NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Menuju Sekte Bintang Langit

"Siapa yang terkuat di sana?" tanya Zhong Li.

"Ada dua sosok tertinggi," jelas Xue Wei. "Yang pertama adalah Tetua Agung. Menurut rumor, dia bisa bertransformasi menjadi setengah manusia dan setengah banteng buas ilahi. Ukuran tubuhnya ketika bertransformasi bisa lebih besar dari gunung. Kekuatannya luar biasa. Yang kedua adalah Ketua Sekte itu sendiri, yang bisa berubah menjadi manusia elang."

Xue Wei kemudian melanjutkan dengan semangat, "Sekte Bintang Langit juga memiliki arena pertarungan resmi. Para kultivator pengembara sering pergi ke sana untuk menguji kemampuan mereka, karena mereka bisa bertarung tanpa harus memikirkan konsekuensinya. Arena ini juga menarik banyak penjudi dari seluruh penjuru alam atas."

Zhong Li mengangguk. Ia mulai memahami mengapa Xue Wei begitu bersemangat. Dunia ini memiliki aturan dan cara-caranya sendiri. Ia sendiri merasa tertarik dengan sekte ini, dan ia menantikan untuk melihat pertarungan di sana.

°°°

Setelah beberapa hari melewati pegunungan pertama yang menjulang tinggi, Zhong Li dan Xue Wei akhirnya tiba di puncak pegunungan kedua. Matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan jingga dan ungu yang memukau. Zhong Li memutuskan untuk beristirahat di sana. Saat Xue Wei sibuk menyiapkan tempat untuk bermalam, Zhong Li berjalan santai ke sisi tebing, menatap pemandangan yang membentang luas.

Dari ketinggian itu, pemandangannya sangat indah. Hewan-hewan spiritual terbang melintasi langit, dan awan-awan menyerupai pulau-pulau yang melayang di angkasa. Di cakrawala, sebuah bulan besar berwarna merah terlihat, berdekatan dengan matahari yang tenggelam. Zhong Li duduk bersila, matanya terpejam, dan ia mulai bermeditasi.

Hari berganti malam, dan pemandangan langit berubah total. Bulan merah yang redup kini ditemani oleh bulan biru yang lebih besar, memancarkan cahaya terang yang menerangi malam. Zhong Li merasakan aura alam yang begitu murni. Tubuhnya yang unik terus menyerap energi spiritual tanpa batas, bahkan saat ia berjalan sekalipun. Tidak seperti kultivator biasa yang harus mengumpulkan energi di inti tubuh, tubuh Zhong Li adalah wadah yang tak berdasar.

Setelah bermeditasi cukup lama, Zhong Li mengangkat tangannya ke depan. Sebuah percikan Api Surgawi keluar dari telapak tangannya, dan ia berucap, "Keluarlah." Seketika, aura emas menyebar dari tangannya ke seluruh sisi gunung, dan tujuh sosok besar muncul di hadapannya. Mereka adalah monster api surgawi berwarna kuning emas menyala, dengan percikan api putih, masing-masing memegang senjata yang berbeda.

Tujuh sosok itu adalah Avatar Penjaga yang baru saja diciptakan Zhong Li. Avatar-avatar ini tidak memiliki kesadaran, melainkan entitas yang sepenuhnya patuh dan memiliki kekuatan di puncak ranah surgawi. Xue Wei, yang melihat kejadian itu, terkejut dan terjatuh, lututnya lemas. Ia merasakan aura yang begitu kuat dari ketujuh avatar tersebut, membuat napasnya sesak.

Xue Wei akhirnya mengerti. Zhong Li bukanlah orang biasa. Kekuatan dan keagungannya begitu besar, namun auranya tidak dapat ia rasakan, seperti layaknya orang biasa. Ia berbeda dengan kultivator tingkat tertinggi yang auranya masih bisa dirasakan dan mencekam. Xue Wei kini menyadari bahwa perjalanannya bersama Zhong Li akan jauh lebih luar biasa dari yang ia bayangkan.

Setelah tujuh Avatar Penjaga tercipta, Xue Wei selesai memasak dan memanggil Zhong Li untuk makan bersama. Di depan api unggun yang hangat, mereka makan dalam diam. Xue Wei masih terkejut dengan apa yang ia saksikan, tetapi ia tidak berani bertanya.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan. Setelah melewati pegunungan yang terjal, mereka tiba di puncak gunung terakhir. Xue Wei menunjuk ke arah dataran di depan mereka. "Tuan Zhong Li, setelah melewati gunung ini, kita akan tiba di Kota Bintang, kota yang dekat dengan Sekte Bintang Langit."

