Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 - Dua Kehidupan
Keesokan hari nya..
Gimana hari pertama di sekolah kemarin sayang.”ucap Clara kepada putra nya.
Ya walaupun mereka tinggal di satu rumah, Alaska sering sekali pulang terlambat saat bekerja tidak seperti Axel yang selalu pulang tepat waktu entah kemana pria itu mampir terlebih dahulu Clara juga tidak pernah menanyakan karena dia percaya pada putra nya.
Saat ini pagi hari yang indah sarapan adalah suatu kewajiban bagi Alaska bersama Clara dan Axel karena bagi nya hanya di waktu pagi ini dia bisa bertemu kedua orang tua nya di tengah rutinitas nya yang semakin padat.
“Semua menyenangkan ternyata menambah pengalaman baru di hidup tidak seburuk itu,”ucap Alaska kepada Clara.
“Benarkah? Seharusnya kau mengajar di sekolah tempat Daddy mu mengajar sebelumnya saja,”ungkap Hana kepada anak nya itu.
“Terlalu jauh mom, ini saja sudah jauh. Kenapa mommy terlihat sangat senang aku semakin sibuk?”heran Alaska melihat wajah mommy nya yang ceria.
“Itu karena mommy mu mengira kau akan mendapatkan kenalan baru dengan guru sekolah sana, calon menantu,”sambung Axel kepada putra nya itu.
“Mommy selalu saja, aku masih 27 tahun. Lagi pula daddy menikah dengan mommy di umur 30 tahun kan, karir ku masih panjang,”jelas Alaska.
“Tapi daddy mu sudah menikah dengan mom Clarissa saat seumuran mu,”kesal Clara kepada putra nya.
Pria itu hanya bisa menghela nafas nya pelan, bagaimana tidak. Mommy nya selalu saja membahas soal pernikahan karena dia ingin segera memiliki cucu, tapi Alaska selalu membalik kan percakapan yang tidak berguna itu.
Dia merasa masih belum siap menikah bukan karena tidak ingin mencari pasangan atau tidak ada gadis yang dia rasa baik seperti mommy nya, dia hanya saja benar benar belum siap. Membayangkan mendapatkan istri seperti kakak nya yang manja.
“Jika aku menikah, aku tidak bisa membayangkan harus mendapatkan istri yang manja seperti Alisa. Untung kak Arbian orang nya sabar mom, lebih baik aku sendiri,”geleng Alaska mengingat itu.
“Sudahlah sayang nanti kalau cinta juga susah di bilangin nya,”bisik Axel kepada Clara yang melirik suami nya.
Setelah mengatakan itu Clara hanya menghela nafas mereka kembali melanjutkan makanan dengan santai, setelah waktu menunjukkan pukul 7.15 pria itu langsung berdiri karena ingin berangkat ke sekolah.
Langkah besar nya sanga tampan hari ini kemeja biru dengan garis garis dan celana cream sungguh membuat nya sangat tampan, langkah kaki nya menuju mobil mewah nya, hari ini Aska sendiri karena Jeff sedang di perusahaan.
“Semakin aku mendekat semakin tidak ada pergerakan,”gumam Alaskan menancapkan gas langsung menjalankan mobil nya.
Mobil mewah itu membelah jalanan ibu kota, ketika masuk gerbang semua orang orang dengan kaget melihat mobil Aska di sana. Walaupun mereka tidak tau harga dan merek mobil.
Tapi melihat kilatan mobil itu mereka tau jika itu adalah mobil mahal, sebenarnya Aska malah menggunakan mobil mewah ini. Dia akan menggunakan mobil jelek, demi melengkapi samaran nya tapi mau bagaimana dia tidak betah dengan mobil butut.
“Gila mobil siapa itu?”
“Buset mobil mahal itu,”
“Loh pak Alaska ternyata, keren banget,”
“Udah ganteng, mobil nya juga ganteng,”
“Iya ya, emang gaji guru sebanyak itu?”
