NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Baru ,Hari Berdebar

Pagi pertama sebagai murid resmi Akademi Seomu dimulai dengan matahari bersinar terang, membasahi halaman dalam dengan cahaya keemasan. Para murid baru mengenakan seragam resmi akademi berwarna biru langit, dan keempat sahabat Aqinfa sibuk menata ikat pinggang masing-masing sambil berceloteh tentang hasil sparing kemarin.

Namun Aqinfa terlihat diam pagi itu. Ia berdiri menatap langit di belakang aula latihan, sembari memainkan gagang pedang yang tergantung di pinggangnya. Raut wajahnya... damai, tapi juga seperti menyimpan pertanyaan yang tidak bisa diucapkan.

“Duduk termenung lagi?”

Sebuah suara muncul dari samping.

Ziqi.

Berjubah senior biru gelap dengan rambut peraknya yang memantul cahaya, ia berdiri di sana dengan wajah datar namun sorot mata sedikit melunak. Aqinfa sempat terdiam beberapa detik sebelum tersenyum kecil.

“Sepertinya aku belum percaya kalau sudah resmi jadi murid di sini,” ujarnya ringan.

Ziqi menatapnya sebentar lalu berjalan mendekat, menyandarkan dirinya di pohon dekatnya.

“Kalau kau ragu, ingat saja gerakanmu di arena kemarin. Tak ada murid biasa yang bisa membuat empat tetua berdiri dari tempat duduknya.”

Aqinfa tersenyum lebih lebar. “Kau memperhatikanku waktu itu?”

Ziqi tak menjawab. Tapi sudut bibirnya terangkat sedikit. Sebuah senyum halus, seperti kabut tipis yang nyaris tak terlihat.

Sebelum suasana terlalu sunyi, Weyi dan yang lain datang menghampiri dari sisi lain halaman.

“Aqinfa! Kau menghilang sejak pagi! Ayo, kelas pertama kita di aula utara, ingat?!”

Aqinfa melirik ke arah mereka, lalu kembali memandang Ziqi.

“Baiklah, aku pergi dulu.”

Ziqi mengangguk. Tapi saat Aqinfa melangkah pergi, ia menambahkan, “Tunggu. Sore ini, ada evaluasi formasi dasar. Kalau kau tidak keberatan, aku bisa mendampingimu.”

Aqinfa membelalak.

“Eh?”

Keempat sahabatnya ikut berhenti.

“A-Apa kita tidak salah dengar?” gumam Seril.

Ziqi melanjutkan, “Kau perlu membentuk form dasar dengan benar sebelum mempelajari teknik serangan lanjutan. Akan kupastikan kau tidak melewatkan itu.”

Aqinfa tersenyum canggung. “Baik, senior. Aku akan datang.”

Keempat temannya langsung menggoda di belakang.

“Wah wah wah, mulai terlihat benih-benih manis yaaa~”

“Lihat wajah Aqinfa tuh merahnya kayak cabai kering!”

“Pantas lesu seminggu kemarin, ternyata bukan kurang tidur, tapi lagi jatuh cinta!”

“ISH! Diam kalian!” bentak Aqinfa, berlari kecil ke arah mereka.

Ziqi masih berdiri di tempatnya, namun matanya tak lepas dari punggung Aqinfa.

Tak jauh dari sana, Weimu menyaksikan semua itu diam-diam dari balik tiang aula. Ia memandang Ziqi dan Aqinfa bergantian, lalu mengepalkan tangan.

Ternyata sejak awal... aku terlalu lambat.

Malam turun pelan di Akademi Seomu. Langit gelap bertabur bintang, dan udara dingin mulai menyelimuti pelataran latihan yang kini sunyi. Lampu-lampu minyak menyala temaram di sepanjang lorong.

Ziqi berdiri di tengah lapangan kosong, tangannya menyilangkan selembar kertas formasi. Aqinfa berdiri beberapa langkah di depannya, wajahnya serius tapi matanya berkilat semangat.

“Ulangi lagi. Kali ini, jangan hanya mengingat—rasakan aliran qi-mu,” ujar Ziqi datar, tapi lembut.

Aqinfa menarik napas dalam-dalam, lalu membentuk gerakan tangan perlahan, seolah menganyam udara. Energi di sekelilingnya bergerak pelan, nyaris tak terlihat, tapi cukup bagi Ziqi untuk mengangguk kecil.

“Kau cepat menangkapnya,” gumamnya.

Aqinfa tersenyum, napasnya mulai berat. “Terima kasih sudah meluangkan waktu…”

Ziqi menatapnya sejenak, lalu berkata pelan, “Jangan berterima kasih pada hal yang memang ingin kulakukan.”

Mereka diam. Di kejauhan, suara angin menyapu pepohonan. Aqinfa menunduk, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Namun dari balik salah satu tiang aula yang gelap, Weimu berdiri membeku. Ia datang karena khawatir. Tapi kini hanya bisa menatap dari bayangan—tanpa bisa masuk ke dalam percakapan mereka.

Matanya menatap Aqinfa yang tertawa kecil, dan Ziqi yang jarang sekali bersikap seramah itu. Hatinya terasa berat, seolah ada sesuatu yang perlahan menjauh darinya. Bukan karena ia tak mencoba, tapi karena ia terlambat menyadari.

“Aku… terlalu lama menunggu,” bisiknya sendiri, hampir tanpa suara.

Malam itu, tiga hati berdetak dalam diam. Masing-masing dengan jarak dan arah yang berbeda.

Dan langit malam menjadi saksi—bahwa tidak semua kedekatan bisa disebut kepemilikan, dan tidak semua yang datang lebih awal, bisa sampai lebih dulu.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!