anaknya. Ayah memang sempat kecewa, tapi rasa sayang Ayah sama kamu, nggak mungkin hilang. Kamu tetap putra kebanggaan Ayah. Mungkin kamu hanya sedang lupa jalan pulang. Dan sekarang, Ayah senang karena kamu telah kembali.”
.
Setelah beberapa saat saling bertukar kata dan melepas rindu, Bayu teringat akan tujuan utamanya datang ke lapas. Ia ingin mencabut laporannya atas sang ayah.
"Ayah, aku akan bicara dengan petugas," ucap Bayu, melepaskan genggaman tangannya dari Pak Rahmat. "Aku akan mencabut laporanku atas Ayah. Aku akan membawa Ayah pulang hari ini juga."
Pak Ahmad terkejut mendengar ucapan Bayu. "Alhamdulillah, terima kasih, Nak."
Bayu mengangguk mantap. "Kenapa berterima kasih, Yah. Bayu yang bersalah. Seharusnya Bayu tidak melakukan hal bodoh seperti kemarin. Aku benar-benar anak durhaka. Aku menyesal baru menyadarinya sekarang. MAAFKAN AKU, AYAH."
Pak Ahmad tersenyum haru. "Anak Ayah benar-benar telah kembali," ucapnya, mengusap rambut Bayu dengan sayang.
Bayu segera menghampiri petugas lapas yang tadi mengantarkannya. Ia menyampaikan niatnya untuk mencabut laporan atas ayahnya. Petugas lapas itu tampak senang mendengar kabar tersebut.
"Baiklah, Nak. Mari ikut saya," ucap petugas lapas itu, mempersilakan Bayu untuk mengikutinya ke ruang administrasi.
Bayu berpamitan kepada Pak Ahmad dan Riana, lalu mengikuti petugas lapas itu.
.
Di ruang administrasi, Bayu mengisi beberapa formulir dan menandatangani surat pernyataan pencabutan laporan. Prosesnya tidak terlalu lama, dan Bayu merasa lega saat akhirnya selesai.
Setelah selesai mengurus semua administrasi, Bayu kembali ke ruang besuk untuk menjemput ayahnya. Ia melihat Pak Ahmad sedang duduk sambil berbincang dengan Riana.
"Ayah, semuanya sudah selesai," ucap Bayu, menghampiri Pak Ahmad dengan senyum lebar. "Kita bisa pulang sekarang."
Pak Ahmad tersenyum haru dan berdiri. Ia memeluk Bayu dengan erat. "Alhamdulillah… Terima kasih, Nak. Ayah sangat bahagia," ucapnya, dengan suara bergetar.
"Jangan berterima kasih, Yah. Sungguh, Bayu malu sama diri Bayu sendiri.”
"Aku ikut senang, Bay,” ucap Riana sambil menepuk pundak sahabatnya.
Bayu menoleh dan menatap wajah Riana. "Makasih, ya, Ri. Aku beruntung masih ada teman seperti kamu saat kondisiku terpuruk.”
Mereka bertiga pun segera berjalan keluar dari ruang besuk, menuju ke pintu gerbang lapas.
“Pak, Ria nyari tukang ojek yang mangkal di depan lapas dulu. Bapak sama Bayu tunggu di sini aja, ya.” Riana berlari keluar gerbang tanpa menunggu jawaban.
Pak Ahmad tersenyum dan mengangguk lalu menoleh ke arah Bayu. "Bapak senang kamu punya teman yang tulus."
Bayu mengangguk membenarkan. Riana memang satu-satunya yang teman ada saat dia butuh.
Tak lama Riana datang bersama seorang tukang ojek. Bayu membantu Pak Ahmad mengenakan helm, lalu dia sendiri kembali dibonceng Riana. Bayu merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Ia berjanji akan bersikap baik mulai sekarang.
.
Akhirnya, mereka tiba di rumah. Rumah yang beberapa waktu sempat sunyi dan dingin, kini terasa lebih hangat dan nyaman..
"Ayah istirahat dulu, ya," ucap Bayu sambil membimbing ayahnya untuk duduk di kursi panjang sementara dia pergi ke belakang untuk mengambil air minum.
Pak Ahmad mengangguk. Matanya memindai sekeliling. Tak ada yang berubah dari rumah itu.
.
.
Keesokan harinya, suasana di rumah terasa lebih hidup dan cerah. Sinar matahari pagi menembus jendela, menerangi setiap sudut ruangan. Pak Ahmad, yang sudah lama tidak merasakan kebebasan, bangun pagi-pagi dan langsung menuju dapur. Ia ingin membuatkan sarapan spesial untuk Bayu, sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaannya.
Dengan cekatan, Pak Ahmad mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Ia memotong sayuran, menghaluskan bumbu, dan menggoreng telur. Aroma harum nasi goreng memenuhi seluruh ruangan, membangkitkan selera.
Saat Pak Ahmad sedang asyik memasak, tiba-tiba ia dikejutkan oleh kemunculan Bayu di ambang pintu dapur. Bayu sudah rapi mengenakan pakaian seragamnya, rambutnya tertata rapi, dan wajahnya tampak segar setelah mandi.
Pak Ahmad tertegun melihat penampilan Bayu. Ia tidak menyangka bahwa anaknya akan bangun sepagi ini. Ia merasa terharu dan bangga melihat perubahan pada diri Bayu.
"Bayu? Kamu sudah bangun, Nak?" tanya Pak Ahmad dengan nada terkejut sekaligus senang.
Bayu tersenyum lebar melihat kebingungan ayahnya. Ia mendekati Pak Ahmad dan berdiri di sampingnya.
"Iya, Ayah," jawab Bayu, dengan suara ceria. "Aku sudah bangun dari tadi. Aku kan udah janji sama ayah kalau aku akan berubah. Jadi, mulai saat ini, Ayah tidak perlu lagi menjadi alarm hidup untuk Bayu," lanjut Bayu, dengan nada yang lebih bersemangat.
"Bayu akan berusaha bangun sendiri, belajar akan rajin belajar tanpa menunggu Ayah berteriak, Bayu akan kurangi main game, Bayu pasti akan menjadi anak kebanggaan Ayah lagi."
Pak Ahmad tersenyum. Ia merasa sangat bangga dan terharu melihat perubahan positif pada diri anaknya. "Ayah senang mendengarnya. Dan Ayah percaya kamu pasti bisa."
Pak Ahmad memeluk Bayu, Bayu pun membalas pelukan ayahnya dengan erat. Setelah berpelukan cukup lama, mereka melanjutkan aktivitas, sarapan bersama, dan Bayu bersiap untuk pergi sekolah. Riana sudah menjemput di depan.
Namun, ada satu yang masih belum berani Bayu ungkapkan pada ayahnya. Ginjalnya yang bermasalah. Ia tidak ingin ayahnya yang baru saja menghirup udara bebas kembali terbebani. Obat yang dari puskesmas masih rutin ia minum secara sembunyi-sembunyi dan disimpan di tempat yang tak akan ditemukan oleh ayahnya. Dia hanya akan berhati-hati sekarang.
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