NovelToon NovelToon
Kebangkitan Sang Penguasa Ego

Kebangkitan Sang Penguasa Ego

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:433
Nilai: 5
Nama Author: Eagle Ofgod

Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.

Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.

Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.

Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 "Mengembangkan Portofolio Produk Herbal"

...Pagi itu, Kaito dengan wajah sedikit murung, menuju gubuk Nenek Kiku. Ia lebih terbiasa memburu rusa atau serigala, bukan mengumpulkan daun atau buah-buahan kecil. Namun, perintah "Manajer Kecil" Kenzo adalah titah, dan ia percaya pada visi Kenzo, meskipun terkadang terasa aneh....

..."Selamat pagi, Nenek Kiku," sapa Kaito. "Aku ditugaskan untuk membantumu hari ini."...

...Nenek Kiku, yang sedang menumbuk beberapa akar di lesung kayu, tersenyum ramah. "Oh, Kaito! Senang sekali. Aku butuh bantuanmu yang gesit untuk menemukan beberapa ramuan di hutan."...

...Kaito sedikit terkejut. Ia mengira akan menghabiskan hari hanya dengan mendengarkan cerita Nenek Kiku. "Ramuan? Tentu saja, Nenek. Apa yang harus kita cari?"...

..."Kita akan mencari 'Aka no Mi' dan 'Murasaki no Ha' yang kau temukan dengan Tatsuya," Nenek Kiku menjelaskan. "Tapi kita juga akan mencari 'Ki no Mi', buah beri kecil berwarna kuning yang tumbuh di bawah pohon *Hinoki*. Itu bagus untuk menguatkan penglihatan."...

...Kaito, dengan pandangan pemburu yang tajam, ternyata sangat terampil dalam menemukan tanaman-tanaman kecil yang tersembunyi. Matanya yang terlatih untuk melacak jejak hewan kini digunakan untuk menemukan daun atau buah yang spesifik....

..."Nenek Kiku, kenapa buah 'Aka no Mi' ini begitu istimewa?" Kaito bertanya, sambil memetik beberapa buah beri merah dengan hati-hati....

...Nenek Kiku tersenyum. "Kau tahu, Kaito, di dunia ini, ada banyak sekali penyakit dan luka. Dan tidak semua bisa disembuhkan dengan istirahat atau makanan. 'Aka no Mi', jika diolah dengan benar, bisa membantu tubuh pulih lebih cepat. Ia memiliki 'energi' yang kuat."...

...Kaito berpikir. "Jadi, ramuan ini akan sangat membantu para pemburu setelah berburu berat?"...

..."Tentu saja," Nenek Kiku mengangguk. "Dan juga untuk para pekerja di ladang, atau anak-anak yang sakit."...

...Mereka terus mencari. Kaito mendengarkan setiap instruksi Nenek Kiku dengan cermat, mulai dari cara memetik agar tidak merusak tanaman, hingga cara menyimpan agar khasiatnya tidak hilang. Ia menyadari bahwa 'pengetahuan' Nenek Kiku tentang hutan jauh lebih dalam dari yang ia duga....

..."Manajer Kecil Kenzo mengatakan kita akan membuat 'ramuan penyembuh' atau 'penambah stamina' dari ini," kata Kaito. "Apakah Nenek yakin bisa membuatnya?"...

..."Aku sudah mencoba resepnya berkali-kali di masa muda," Nenek Kiku menjawab. "Tapi selalu kekurangan bahan. Atau, setelah aku berhasil, ramuan itu sulit disimpan. Cepat busuk."...

..."Itu adalah 'masalah kualitas' dan 'daya tahan produk'," Kenzo akan berkata jika dia ada di sana, pikir Kaito....

