NovelToon NovelToon
Janda Proyek

Janda Proyek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Janda / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:422
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Penulis

Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(15) berpisah

Heru merasa sedih karena masa kontraknya di proyek sudah habis, artinya dia harus kembali dan tak bisa bertemu Mawar lagi untuk sementara waktu. Selama bekerja, Heru selalu menyempatkan diri bertemu dan berbagi momen dengan Mawar, tapi sekarang jarak memisahkan mereka. Hatinya berat meninggalkan anaknya Mawar yang sangat ia sayangi, terutama Ammar dan Ririn.

Mawar pun merasakan kehilangan, karena kebiasaan bertemu Heru yang membuat hari-harinya lebih berwarna harus terhenti. Mereka saling menguatkan lewat pesan dan panggilan walau terasa kurang

lengkap tanpa kehadiran fisik. Momen kebersamaan yang dulu sering dirasakan terasa sangat berharga sekarang.

Heru berjanji pada diri sendiri untuk bekerja lebih giat agar bisa cepat kembali bertemu Mawar dan anak-anaknya. Meskipun berpisah sementara, cinta mereka tetap kuat dan terus tumbuh di setiap doa dan harapan. Jarak memang memisahkan raga, tapi tidak cinta yang sudah mereka bangun bersama.

Heru dan Mawar memang harus berpisah sementara waktu karena pekerjaan Heru yang sudah selesai kontraknya. Tapi mereka nggak mau kehilangan momen kebersamaan itu, jadi mereka tetap rajin saling chat dan telepon. Dari pagi sampai malam, mereka ngirim pesan kapan pun ada waktu senggang, saling cerita soal hari mereka, kabar Ammar dan Ririn, sampai hal-hal kecil yang bikin rindu sedikit terobati. Suara Heru di telepon selalu bikin hati Mawar hangat, meskipun jaraknya jauh.

Mawar juga sering kirim foto Ammar dan Ririn lagi bermain atau belajar, supaya Heru tetap merasa dekat dan gak ketinggalan perkembangan anak-anak. Heru membalas dengan penuh perhatian, selalu memberi semangat dan bilang betapa dia rindu lihat mereka langsung. Kadang mereka video call, walau cuma sebentar, tapi itu sudah cukup buat menghapus rindu dan menjaga cinta tetap kuat.

Momen komunikasi ini jadi pengikat yang sangat berarti bagi mereka. Di tengah kesibukan masing-masing, Heru dan Mawar sadar bahwa saling mendukung dan menjaga komunikasi itu kunci supaya hubungan gak retak karena jarak. Mereka percaya, meskipun terpisah oleh waktu dan ruang, perasaan cinta dan pengertian tetap bisa menjaga kehangatan hubungan mereka.

Mawar kerap merasa terhibur dengan kata-kata manis dan doa dari Heru yang membuatnya optimis menjalani hari-hari tanpa Heru. Heru juga merasa dekat walau jauh, karena bisa melihat langsung senyuman Ammar dan Ririn lewat layar ponsel. Mereka berdua tahu bahwa waktu mereka bersama akan datang kembali, jadi mereka simpan harapan itu untuk terus bersemangat.

Kalau dipikir-pikir, momen-momen sederhana seperti chat dan telepon ini justru jadi kenangan manis yang akan mereka ingat selamanya. Kadang mereka bertukar cerita lucu atau saling mengirim emoji yang bikin suasana jadi ceria. Dalam setiap kata dan suara yang terucap, Mawar dan Heru saling menguatkan bahwa cinta mereka tetap tumbuh, tak terpengaruh jarak.

...•••...

Heru dan Mawar akhirnya bertemu kembali setelah masa perpisahan yang cukup lama. Saat Heru tiba di taman, jantung Mawar berdegup kencang, rindu yang selama ini mereka rasakan seolah meledak menjadi kebahagiaan tak terkira. Ammar dan Ririn pun ikut berlari menyambut Ayah mereka dengan tawa ceria. Momen itu penuh kehangatan, pelukan yang erat, dan mata yang tak mau berpisah dari satu sama lain.

Mawar merasa semuanya terasa seperti mimpi yang jadi nyata. Setelah sekian lama hanya bisa berkomunikasi lewat chat dan telepon, kini Heru hadir di hadapannya, lengkap dengan senyum dan tatapan penuh cinta. Mereka duduk bersama di bangku taman, menikmati udara segar sambil berbagi cerita tanpa henti. Ammar dan Ririn bermain di sekitar mereka dengan bahagia, menambah kesempurnaan momen reuni ini.

