NovelToon NovelToon
TERSERET JANJI ATHAR

TERSERET JANJI ATHAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Halwa adalah siswi beasiswa yang gigih belajar, namun sering dibully oleh Dinda. Ia diam-diam mengagumi Afrain, kakak kelas populer, pintar, dan sopan yang selalu melindunginya dari ejekan Dinda. Kedekatan mereka memuncak ketika Afrain secara terbuka membela Halwa dan mengajaknya pulang bersama setelah Halwa memenangkan lomba esai nasional.
Namun, di tengah benih-benih hubungan dengan Afrain, hidup Halwa berubah drastis. Saat menghadiri pesta Dinda, Halwa diculik dan dipaksa menikah mendadak dengan seorang pria asing bernama Athar di rumah sakit.
Athar, yang merupakan pria kaya, melakukan pernikahan ini hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sakit keras. Setelah akad, Athar langsung meninggalkannya untuk urusan bisnis, berjanji membiayai kehidupan Halwa dan memberitahunya bahwa ia kini resmi menjadi Nyonya Athar, membuat Halwa terombang-ambing antara perasaan dengan Afrain dan status pernikahannya yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Melihat kepergian mereka bertiga, Athar masuk ke kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil mengambil ponselnya.

Segera ia menghubungi istrinya dan mengajaknya mengobrol.

Halwa yang baru saja selesai mandi langsung mengenakan piyamanya.

Ia cepat-cepat duduk di tepi tempat tidur dan jantungnya berdebar kencang saat melihat nama Athar muncul di layar ponselnya.

“Halo, Athar?” ucap Halwa sambil tersenyum tipis ke arah suaminya.

"Baru selesai mandi? Atau baru pulang sekolah?" tanya Athar sambil mengernyitkan keningnya.

"A-aku baru selesai mandi, Athar. Tadi aku pulang jam empat karena ada tambahan les." jawab Halwa.

Halwa menelan salivanya dan ada sedikit rasa bersalah karena telah berbohong pada suaminya.

“Aku sudah sampai di Turki, Hal. Baru saja mengusir Paman Onur dan Azizah,” ucap Athar sambil menghela nafas panjang.

Halwa menatap wajah suaminya yang sedang kelelahan.

"Kenapa Paman Onur selalu menyulitkan kamu, Athar?"

Athar menghela napas panjang di ujung telepon.

Wajahnya yang kelelahan tampak jelas di layar, namun sorot matanya yang tajam tetap tidak hilang.

"Itu karena dia serakah, Hal. Dia tidak bisa menerima kalau perusahaan Ayah jatuh ke tangan yang benar. Dan dia pikir, dengan menikahkan aku dan Azizah, dia bisa mengendalikan semuanya. Dia lupa siapa aku." Athar menyesap sedikit air di gelas sampingnya.

"Tapi jangan khawatir, aku sudah mengurusnya. Sekarang mereka sudah keluar dari rumah ini."

Halwa mengangguk kecil saat mendengar perkataan dari suaminya.

"Hal, apa kamu memakai cincin pernikahan kita?" tanya Athar.

Halwa menunjukkan jari manisnya ke arah suaminya.

"Aku memakainya, Athar." jawab Halwa.

“Bagus, Hal. Ingat janjimu untuk tetap di rumah dan jangan lakukan hal yang membuatku marah.”

Halwa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

Ia tidak mungkin memberitahu Athar soal latihan dansa dan kunjungan ke rumah Afrain sore tadi.

"Halwa, aku merindukanmu."

"A-aku juga, Athar."

Athar mendekatkan bibirnya ke layar ponselnya, seolah-olah ia sedang mencium bibir istrinya.

"Athar, aku malu." ucap Halwa.

Athar yang mendengarnya langsung tertawa kecil.

"Oh, ya. Tadi ada pelajaran tambahan apa disekolah?" tanya Athar.

Halwa sedikit terkejut ketika mendengar pertanyaan dari suaminya.

Ia kira suaminya sudah lupa dan tidak bertanya lagi.

"Pelajaran bahasa inggris, karena besok Senin sudah ujian akhir."

"Belajar yang rajin, ya. Jangan kecewakan aku lagi. Lekaslah tidur, Hal. Besok aku akan menelpon mu lagi."

Athar mematikan sambungan teleponnya dan kembali merebahkan tubuhnya.

Namun, rasa penasaran yang mengusik membuatnya tidak bisa memejamkan mata.

Ia segera mengambil ponselnya lagi dan menghubungi Yunus.

Yunus yang sedang berada di taman langsungnya mengangkat ponselnya.

"Yunus, apakah semuanya baik-baik saja? Halwa pulang jam berapa tadi?" tanya Athar.

Yunus terdiam sejenak dan melirik ke arah jendela kamar Halwa sebelum menjawab pertanyaan dari Athar.

"Nyonya Halwa, baru saja pulang, Tuan. Sekitar setengah jam yang lalu. Beliau bilang ada les tambahan di sekolah.”