...Kaito menghabiskan hari itu tidak hanya mengumpulkan bahan, tetapi juga belajar. Ia belajar tentang siklus hidup tanaman, tentang bagaimana cuaca mempengaruhi pertumbuhan mereka, dan tentang bahaya tanaman beracun yang mirip dengan tanaman obat. Ini adalah jenis pengetahuan yang secara tidak langsung meningkatkan keterampilan *survival* dan observasinya sebagai pemburu....

...Ketika sore tiba, mereka kembali ke gubuk Nenek Kiku dengan keranjang penuh ramuan....

..."Kau sangat membantu, Kaito," kata Nenek Kiku, matanya berbinar. "Kau punya mata yang tajam."...

...Kaito merasa bangga. Meskipun bukan berburu, ia merasa telah berkontribusi besar. "Aku juga belajar banyak, Nenek. Hutan ini lebih dari sekadar tempat berburu."...

...Nenek Kiku mulai mengolah ramuan. Kenzo, yang muncul tak lama kemudian, langsung mendekat, matanya meneliti setiap proses....

..."Bagaimana 'proses pengolahan' ini, Nenek?" tanya Kenzo. "Apakah ada cara untuk membuatnya lebih cepat? Atau memastikan 'kualitas produk' tetap konsisten?"...

...Nenek Kiku menjelaskan langkah-langkahnya: mencuci, mengeringkan, menumbuk, merebus, menyaring. Sebuah proses yang panjang dan rumit....

..."Kaito-san, bisakah kita membuat alat penumbuk yang lebih efisien untuk Nenek Kiku?" Kenzo bertanya, otaknya sudah memikirkan 'inovasi peralatan' dengan Kakek Genji. "Atau mungkin semacam wadah penyimpanan yang bisa menjaga ramuan agar tidak cepat busuk?"...

...Kaito mengangguk, ia sudah mendapatkan beberapa ide....

..."Dan untuk 'daya tahan produk', Nenek," Kenzo melanjutkan. "Bagaimana jika kita mencampur ramuan ini dengan madu? Madu memiliki sifat pengawet alami. Ini akan menjadi 'formula baru' dan 'kemasan' yang lebih menarik."...

...Nenek Kiku tersenyum. "Itu ide yang bagus, Kazuki. Aku akan mencoba."...

...Kenzo melihat senyum di wajah Nenek Kiku, dan semangat baru di mata Kaito. Mereka tidak hanya membuat ramuan, mereka sedang membangun 'lini produk' baru. Ini adalah 'portofolio produk' pertama mereka di sektor herbal, dan Kenzo sudah membayangkan 'pasar' yang luas menanti....

...Setelah meninggalkan Nenek Kiku dan Kaito yang sibuk dengan ramuan herbal, Kenzo memutuskan untuk melakukan 'analisis pasar' yang lebih luas. Ia tidak bisa pergi jauh dari desa dalam tubuh kecilnya, jadi ia mengandalkan sumber daya terbaik yang ia miliki: Haru dan Midori....

..."Ayah, Ibu," Kenzo memulai saat makan siang. "Aku butuh informasi tentang desa-desa lain di sekitar kita."...

...Haru dan Midori saling pandang. "Desa lain? Ada apa, Kazuki?"...

..."Apakah kalian pernah pergi ke pasar di desa lain?" Kenzo bertanya. "Apa saja yang mereka jual di sana? Apakah ada produk yang mirip dengan yang kita punya? Atau produk yang mereka miliki tapi kita tidak?"...

...Haru berpikir keras. "Aku pernah ke pasar di Desa Bukit Hijau. Mereka menjual keramik yang bagus. Dan Desa Sungai Tenang terkenal dengan ikannya."...

..."Keramik... ikan..." Kenzo mencatat. "Apakah mereka menjual kulit binatang? Daging kering? Atau ramuan obat?"...

...Midori menyahut. "Biasanya pedagang keliling membawa kulit binatang dari hutan yang lebih jauh. Tapi tidak banyak. Dan ramuan obat... biasanya hanya Nenek Kiku yang punya. Tapi itu hanya untuk kita sendiri."...