Heru tak kalah bahagia, setiap detik bersama keluarga adalah hadiah terbesar baginya. Dia merasakan kehangatan cinta yang selama ini ia rindukan, membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-hari ke depan. Mawar dan Heru saling berjanji untuk selalu menjaga dan menghargai kebersamaan ini, tak ingin lagi ada jarak yang memisahkan mereka.

Mawar bercerita bahwa selama perpisahan itu, ia sering teringat momen-momen sederhana bersama Heru — saat mereka tertawa bersama, berbagi cerita, dan saling mendukung dalam suka dan duka. Semua itu terus menjadi pengingat betapa kuatnya rasa cintanya. Rindu itu bukan sekadar kerinduan fisik, tapi kerinduan akan kehangatan, perhatian, dan rasa aman yang hanya bisa diberikan oleh Heru.

Heru pun membalas pelukan Mawar dengan erat, mengerti betul betapa besar rasa rindu itu. Ia juga mengaku bahwa ia sangat merindukan Mawar, Ammar, dan Ririn. Pertemuan itu terasa seperti obat yang menyembuhkan penantian panjang mereka. Mereka duduk bersama, membiarkan waktu berjalan perlahan, menikmati kehadiran satu sama lain yang selama ini hanya bisa dirasakan lewat suara di telepon atau kata-kata di pesan singkat.

Mawar merasa beruntung sekali bisa mengungkapkan perasaannya secara langsung, yang selama ini hanya bisa disimpan rapat di dalam hati. Ia tahu, rindu yang mereka rasakan kini berubah menjadi kekuatan untuk tetap saling mendukung dan menjaga cinta mereka. Di antara tawa Ammar dan Ririn yang bermain di sekeliling, Mawar merasa lengkap dan yakin bahwa apapun rintangan, cinta mereka akan selalu menemukan jalan.

Heru juga tak bisa menyembunyikan betapa dalam rindunya selama mereka berpisah. Saat akhirnya bertemu Mawar, ia dengan tulus mengungkapkan perasaan itu. Heru berkata bahwa setiap hari tanpa Mawar terasa hampa dan berat, seakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Ia merindukan cara Mawar tersenyum, suara lembutnya yang menenangkan, dan kehangatan pelukannya yang selalu membuat Heru merasa pulang.

Dalam keheningan taman yang tenang, Heru memegang tangan Mawar erat-erat, menunjukkan betapa besar cintanya. Ia cerita bagaimana telepon dan chat mereka selama ini menjadi obat penawar rindu, tapi tak ada yang bisa menggantikan kehadiran nyata Mawar di sampingnya. Heru juga rindu Ammar dan Ririn yang selalu membawa keceriaan, membuat rumah mereka penuh warna walau tanpa dirinya.

Mawar mendengarkan dengan mata berkaca-kaca, merasa hatinya hangat karena perasaan Heru yang sama dalamnya. Mereka berdua tahu bahwa rindu mereka bukan hanya soal jarak fisik, tapi tentang keinginan untuk selalu bersama dan saling melengkapi hidup masing-masing. Momen itu menguatkan ikatan cinta mereka, membuat semuanya terasa lebih berarti dan penuh harapan.

"Aku rindu kamu, Heru."

"Aku juga, sayang."

Heru dan Mawar benar-benar menikmati momen kebersamaan itu dengan penuh sukacita. Setelah lama berpisah, mereka duduk santai di taman sambil Ammar dan Ririn bermain riang di sekitar mereka. Suasana hangat dan cerah membuat hari itu terasa begitu istimewa, seperti waktu berhenti sejenak hanya untuk mereka. Heru memeluk Mawar dengan lembut, dan Mawar pun membalas dengan senyuman penuh cinta.

Mereka berbagi cerita tentang hari-hari yang dilewati selama berpisah, sambil tertawa dan saling menguatkan. Ammar dan Ririn bermain bola, berlari ke sana kemari dengan tawa yang riang, menambah kehangatan keluarga kecil itu. Heru dan Mawar merasa betapa berharganya waktu bersama, yang membuat segala rindu dan penantian terbayar sudah.

Mereka mengabadikan momen itu dengan foto bersama, menangkap kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka. Bagi Heru dan Mawar, ini bukan sekadar waktu biasa, tapi saat yang akan selalu dikenang sebagai bukti cinta. Mereka sadar, kebersamaan seperti ini adalah hadiah terindah dari hidup.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!