Terkadang seseorang harus merasakan kehilangan terlebih dahulu untuk bisa menghargai kehadiran seseorang, yah seperti itulah kisah cinta seorang Aldi Nugroho, pewaris utama dari keluarga pembisnis besar di bidang property dan fashion retail.
Aldi harus merasakan kehilangan orang yang tulus mencintainya demi seorang wanita yang mengkhianatinya yaitu sang mantan kekasih. Aldi baru menyadari betapa berharganya seorang Kiandra Anastasya Darwin setelah mereka berpisah selama empat tahun lamanya. Disaat cinta sudah terkubur mati dalam hati Kiandra, Aldi datang kembali dengan ketulusan hati, mencoba memperjuangkan kembali cinta Kiandra yang sudah mati.
Akankah Aldi berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Arin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Rayuan Maut
"Apa makanannya sudah matang, Sayang?" Aldi memeluk kiandra yang sedang memasak, Aldi tak henti-hentinya mencium leher Kiandra, ia tidak ingin menyia-nyiakan untuk menghirup aroma tubuh wanitanya itu.
Sepertinya aroma tubuhmu akan membuatku sangat merindukanmu sayang.
"Ah, ini sudah selesai, aku membuatkan soup hangat untukmu, apa kau suka soup? aku masih belum tahu apa yang kau suka, maafkan aku." Kiandra menahan geli.
"Apapun yang kau masak aku menyukainya, bahkan mungkin aku akan lebih menyukai untuk memakanmu." Aldi menggigit kuping Kiandra.
"Al, aku sudah lapar." Kiandra mencoba melepaskan pelukan Aldi.
"Kau selalu tahu cara menyiksaku, Sayang." Aldi menyibakkan rambut Kiandra, dan mulai membuat kiss mark di tengkuk Kiandra, lalu pergi ke meja makan, Aldi pun tersenyum puas.
Aku janji akan menyelesaikannya untukmu, Sayang. Walaupun aku harus berjuang mati-matian, demi dirimu dan hidup bersamamu.
- - -
Aurora mencoba menapik larangan Richard untuk tidak mengganggunya, ia mulai memasuki ruang kerja Richard, dan menemukan Richard sedang menengadahkan kepalanya, bersandar pada kursinya sambil memejamkan matanya.
"Kenapa kau menampung beban itu sendirian? apa kau sudah tidak menganggapku lagi?" Aurora mengelus tangan Richard, ia duduk di meja kerja suaminya dan memandang lekat-lekat wajah suaminya itu.
"Ah, maafkan aku tidak mendengar kau masuk kedalam, apa anak itu sudah pulang?" Richard memastikan keadaan diluar.
"Ya, dan aku yang memberikan izin kepada mereka berdua untuk pergi keluar dari rumah utama, aku sudah mengirim pesan kepada putriku untuk sementara tidur di apartement yang aku berikan untuknya, aku tidak mau melihat dua orang kesayanganku ribut karena urusan anak muda." jawab Aurora dengan tegasnya.
"Putri kita Sayang, dia bukan putrimu seorang." Tegas Richard.
"Yah.. ku pikir kau sudah tidak menganggapku dan anakku lagi jadi aku menyebutnya putriku." Aurora mengangkat bahunya menyindir suaminya.
Kita lihat apa kau tetap pada pendirianmu sayang..
"Jangan seperti itu Aurora, apa kau pikir aku sanggup hidup tanpa kalian bertiga? Kau, Reyhan, dan Kiandra adalah harta terbaikku, jangan bicara seperti itu lagi, ya." Richard ketakutan dengan ucapan Aurora.
"Jika begitu, kenapa kau tega mempersulit putrimu sendiri? kemarin kau yang memintanya mengabulkan permintaanmu sepulang dia dari Singapore, kau sampai detik ini saja tidak memberitahuku apa yang kau inginkan, satu belum juga kau jelaskan, kau sudah meminta hal lain yang tak kalah menyusahkannya, apa kau merasa kesusahan mengurusku dan putriku? jangan terlalu keras dengan putrimu, kau tahu betul bagaimana perangainya, kau ini seperti tidak pernah muda saja." Aurora memarahi Richard yang terlalu keras terhadap Kiandra.
"Ingat Sayang, jika aku tahu keinginanmu yang ingin kau ajukan ke Kiandra adalah menjodohkannya untuk kepentingan urusan bisnismu, jangan harap kau lihat aku ada dirumah utama ini lagi." Aurora berdiri di samping Richard.
