Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluar dari XY
Freya yang mengendarai mobilnya, mengantarkan Dante pulang sampai ke depan rumahnya, Freya keluar dari mobilnya untuk berpamitan dengan Dante, tetapi kemudian Dante menyuruhnya masuk dan berpamitan dengan ibunya.
Freya menyetujui ajakan tersebut, mereka pun berjalan bersama ke dalam rumah, kemudian ibu Dante yang mendengar suara pintu terbuka, menoleh ke arahnya, dan terkejut melihat Dante bersama seorang wanita yang sangat cantik.
Freya, yang menyadari tatapan ibu Dante, langsung tersenyum ramah dan menyapa, "Selamat malam, Tante. Nama saya Freya."
Ibu Dante masih terpaku, tetapi segera membalas sapaan itu, "Selamat malam, nak Freya. Silakan masuk."
"Terima kasih, Tante. Saya hanya ingin berpamitan. Senang sekali bisa bertemu Tante," balas Freya dengan sopan.
"Tentu nak, Tante juga senang bertemu denganmu," ucap ibu Dante.
Freya pun berpamitan, berjalan menuju mobilnya, dan melambaikan tangan kepada Dante dan ibunya. Setelah mobil Freya melaju menjauh, Dante kembali ke dalam rumah dan mendapati ibunya sedang menunggunya.
"Dante! Siapa wanita cantik itu?" tanya ibunya.
"Dia Freya, Bu. Teman kerja, dia yang mengantarkanku pulang," jawab Dante, ia berjalan ke kamarnya.
Ibu Dante mengikuti anaknya, "Teman kerja? Dia terlihat sangat baik."
"Iya, Bu. Dia memang orang yang baik," jawab Dante, ia kemudian menutup pintu kamarnya.
Dante menjatuhkan dirinya di kasur. Ia merenungkan kejadian malam itu, memikirkan setiap kata yang diucapkannya kepada Freya. Sebuah suara terdengar di dalam kepalanya, suara itu adalah Gema.
[Setelah ciuman itu, aku dapat menganalisis perasaan Freya padamu, dia tidak menginginkanmu hanya untuk dimanfaatkan, dia benar-benar tulus. Dia ingin berada di sisimu. Kamu juga harus mengerti, bahwa kamu sekarang sudah memiliki ambisi baru, kamu ingin keluar dari perusahaan XY dan fokus pada Gemagroup. Ini saat yang tepat untuk melakukannya].
"Aku mengerti," gumam Dante dalam hati. "Aku akan keluar dari perusahaan XY. Aku akan fokus ke Gemagroup dan meraup banyak kekayaan dari trading. Aku akan membuat Gemagroup menjadi perusahaan yang setara dengan Perusahaan XY, agar aku bisa menyeimbangkan posisi dengannya."
Keesokan paginya, suasana kantor Perusahaan XY terasa berbeda. Freya, yang biasanya langsung memulai hari dengan semangat, tampak gelisah. Ia merasa khawatir. Pikirannya melayang pada percakapan semalam bersama Dante. Ia mengira Dante tidak menyukai apa yang dia lakukan.
Saat membuka email, Freya terkejut melihat email pemberitahuan pengunduran diri Dante. Tangannya gemetar, ia merasa bersalah. Ia mengira Dante mengundurkan diri karena ia tidak menyukai apa yang Freya lakukan semalam padanya.
Ia pun segera meraih ponselnya, ia membuka kontak Dante dan meneleponnya. Suara Dante yang ramah, sedikit meredakan kecemasan Freya.
"Hallo, Dante? Aku dengar kamu mengundurkan diri dari perusahaan. Apakah ini karena aku? Apakah kamu merasa terganggu dengan apa yang terjadi semalam? Aku minta maaf, Dante. Aku tahu aku terlalu cepat. Aku tidak akan mengganggumu lagi," ucap Freya dengan suara serak.
"Freya, ini bukan karena kamu. Aku hanya ingin fokus ke Gemagroup," jawab Dante.
"Tapi kenapa kamu harus keluar dari perusahaan? Aku bisa membantumu," kata Freya.
"Aku tidak ingin membuatmu terlibat. Ini adalah masalahku sendiri. Kamu harus percaya padaku," balas Dante.
"Dante, kamu harus percaya padaku. Aku akan selalu ada untukmu. Apa pun yang terjadi," jawab Freya.
"Aku juga akan ada untukmu. Jangan pernah berpikir bahwa aku akan meninggalkanmu," jawab Dante.