Mendengar jawaban dari Yunus, Athar langsung tersenyum sinis.

"Setengah jam yang lalu, ya. Padahal barusan dia mengatakan ada pelajaran Bahasa Inggris tambahan. Tapi dia bilang pulang jam empat sore." gumam Athar.

Athar tidak mau bertanya lebih jauh kepada Yunus.

Ia menghela napas panjang yang menunjukkan rasa kecewanya.

"Baiklah, Yunus. Terima kasih atas informasinya." ucap Athar.

“Baik, Tuan. Semoga perjalanan Anda lancar,” balas Yunus.

Sambungan telepon terputus, Athar meletakkan ponselnya di samping bantal.

Ia menatap langit-langit kamarnya di Turki dengan pandangan kosong.

“Halwa, Halwa. Kamu tidak pernah berhenti mengejutkanku. Les tambahan? Di mana tepatnya les tambahanmu itu, Hal? Apa di rumah Afrain?" gumam Athar.

Athar bangkit dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk pulang.

"Kamu kembali membuat kesalahan, Hal. Dan kali ini, bayarannya tidak akan semurah yang kamu kira. Siapkan dirimu, karena aku akan menagih semua hakku sebagai suamimu saat aku kembali."

Dengan tubuh yang masih lelah, Athar keluar dari kamarnya dan meminta sopirnya untuk mengantarkannya pulang.

Sesampainya di Bandara, pilot pribadinya mengatakan kalau cuaca masih buruk dan harus menunggu beberapa jam untuk bisa terbang.

Athar menganggukkan kepalanya dan ia tidak keberatan untuk menunggunya.

Esok harinya dimana Halwa sudah bangun dan ia mengambil gaun yang dibelikan oleh suaminya.

"Nanti malam aku memakai ini saja," gumam Halwa yang mengambil gaun warna hitam yang elegan.

Ia segera melipat gaun itu dengan hati-hati, lalu memasukkannya ke dalam tas sekolahnya yang besar dan menutupi gaun itu dengan buku-buku pelajarannya.

Ia juga memasukkan sepasang sepatu hak tinggi yang baru dibelikan Athar.

Setelah semuanya sudah ia siapkan, Halwa masuk ke kamar mandi.

Selesai keluar dari kamar mandi dan mengenakan seragam sekolahnya.

Ia keluar dari kamarnya, dengan tas punggung yang terasa sedikit lebih berat karena ada gaun dan sepatu hak tinggi yang ada di dalam tasnya.

Segera ia menuju ke ruang makan dimana Yunus dan pelayan lainnya sedang menunggunya.

Halwa duduk dan mengambil roti panggang, omelet dan sosis.

"Yunus, nanti aku ada acara ulang tahun di Hotel Scarlet. Nanti tolong jemput aku jam sepuluh, ya. Dan jangan beritahu suamiku." ucap Halwa.

"Baik, Nyonya. Saya akan merahasiakan ini dari Tuan Athar." ujar Yunus.

Halwa tersenyum kecil dan tidak merasa curiga dengan perkataan Yunus yang biasanya selalu melarang atau memintanya untuk segera pulang

Halwa merasa lega karena Yunus tidak banyak bertanya.

Ia segera menghabiskan sarapannya dengan cepat.

Setelah selesai sarapan, ia mengajak Yunus untuk mengantarkannya ke sekolah.

Di perjalanan ke sekolah, Halwa memandang cincin pernikahannya.

Dengan hati-hati, ia memutar cincin itu di jarinya.

“Maafkan aku, Athar,” bisiknya pelan.

Halwa melepas cincin dan menyimpannya di dalam tas sekolahnya.

Tak berselang lama mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

“Terima kasih, Yunus,” ucap Halwa.

“Sama-sama, Nyonya. Saya akan menjemput tepat waktu di Hotel Scarlet jam sepuluh malam nanti.”

“Ya. Sampai jumpa nanti malam.” ucap Halwa yang kemudian turun dari mobil.

Yunus kembali melajukan mobilnya dan meninggalkan sekolah Halwa.

Halwa melangkahkan kakinya melewati gerbang sekolah dan melihat Afrain sudah menunggunya di depan pintu masuk.

Afrain tersenyum lebar dan langsung menghampirinya.

“Pagi, Hal! Sudah siap untuk malam ini?” sapa Afrain dengan wajah sumringah.

“Pagi, Kak. Sepertinya sudah,” jawab Halwa dengan senyuman khasnya.

Afrain mengajak Halwa menuju ke aula atas tempat mereka latihan.

"Apakah kamu sudah menyiapkan gaun untuk malam nanti? Kalau aku sudah menyiapkan jas terbaikku. Aku berharap kita akan jadi pasangan terbaik malam ini.” Afrain menggandeng tangan Halwa.

Halwa hanya mengangguk, membiarkan Afrain menariknya masuk.

Ia hanya berharap prom night ini segera berakhir dan Athar tidak akan pernah tahu tentang rencananya.

1
November
lanjut
My 78
di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!