...Kenzo mengangguk. "Itu adalah 'keunggulan kompetitif' kita, Ibu. Produk kita unik atau lebih berkualitas. Ini akan menjadi 'diferensiasi produk' kita."...

..."Diferensiasi?" Haru mengernyit....

..."Artinya, produk kita beda dari yang lain," Kenzo menjelaskan. "Kulit serigala kita akan diolah dengan metode terbaik, sehingga lebih awet dan indah. Ramuan Nenek Kiku akan lebih efektif dan tahan lama. Alat-alat Kakek Genji akan lebih kuat dan seimbang."...

..."Jadi, kita punya produk yang lebih baik," Haru menyimpulkan. "Lalu?"...

..."Lalu kita 'memasarkan'nya," kata Kenzo. "Kita tidak hanya menunggu pembeli datang. Kita akan membawa produk kita kepada mereka. Tapi sebelum itu, kita perlu tahu: siapa 'target pasar' kita? Siapa yang paling membutuhkan produk kita? Dan berapa harga yang pantas untuk 'nilai' yang kita tawarkan?"...

...Midori, yang selama ini mengelola keuangan rumah tangga dengan hemat, mulai tertarik. "Harga yang pantas? Bagaimana kita tahu?"...

..."Itu adalah 'strategi harga' kita," Kenzo menjelaskan. "Kita tidak boleh menjual terlalu murah, agar tidak meremehkan kualitas produk kita. Tapi kita juga tidak boleh terlalu mahal, agar bisa dijangkau oleh pembeli."...

...Kenzo kemudian bertanya tentang kebiasaan berbelanja di desa-desa lain. Apakah mereka sering berburu? Apakah mereka sering sakit? Apakah mereka punya masalah dengan binatang buas?...

..."Desa-desa di dekat Hutan Bayangan sering diserang beruang," Haru bercerita. "Mereka pasti butuh pemburu yang hebat seperti Ichiro."...

..."Beruang!" Kenzo berseru. "Itu adalah 'pasar potensial' yang besar untuk 'Unit Keamanan' kita. Kita tidak hanya menjual produk, kita juga menjual 'jasa keamanan'."...

...Haru dan Midori terkesima. Mereka tidak pernah melihat desa lain sebagai 'pasar' atau 'pelanggan'. Mereka hanya melihatnya sebagai desa tetangga....

..."Ibu, bisakah kau membantu Nenek Kiku untuk mengolah ramuan hari ini?" Kenzo meminta. "Semakin banyak 'produksi', semakin banyak 'inventaris' yang kita punya untuk dijual."...

..."Tentu saja, Kazuki," Midori mengangguk, merasa bangga....

..."Ayah," Kenzo melanjutkan. "Aku butuh bantuanmu untuk 'analisis kompetitor'. Kita akan mengunjungi Kakek Genji. Aku ingin tahu apakah dia pernah melihat alat-alat buatan pandai besi dari desa lain. Apakah ada yang lebih baik dari buatannya? Apa 'keunggulan' dan 'kelemahan' mereka?"...

...Haru mengangguk, antusias. Ia suka berkunjung ke Kakek Genji....

...Kenzo tersenyum puas. Ia sedang membangun 'database' tentang pasar dan pesaingnya. Informasi adalah kekuatan, dan di dunia *medieval* ini, informasi adalah emas. Dia tidak akan membiarkan dirinya terperangkap dalam kemiskinan lagi. Dia akan mendominasi 'pasar' ini, satu desa pada satu waktu....

...​...

1
Scar
Asyik nih!
Eagle Ofgod: terimakasih
total 1 replies
Lah_
Menggugah perasaan
Eagle Ofgod: terimakasih
total 1 replies
Vicki-ying
Aku tak sabar menantikan kelanjutannya, semangat thor!
Eagle Ofgod: terimakasih..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!