NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Em, itu maksudnya aku dan April bertemu di toko bunga dan aku waktu itu tidak sengaja menabraknya. Benar begitu kan, April ? " Dave mengklarifikasi, memicingkan mata sebelahnya pada April. Berharap wanita itu mengerti.

"Ah, iya. Apa yang dikatakan Kak Dave itu benar." timpal April.

"Oh," Mika membulatkan bibirnya. "Kalau begitu ayo kita makan siang, perutku sudah sangat lapar!" Mika mengomando teman dan keluarga mereka untuk menuju meja makan dan semua orang berhambur ke sana.

Dave dan April bisa bernafas lega sekarang.

Pada saat April ingin menuju meja mengambil piring, baby David tiba - tiba menangis. Kalau bayi itu bisa bicara, mungkin ia ingin mengatakan kalau bosan berada di kereta dorong terus.

"Ada apa ?" tanya Dave memperhatikan bayinya.

"Mungkin dia haus. Aku akan menyusuinya dulu. Kak Dave makanlah dulu !" April menggendong baby David, seketika itu bayi yang baru bisa menegakkan kepalanya itu diam.

"Baiklah." Dave menjauh darinya menuju meja makan.

"Kenapa Sayang, kamu lapar ya ?" April menanyai bayinya dan mencari tempat yang nyaman untuk memberi ASI.

Di ruang makan.

"Mana istrimu, Dave ?" tanya Mika sembari celingukan mencari sosok April.

"Baby David menangis, jadi dia sedang menyusuinya." jawab Dave lalu mengambil piring dan menciduk nasi.

"Oh, April pandai juga merawat diri. Biasanya kalau wanita usai melahirkan itu badannya melar. Dia tetap langsing. Dan lihat saja bayimu begitu sehat dan gemuk, katanya, dia rajin mengkonsumsi sayur dan buah, kamu sangat pandai memanjakan istrimu, Dave." Mika begitu terobsesi dengan pribadi April. Dave dilapori seperti itu hanya bisa menyimak saja.

"Mika benar," Danu suaminya ikut nimbrung. "Kamu kedepannya jangan sampai lupa untuk tetap membahagiakan istri. Bagaimanapun juga, dia telah mengandung, melahirkan dan merawat anakmu. Begitu besar pengorbanannya."

"Hm, aku tahu." sahut Dave singkat. Mereka tidak tahu saja, bagaimana perasaan hatinya yang sakit akibat ditinggal pergi oleh istrinya, Lara.

Rasanya Dave ingin segera pulang saja, segera ia mengambil makanan secukupnya dan mulai makan. Pandangannya mengarah pada April yang kerepotan sendirian. Dave menjeda makanan yang hampir masuk ke mulutnya. Lantas ia berjalan mendekati April.

"Sudah mau tidur rupanya ?" Dave melihat baby David yang mulai terpejam.

Kedatangan Dave mengejutkan April, "Kak Dave ?" ia mendongak menatap pria yang tiba- tiba datang, segera menutupi belahan dadanya yang terbuka akibat menyusui.

"Ini, makanlah ! Aku tidak berselera makan sendiri." Dave menyodorkan sendok ke mulut April.

"Hah, " bagaimana bisa majikannya seromantis ini. April dengan cepat menolak. "Aku bisa makan sendiri nanti, Kak Dave duluan saja."

"Aku tidak mau melihatmu kerepotan, buka mulutmu dan cepat makan !" Dave melotot seolah memberi penegasan.

April sedikit canggung dengan posisi ini. Ia tidak mau sandiwaranya dinilai buruk. Ia dengan cepat, melahap satu suapan yang diberikan Dave.

Lagi, lagi, dan lagi hingga makanan satu piring itu habis dengan cepat.

"Kamu mau nambah lagi ?" tawar Dave.

April menggeleng cepat, "Tidak, aku sudah kenyang. Kak Dave cepatlah makan. Aku akan menaruh baby David ke dalam kereta dorong lagi."

Kemudian April mengambil piring kotor di tangan Dave. Entah mengapa, hati April begitu berbunga - bunga meski hanya dalam status palsu. Tak ingin wajah merahnya terlihat, April segera pergi membawa piring kotor itu.

Dave berjalan santai dan bergabung dengan yang lain.

.

"Terimakasih untuk hari ini. Aku sudah mentransfer gaji kamu, kamu bisa langsung cek." ucap Dave begitu tiba di rumah.

April mengangguk ragu, "Iya. Tuan. Sama - sama." lalu ia segera turun sambil menggendong baby David dan akan memandikannya karena hari sudah sore.

