Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.
Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan Madu
Tidak ada pesta mewah yang selama ini bercokol di pikiran Neneng,status Rudi yang masih menggantung belum sepenuhnya di selesaikan memaksa Neneng untuk menerima kenyataan yang ada di depan mata.
Neneng dan Rudi di paksa menikah detik itu juga di saksikan oleh beberapa warga.pernikahan ini sah secara agama dan di lakukan di ruang tamu rumah Neneng.
Tidak ada kerabat yang datang kecuali tetangga yang tidak mau berhenti membicarakan keburukan Neneng.
" Semoga dia tidak merasakan apa yang sudah dia lakukan kepada istri pertama suami nya." Neneng mendengus kesal, ingin menyela omongan tetangga tidak bisa karena Rudi yang menahan lengan nya.
Neneng menyimpan dendam kesumat kepada Naima, gara-gara anak itu Neneng jadi trending topik di sekitar rumah nya.pernikahan dadakan ini tidak ada dalam kamus Neneng.meskipun dia datang sebagai orang asing dalam keluarga Rudi tetapi Neneng ingin selalu di rayakan.
" Awas saja Kamu! Kalau ketemu nanti habis Kamu sama Aku." batin Neneng dengan wajah menyeramkan.
Tak hanya sampai di situ saja,setelah menikah Rudi masih di tuntut untuk membayar denda yang sudah di sepakati oleh para warga terdahulu.jumlah denda sangat besar sekali membuat wajah Rudi semakin keruh tak terbendung kan lagi,dalam hati dia juga mengumpat kesal Naima yang menjadi sumber kesialan nya hari ini.
" Kamu sudah sering libur tanpa ada alasan yang jelas Rudi! Sekali lagi Kamu bolos kerja jangan salahkan saya untuk memecat Kamu." Rudi melempar ponsel secara kesal ke atas kasur milik Neneng.
Belum setengah hari berlalu tetapi sudah segudang masalah yang menimpa hidup nya,besok Rudi harus kembali bekerja seperti biasa.tidak ada yang nama nya libur lagi sekali pun dia baru saja menikah.
" Mas besok kita bulan madu ke Bali ya Mas." pinta Neneng dengan manja dan langsung memeluk perut Rudi.
Kebaya simpel yang tadi di gunakan sudah terlepas hanya menyisakan baju tidur berbahan tipis,di balik pernikahan dadakan ini terselip hikmah yang harus mereka syukuri, sekarang mereka tidak perlu lagi was-was jika ingin tidur berdua.selembar surat sudah cukup bisa mereka andalkan jika ada yang mempertanyakan status mereka berdua.
" Tidak bisa Neng! Aku harus kerja." tolak Rudi membuat Neneng memberengut kesal.
Neneng bangkit dan menjauh dari Rudi,padahal selama ini Rudi selalu mengabulkan semua permintaan nya.Neneng tidak mau menyerah sampai keinginan nya bisa terwujud.
" Kita ini masih pengantin baru loh Mas,masa kamu sudah masuk kerja,terus Aku gimana dong." rengek nya lagi membuat Rudi menghela nafas berat.
Rudi juga ingin terus berduaan dengan istri nya,tapi jika melanggar peraturan bisa-bisa Rudi jadi pengangguran,terus dia harus membiayai kehidupan Neneng dengan cara apa.
Hanya gaji dari pabrik yang Rudi andalkan karena Rudi sama sekali tidak punya keahlian khusus.
" Nanti setelah gajian dan Aku mendapatkan jatah libur baru kita bulan madu,bulan ini Aku tidak bisa libur lagi sayang,bos Aku nanti marah dan tadi saja dia sudah menelpon memberikan peringatan kepada ku." jelas Rudi tetapi Neneng sama sekali tidak perduli.
" Jangan ngambek sayang! Nanti cantik nya hilang." bujuk Rudi sambil meremas bola besar milik Neneng.
Di balik wajah kesal,Neneng yang menyukai sentuhan tangan Rudi tetap mengeluarkan suara des4han nya.Rudi tersenyum puas melihat ekspresi wajah Neneng.salah satu tangan Neneng juga pindah ke batang milik Rudi,kedua nya sama-sama tidak sabar lagi untuk menikmati yang nama nya siang yang panjang sebagai pengantin baru.
" Pokok nya nanti Aku tetap ingin bulan madu! " seru Neneng di sela kenikmatan yang di rasakan nya.
Rudi mengangguk dengan pasrah,kemana lagi dia harus mendapatkan uang sebagai modal bulan madu, untuk membayar denda kepada Pak RT saja dia harus berhutang pada salah satu rentenir dengan surat motor sebagai jaminan nya.
" Rumah...."