“Entahlah,”
Para siswa dan siswi yang baru masuk gerbang berbisik di sana, Alaska sama sekali tidak mempedulikan nya. Ah sial nya kelas nya hari ini di jam yang berjauhan yaitu pagi dan sore hari jam pertama dan terakhir.
Dan sepertinya dia harus siap siap harus berada di sekolah sambil bekerja, pria itu di sapa siswa nya dan dengan anggukan Aska membalasnya dengan datar.
“Selamat pagi pak, jangan lupa sarapan nanti atit,”
“Ih gatal banget sih,”
“Pagi pak,”
Sedangkan di sisi lain terlihat di sana Arum sedang menyetrika baju adik nya dengan pelan, dia menatap pria kecil yang masih duduk di bangku SMP itu ya mereka memang tidak terlalu jauh.
Dimana ibu tiri Arum? Wanita itu tentu juga memiliki pekerjaan tidak di seperti sinetron atau drama lain yang hidup hengkang hengkang saja, dia juga tau diri karena belum bisa mendapatkan uang dari Arum.
“Kakak maafkan dede ya, harus nya dede minta tolong ibu saja, dede gatau kalau baju nya belum di setrika,”ucap Bayu adik tiri Arum.
“Gapapa de, kakak juga lupa ga cek baju yang di pake hari ini. Kalau ibu tau malah kakak akan di marahi untung saja ibu pergi cepat,”ucap Arum tersenyum menyetrika.
“Makasih kakak, nanti gausah anterin dede kaka. Nanti kaka telat lagi, dede telpon temen dede minta jemput aja, kakak jalan kaki kan? Pasti telat, ibu kenapa sih gamau kasih motor itu padahal ga di pake juga!”kesal Bayu melirik motor listrik yang ada di sana.
“Itu kan punya dede di beliin ibu, udah selesai ini pake baju nya cepat. Mau sarapan dulu?”tanya Arum kepada adik nya.
“Tidak usah kakak berangkat saja, dede tunggu temen dede sambil sarapan. Kakak bentar lagi masuk loh, dede kan punya kunci rumah juga,”jelas Bayu.
“Baiklah, kakak berangkat dulu, jangan lupa kunci rumah de nanti kakak di marahin ibu,”jelas gadis itu.
Bayu hanya mengangguk dan menggunakan pakaian nya dengan cepat Arum mengambil tas nya, dia merogoh saku baju nya dia tidak pernah di berikan uang jajan dia selalu membantu pekerjaan di warung kopi dekat rumah nya agar di kasih imbalan.
Arum dan Bayu memang dekat, walaupun Sarah tidak menyukai kedekatan anak kandung nya dan anak tiri nya itu. Tapi Bayu selalu punya cara agar Sarah menerima Arum dengan baik walaupun kalau tidak ada Bayu wanita itu marah terus terusan.
“Duh segini mana cukup buat ongkos, mana habis beli barang barang lagi,”gumam gadis itu melihat tas nya yang padat.
Arum langsung berlari dengan kecepatan penuh tidak mempedulikan rok nya yang sepoi sepoi terkena angin, jarak sekolah nya kalau jalan kaki ada sekitar 10 menit tapi kalau sudah berlari dia bisa dengan cepat.
Tapi ya Arum sudah menebak jika dia pasti akan terlambat dan benar saja di depan gerbang dia menghela nafas dengan berat. Keringat membasahi wajah cantik nya, dia melihat satpam yang menyuruh siapa saja yang terlambat berbaris.
“Pak nama saya udah gausah di tulis udah penuh itu buku,”kesal Arum kepada Satpam itu.
“Kalau tau neng Arum buku penuh karena nama nya harus nya jangan buat masalah, siram tanaman jam kedua baru masuk,”perintah satpam itu.
“Hah udah deh!!! Nambah kerjaan aja,”