Zhong Li mengangguk dan mereka berdua mendaki ke puncak. Dari sana, pemandangan dataran luas terbentang di bawah mereka. Sebuah kota besar terlihat di kejauhan, dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit. Di ujung dataran, sebuah pilar raksasa terlihat, menembus awan.

"Di ujung sana adalah Sekte Bintang Langit," jelas Xue Wei, menunjuk ke arah pilar raksasa itu. "Pilar itu adalah Menara Ujian Sekte, tempat para murid berlatih. Menara itu memiliki seratus lantai, dan setiap lantai memiliki tantangan yang berbeda."

Zhong Li tidak menunggu lebih lama. Ia langsung melesat menuruni gunung, diikuti oleh Xue Wei, menuju Kota Bintang. Kota itu adalah gerbang menuju Sekte Bintang Langit. Dinding kotanya terbuat dari batu-batu hitam pekat, dan gerbangnya sangat besar, dengan ukiran naga-naga yang memancarkan aura keganasan.

Di gerbang, terlihat banyak antrean manusia biasa dan kultivator yang ingin masuk. Zhong Li dan Xue Wei ikut mengantre. Saat mereka mengantre, sebuah keributan terjadi. Seorang pengemis, dengan seorang gadis kecil yang menggemaskan di sampingnya, dipukul oleh penjaga karena tidak mampu membayar biaya masuk.

"Pergilah!" teriak penjaga itu dengan suara kasar. "Jika tidak punya uang, jangan bermimpi masuk ke kota ini!"

Pengemis itu berjalan dengan sedih, tetapi saat ia melewati antrean, Zhong Li menghampirinya. Ia mengeluarkan segenggam koin emas dari sakunya. "Ambillah ini," kata Zhong Li dengan lembut. "Itu pasti cukup untuk kalian berdua."

Pengemis itu terkejut. "Terima kasih, Tuan," katanya dengan suara bergetar. Gadis kecil di sampingnya juga membungkuk dengan sopan. Zhong Li hanya tersenyum tipis dan kembali ke antrean.

Setelah masuk ke dalam kota, Zhong Li dan Xue Wei berjalan santai, mencari penginapan. Di sepanjang jalan, mereka melihat banyak hal. Kota itu dipenuhi oleh para kultivator pengembara. Di sebuah arena, pertarungan sengit sedang berlangsung. Para penduduk kota bersorak-sorai dengan semangat, aura pertarungan yang kuat memenuhi udara.

Mereka akhirnya menemukan penginapan, memesan makanan, dan beristirahat.

°°°

Keesokan harinya, fajar menyingsing dengan cahaya keemasan yang menembus jendela kamar. Pintu kamar Zhong Li diketuk pelan. Itu adalah Xue Wei, sang pemandu.

"Tuan Zhong Li, ayo kita makan," ajak Xue Wei dengan suara ramah. "Sarapan sudah disiapkan di bawah."

Zhong Li membuka pintu dan mengangguk. Ia berjalan santai menuju ruang makan di lantai bawah penginapan, diikuti oleh Xue Wei. Di ruang makan yang hangat dan ramai, mereka duduk di sebuah meja kecil. Makanan sudah disiapkan: semangkuk bubur hangat, roti gandum, dan teh herbal yang harum. Mereka makan dalam diam, menikmati sarapan pagi di tengah hiruk pikuk Kota Bintang yang mulai sibuk.

Setelah sarapan, Zhong Li meletakkan mangkuknya yang sudah kosong. Matanya menatap ke arah luar jendela, di mana keramaian kota mulai terasa.

"Aku ingin melihat arena tempat bertarung para murid Sekte Bintang Langit," ucapnya dengan nada tenang.

Xue Wei, yang sedang menyesap tehnya, tersenyum. "Ide yang bagus, Tuan Zhong Li. Arena itu adalah salah satu tempat paling menarik di Kota Bintang. Banyak kultivator dari seluruh Alam Atas datang untuk menguji kemampuan mereka di sana. Kita bisa pergi sekarang jika Anda mau."

Zhong Li mengangguk. "Baiklah. Mari kita pergi."

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!