Dante memasuki kantor Gemagroup yang kini sudah memiliki 20 karyawan. Kantor itu terlihat modern dan futuristik dengan hiasan-hiasan yang berhubungan dengan teknologi dan AI. Dimas dan Kania tersenyum menyambutnya.
"Dante, selamat datang kembali di markas! Lihatlah, ini adalah tim yang akan bekerja sama dengan kita," kata Dimas, sambil menunjuk ke arah karyawan yang sedang sibuk di meja kerja mereka.
Karyawan-karyawan itu menatap Dante dengan rasa penasaran. Dimas kemudian berjalan ke tengah ruangan dan menepuk pundak Dante.
"Semuanya, perkenalkan. Ini adalah pemilik Gemagroup yang sebenarnya, Dante Alighieri," kata Dimas.
Seketika, seluruh mata tertuju pada Dante. Mereka semua terkejut.
Dante pun tersenyum dan menyapa, "Selamat pagi, semuanya. Saya tahu, ini adalah awal yang sulit, tetapi saya yakin kita bisa menjadi tim yang kuat. Saya akan mengandalkan kalian."
Kemudian, Dante berjalan ke arah mejanya dan duduk, lalu menyalakan komputernya. Sebuah suara terdengar di kepala Dante,
[Aku sudah menyiapkan rencana pengembangan Gemagroup. Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuanmu].
Dante menatap layar komputernya. Sebuah data, grafik, dan analisis yang mendukung setiap poinnya muncul di layar.
[Pertama, kita harus fokus pada pengembangan produk yang inovatif. Aku sudah menganalisis tren pasar dan menemukan bahwa ada banyak celah yang belum dimanfaatkan. Kedua, kita harus merekrut lebih banyak talenta untuk mempercepat pertumbuhan Gemagroup. Ketiga, kita harus membangun branding yang kuat agar Gemagroup dikenal sebagai perusahaan yang solid dan inovatif].
Dante mendengarkan suara Gema dengan saksama. Ia hanya mengangguk pelan.
"Baik, mari kita mulai," ucap Dante dengan suara tegas. "Aku sudah menyusun rencana strategis yang luar biasa. Tugas kita sekarang adalah mengubah visi itu menjadi kenyataan."
Dante menoleh ke arah Dimas dan Kania, "Dimas, Kania, kita akan memimpin proyek ini. Dimas, kamu akan bertanggung jawab untuk pengembangan produk baru kita. Kania, kamu akan bekerja sama denganku untuk merekrut talenta terbaik dan membangun branding Gemagroup."
Dimas dan Kania saling pandang, kemudian mengangguk serempak. Mereka tampak bersemangat, yakin bahwa mereka bisa mencapai tujuan tersebut di bawah kepemimpinan Dante.
"Kita akan mulai dengan pengembangan produk," kata Dante lagi, matanya menyapu seisi ruangan. "Aku sudah menganalisis data pasar yang luar biasa. Aku ingin kalian menggunakan data tersebut untuk merancang bot trading yang lebih canggih dan cerdas dari bot yang pernah ada. Dimas, saya mengandalkan kamu untuk hal ini."
"Siap, Bos," jawab Dimas sambil tersenyum.
"Kania, saya ingin kamu mulai mencari talenta-talenta baru. Kita membutuhkan insinyur IT, spesialis pemasaran digital, dan analis data yang terbaik. Pastikan mereka memiliki kemampuan yang luar biasa, sehingga kita bisa menjadi perusahaan yang tak tertandingi," perintah Dante.
Kania dengan cepat mencatat semua instruksi Dante di buku catatannya. Ia pun kembali tersenyum.
Sementara itu, Dante dan Gema kembali fokus pada pengembangan produk. Mereka bekerja sama untuk merancang fitur-fitur baru. Gema terus memperbarui data pasar dan memberikan rekomendasi, membantu tim mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Dante memastikan setiap detail produk sesuai dengan visi Gema.
Kania dan timnya mulai menyusun deskripsi pekerjaan yang sangat menarik. Mereka juga menghubungi agen perekrutan untuk mencari kandidat yang paling cocok. Kania bekerja dengan semangat yang luar biasa, yakin bahwa Gemagroup akan menjadi perusahaan terdepan di masa depan.
Di saat yang sama, Dante juga fokus pada branding. Mereka merancang ulang logo perusahaan, situs web, dan materi promosi lainnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan identitas merek yang profesional dan inovatif. Kania dan timnya sangat bersemangat. Mereka bekerja sama untuk membuat Gemagroup dikenal sebagai perusahaan yang solid dan tak tertandingi.