Richard kaget, ia tidak pernah melihat Aurora marah seperti ini, selama perjalanan pernikahan mereka.
"Dengarkan dulu penjelasanku, Aurora. Ini tidak seperti yang kau pikirkan." Richard berdiri dan menahan tangan Aurora agar tidak pergi darinya.
"Aku kesini bukan untuk meminta penjelasan, tapi aku kesini untuk memberitahumu. Kiandra sudah besar, ia tahu mana yang terbaik untuk hidupnya, kau dan aku hanya bisa menasehatinya, mengingatkannya, mensupportnya, bukan memaksa kehendakmu dengan alasan ini jalan yang terbaik untuknya. Jika kau ada di posisi Aldi saat ini dan aku adalah putrimu, bagaimana perasaanmu? melihat Ayahmu sendirilah yang mempersulit kita untuk bersama?"
Aurora sudah diambang batas kesabaran atas tingkah suaminya akhir-akhir ini.
"Apa kau mendengar pembicaraanku dengan Aldi?" Richard penasaran bagaimana Aurora bisa mengetahui perjanjian antara dirinya dan calon menantunya itu, hingga Aurora bisa semarah ini.
"Ya, aku mendengarnya tapi tidak semuanya, aku ingin memberikan teh padamu tadi, tapi saat didepan pintu aku mendengar kau berteriak ke anak itu ketika ia menyampaikan niat baiknya untuk menikahi putrimu, dan aku sungguh kaget mendengar persyaratanmu untuknya, aku tidak bisa membayangkan apa respon anakmu jika tahu ayahnya lah yang tidak sadar sudah menyakiti hatinya." Ujar Aurora.
"Aku terpancing emosi Sayang, saat mendengar dialah alasan dibalik kepergian Kiandra ke Djogja, dan yang memberikan jarak diantara kita dengannya, ditambah..." Richard terdiam sejenak.
"Ditambah apa?"
"Ditambah aku melihat ia mencium Kiandra dirumah utama Nugroho Ra, aku takut Aldi main-main dengan perasaan putri kita, karena aku sudah tahu bahwa Aldi sudah tidak menginginkan sebuah keluarga kecil lagi dihidupnya, aku takut ini adalah perasaan semu Aldi pada Kiandra."
"Anak itu menciumnya karena dirinya sadar akan cinta yang sudah tumbuh dihatinya, tapi tidak tahu cara mengekspresikannya dengan benar, jika Kiandra menikmati itu berarti anakmu juga mencintainya, apa kau sebodoh ini sekarang? cih, semakin tua tingkah dan pikiranmu makin kolot saja, awas saja jika terjadi apa-apa dengan Kiandra, kau orang pertama yang tidak ingin ku temui." Aurora sebetulnya sedih berbicara seperti ini tapi Richard tidak akan mendengarkan omongannya jika sudah memutuskan sesuatu.
"Aku hanya sedang melindunginya, tidak lebih. Jangan berkata seperti itu, apa kau tahu itu sangat menyakiti perasaanku." Richard memeluk Aurora.
"Aku tidak mau tahu, kau harus membantu Aldi menyelesaikan persyaratan bodohmu itu, tapi jangan diketahui olehnya, selama kalian dalam masa menjalani persyaratan itu, kau tidak boleh pergi dinas kemanapun, kau harus menjenguk anakmu seminggu sekali dan tidak boleh mengawasi Aldi disana, kalau kau tidak mau, aku akan ikut Kiandra ke Djogja mengurusi wisudanya."
"Baiklah, baiklah kau menang Sayang, apapun akan aku lakukan untuk kalian, jangan cemberut lagi, oke?" Richard mulai mencium Aurora untuk menghilangkan penat pikirannya saat ini.
Kiandra, Bunda sudah menolong kalian, kalian harus memberikan Bunda hadiah cucu secepatnya.
(Bisa ae si bunda ngancemnya ya 😄, auto jiper nih Om Richard)
🍂🍂🍂
Bersambung.. 🖤
aq kangen mike and mika thor
smga bayi mereka kembar beneran thor
semangatt thor di tunggu up selanjuttnya..fighting.
huaaaakakakakakakakkakaka
semangatt thor di tunggu up selanjuttnya.
kuat macam kudaa😂