Dave merasa ada yang lain ketika panggilan April berubah terhadapnya. Ia segera menurunkan kereta dorong dan menyusul langkah April.

Beberapa pembantu yang melihat kedatangan mereka segera menyambut dengan hangat, "Selamat datang, Tuan !"

"Hm," Dave menjawab dengan deheman lalu menghampiri baby David.

"Putra Ayah mau mandi sekarang ?"

"Iya, Ayah." suara April yang menyahut.

Baby David spontan tertawa dan itu terlihat menggemaskan. Mereka yang melihat jadi iri.

Dave berjalan duluan menuju kamarnya untuk beristirahat, acara reuni tadi membuatnya lelah.

"Cie - cie !" ejek pelayan.

"Apa yang kalian pikirkan ? " sengak April menatap mereka yang sepertinya tak suka dengannya.

"Tidak ada. Aku peringatkan padamu ya, lihat kastamu ? Kamu itu siapa dan jangan berlagak menjadi seperti nyonya Lara, karena tidak akan ada satu wanita pun yang akan menggantikan posisinya." salah satu dari mereka berbicara lalu pergi dengan angkuh.

April tahu diri dan tidak akan berkhayal setinggi angkasa. Dia hanyalah baby sister dan selamanya seperti itu.

Soraya menghampiri April, "Apa mereka mengganggumu? Aku bisa melaporkan pada tuan Dave untuk memecatnya."

"Jangan ! Kamu tidak perlu melaporkan mereka bi Soraya, mereka tidak salah. Aku hanya menjalankan tugasku, dan ini membuat mereka tak senang melihatku."

Selama ini tidak ada pelayan yang tahu kalau April menyusui Baby David, kecuali Soraya.

Soraya mengangguk. Ia sudah mendapat mandat untuk menjaga April dan menjaga agar kualitas ASI untuk baby David terjaga.

"Aku sudah menyiapkan air hangat , segera lah memandikan tuan muda keburu airnya dingin. Aku akan menyiapkan makan malam."

"Terimakasih Bi Soraya, kamu begitu baik dan peduli padaku." ucap April terharu.

"Kehadiranmu membawa perubahan besar di rumah mewah ini. Dan aku menganggap kamu seperti seorang anak. Bersikaplah biasa saja dan jangan terlalu sungkan."

April memeluk Soraya dengan satu tangannya.

"Ayo Sayang, kita mandi dulu !" ajak April pada bayinya.

Usai mandi, baby David tidur lagi dan begitu pulas. Kesempatan ini bisa April gunakan untuk membersihkan kamar, melipat baju dan makan cemilan.

Dave terbangun pukul 5 sore, ia tak mendengar suara tangisan atau celoteh bayi.

"Mana David?" tanya Dave menjumpai April yang tengah makan keripik.

April terlonjak kaget, membuat beberapa keripiknya terbang dan meloncat. "Sedang tidur, Tuan."

"Apa aku begitu mengejutkanmu?"

"Tidak. Hanya saja sedikit melamun." aku April yang membuat Dave menjadi kepo.

"Melamun, melamun kan suamimu ?" tebak Dave yang membuat April menggoyangkan salah satu tangannya.

"Bukan itu. Aku ingin pergi ke suatu tempat, besok. Apa boleh, Tuan ?"

"Kemana, jangan lama - lama !"

"Ke toko emas, Tuan."

Dave tak menyahut hanya deheman saja sebagai jawaban.

.

.

Setelah terakhir bertemu dengan April, Eric menjadi gelisah dan penasaran bagaimana kehidupan April setelah ia cerai.

April dan Janeta memang sangat berbeda jauh. Janeta tak pandai memasak, hanya menggoreng telur saja sampai gosong dan setelah itu ibunya Eric yang memasak.

Tanpa Eric sadari, ia telah menyebut nama April di depan Janeta. Janeta seketika marah dan mengamuk.

"Kamu masih menyebut wanita pembawa sial itu !"

Eric kelabakan, "Tidak, Sayang. Kamu salah dengar, Aku menyebut nama bulan bukan nama mantan istriku. Kamu juga jangan cemburuan. Dia bisa apa, tidak ada yang bisa menandingi kecantikanmu."

"Kamu bohong !"

"Sumpah ! Kamu sedang hamil, jangan mudah marah. Sebentar, kamu mau aku beli kan es krim ? Cuaca begitu panas, kalau kamu mau aku akan membelikan untukmu."

Janeta seketika melunak, "Iya, aku mau yang rasa vanila."

"Baiklah, aku akan pergi dulu. " pamit Eric dan segera pergi.

Saat sedang mengantri, Eric seperti melihat sosok yang tak asing baginya.

"April?"

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!