Sore hari nya,Rudi datang berkunjung ke rumah Kakak nya.tanpa menyapa pemilik rumah Rudi langsung berbelok ke dapur mencari makanan yang bisa di santap.
Di rumah Neneng tidak ada makanan,Neneng masih sibuk tidur malas-malasan setelah tiga jam tenggelam dalam permainan Rudi.
Jika mendiang Ibu Rudi masih hidup dan melihat Rudi makan di rumah nya, pasti wanita itu akan marah-marah kepada Maryah yang di anggap tidak becus mengurus anak laki-laki nya.
" Dari mana saja Kamu! Tadi anak perempuan mu mencari Kamu ke sini."tanya Lidia yang sudah memakai pakaian rapi dan bersiap-siap untuk pergi.
Sejak tadi Lidia sibuk membantu sahabat nya membuat makanan yang akan di sajikan untuk teman-teman arisan mereka, gara-gara Maryah yang menolak membantu teman nya akhir nya Lidia yang tidak pandai memasak harus rela banting tulang membantu sahabat nya.
Tubuh Lidia terasa remuk, meskipun hanya mondar-mandir mengambil barang-barang yang dibutuhkan, tetap saja Lidia kelelahan,namun ngotot ikut arisan demi bisa memamerkan baju baru nya.
" Dari rumah Neneng,Aku tidur di sana." jawab Rudi santai karena Lidia sudah tahu tentang Neneng dan hubungan yang terjadi antara adik nya dan wanita bernama Neneng.
Bahkan Neneng sudah pernah bertamu ke rumah ini,Lidia menerima kehadiran Neneng yang menurut nya jauh lebih baik dari Maryah,Neneng juga pandai merias diri dan sudah dua kali Lidia mendapatkan perawatan gratis di salon milik Neneng.
" Kamu harus memperingati Maryah dan anak nya itu! Masa tadi dia menolak untuk membantu teman Mbak, padahal Mbak sudah terlanjur mengatakan iya pada teman Mbak,si Maryah cuman bisa bikin malu Mbak aja." adu Lidia yang ingin membuat Maryah di marahi habis-habisan oleh Rudi.
Selama ini Rudi selalu pro kepada Kakak nya, apapun ucapan kakak nya akan selalu di patuhi.setiap kali gajian Rudi selalu memberi kan uang jajan kepada keponakan nya tentu saja tanpa sepengetahuan Maryah.
" Apa tadi Naima tidak mengatakan apa-apa kepada Mbak?" tanya Rudi sebelum membuka semua nya kepada sang Kakak.
Lidia menggeleng dengan dahi yang mengernyit heran,Lidia menunda kepergian nya dan sekarang malah duduk manis di hadapan Rudi.
" Aku sudah menceraikan Maryah, mereka sudah tidak tinggal di rumah itu lagi." jujur Rudi membuat Lidia syok mendengar nya.
" Cerai?" tanya Lidia ulang.
" Iya Mbak, tadi pagi aku baru saja nikah dengan Neneng gara-gara Naima mengadu yang tidak - tidak kepada tetangga Neneng." Rudi terus melanjutkan cerita hidup nya hari ini tanpa ada yang tertinggal sementara Lidia mendengar dengan mulut yang menganga lebar, sepiring nasi sudah habis sekarang Rudi kembali mengisi piring dengan nasi yang baru di ambil dari penanak nasi.
Rudi butuh mengisi kembali tenaga yang terkuras habis karena ulah Neneng.
Tawa puas meluncur dari mulut Lidia,puas sekali dia mendengar kabar dari adik nya.akhir nya dia tidak perlu menanggung malu lagi memiliki adik ipar seperti Maryah.
" Pantasan saja dia berani menolak perintah ku,tapi utang mereka belum lunas sama Mbak." ucap nya yang teringat jika Maryah masih memiliki utang yang lumayan besar kepada dia.
" Nanti Mbak tagih sendiri saja,Aku malas melihat wajah nya lagi,Aku juga tidak tahu di mana alamat rumah mereka sekarang.mungkin saja pindah ke kolong jembatan." sinis Rudi begitu tega.
" Ya udah! Kalau mereka nggak mau bayar akan Mbak laporkan ke polisi." Lidia bangkit tidak ingin ketinggalan dari teman-teman yang mungkin saja sudah sibuk bergosip di tempat arisan.
Sekarang tinggal lah Rudi yang tidak tahu mau ngapain setelah di tinggal pergi Kakak nya,mau pulang ke rumah Neneng malas karena perut nya sudah kenyang berpengaruh terhadap kedua mata yang sulit untuk di kondisi kan lagi.
Bersambung
Jangan lupa like setiap bab yang kalian baca,bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys.
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
lanjut dong thor
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...
sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...