Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.
Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.
Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.
Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.
Apa yg selanjut nya terjadi ,,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8 Sebuah rahasia.
" Mana mungkin kami akan berani melawan Ki Juru dan juga Raden Ngabehi Loring Pasar itu kakang Surojiwo " sahut Ragil sambil menampak kan wajah yg aneh.
" Nah, kalau begitu kalian sudah tahu jawaban nya, bukan ?" tanya Ki Surojiwo lagi.
" Ah , aku belum memahami perkataan mu itu kakang !" ucap Tobar.
Hehh !
Ki Surojiwo, atau alap-alap hitam dari alas mentaok ini pun kemudian menjelaskan maksud ucapan nya itu, bahwa mereka harus menentukan keputusan antara pergi dari alas mentaok itu atau pun ikut bergabung dengan orang-orang yg akan datang itu, yg datang nya dari Sela.
Beru lah , Ragil dan Tobar terdiam, mereka merenungi perkataan dari pemimpin nya itu, apakah menerima kedatangan mereka atau pun pergi dari tempat yg sudah sangat lama mereka pergunakan sebagai sarang nya ketika akan melakukan perampok.
" Kang!, apakah kalau kita akan bergabung dengan mereka , kita tetap akan melakukan pekerjaan kita selama ini, yaitu jadi perampok ?" tanya Tobar.
" He, itu tidak akan mungkin kita lakukan karena tenru saja Ki Gede Pemanahan dan juga Ki Juru Mertani akan mencegah kita melakukan hal tersebut" jelas Ki Surojiwo.
Dan akhir nya ketiga orang yg merupakan pemimpin dari gerombolan alap-alap hitam menjadi bingung sendiri , termasuk pula Ki Surojiwo.
Dan akhir nya pemimpin gerombolan rampok alap-alap hitam ini pun pergi meninggalkan kedua nya.
Tampak nya ia akan melakukan sesuatu.
Pada suatu malam, dengan kemampuan nya, lelaki itu keluar dari sarang nya yg ada di dalam alas mentaok itu.
Sedangkan pada waktu yg bersamaan , kedatangan rombongan dari Sela pun telah tiba di alas Mentaok.
Rombongan ini di pimpin oleh Ki Gede Pemanahan dan juga Ki Juru Mertani.
Dua orang kepercayaan dari kanjeng Sultan Hadiwijaya sekaligus saudara seperguruan nya.
Rombongan ini cukup banyak, meskipun sebahagian dari mereka ada yg memang sengaja datang dari koraraja Pajang yg memang sangat setia kepada Ki Gede Pemanahan dan putra nya raden Ngabehi Loring Pasar.
" Anak ku Danang Sutawijaya, kau harus selalu hormat dan patuh terhadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya, lihat lah , bagaimana ia masih sangat memperhatikan mu dengan memberikan senjata pusaka yg merupakan piyandel kerajaan itu, kanjeng Kyai Plered ini adalah merupakan sifat kandel dari pusaka kerajaan, utama nya adalah kerajaan Demak " ungkap Ki Gede Pemanahan kepada putra nya ini pada suatu saat ketika mereka masih asyik duduk-duduk beristrahat setelah melakukan pembukaan alas mentaok itu.
Ki Gede Pemanahan pun menandai tempat itu dengan menanam pohon beringin kembar sebagai penanda nya.
" Benar apa yg telah di katakan oleh romo mu itu , ngger, kau harus selalu ingat!, bahwa kanjeng Sultan itu bukan saja sebagai orang tua angkat mu , tetapi ia juga adalah guru mu sendiri, hampir seluruh ilmu dan kemampuan nya telah ia turunkan kepada mu, sehingga diri mu pun berhasil membunuh Pangeran dari Jipang itu dalam satu perang tanding " sebut Ki Juru Mertani pula.
" Sendika Romo dan Paman Juru, Sutawijaya pasti akan mengingat nya " sahut Raden Ngabehi Loring pasar atau raden Sutawijaya.
Saat itu putra dari Ki Gede Pemanahan ini tengah menimang-nimang senjata andalan nya yg telah berhasil mengakhiri hidup dari Pangeran Haryo Penansang yg terkenal dengan kesaktian nya.
Konon khabar nya , kulit dari pangeran Jipang itu tidak mempan oleh senjata apa pun, namun berkat senjata yg di berikan oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya ini lah, akhir nya raden Sutawijaya mampu melukai nya pada bagian lambung nya dan kemudian mengeluarkan usus nya dan pada akhir nya , senjata pusaka nya sendiri lah yg memotong usus yg sempat ia kalungkan itu pada gagang dari Kyai Setan Kober , sebuah keris yg sangat dahsyat kekuatan nya.
Hehh!
Raden Sutawijaya pun mendesah, tatkala mengingat kenangan itu, ia berhasil mengalahkan salah seorang senopati agung yg sangat sakti itu dengan mempergunakan senjata pusaka Kyai Plered ini, sebuah tombak sakti yg tidak akan di keluarkan dari songsong nya bila tidak terjadi sebuah perang besar.
Dari raut wajah pemuda itu pun mengeluarkan senyum simpul.
Memang Kanjeng Ramanda Sultan teramat sayang pada diri ku, karena pada saat aku akan terjun di medan pertempuran, ia pun membekali ku dengan senjata ini, dan sekarang pun telah pula ia serahkan kepada ku se utuh nya, tidak kepada Dimas Benawa, yg merupakan putra kandung nya sendiri , berkata di dalam hati nya Raden Sutawijaya.
Ia pun kemudian bergegas masuk ke dalam bilik kamar nya guna menyimpan senjata nya ini.
Tombak Kyai Plered memang berjodoh dengan diri ku, kata nya lagi di dalam hatinya sambil berjalan ke dalam.
Alas Mentaok yg sudah secara resmi di buka ini pun kemudian menjadi sebuah pedukuhan kecil yg dinamai oleh Ki Gede Pemanahan sebagai Mataram.
Dan untuk pertama kali nya , Ki Gede Pemanahan pun mengangkat diri nya sebagai pemimpin pedukuhan itu dengan gelar Ki Gede Mataram.
Sementara itu Ki Surojiwo, yg sudah berada di dekat sebuah rumah yg berada cukup jauh dari tetangga nya , nampak mengendap-endap.
Ia berusaha untuk melihat ke dalam rumah itu ,serta memastikan nya, apakah ada atau tidak.
Hehmm, ternyata ia berada di dalam.
Dengan sangat perlahan sekali ia pun mengetuk pintu rumah itu seraya berkata,
" Nyi,..oh ,..Nyi ,..apakah kamu berada di dalam ?"
Terdengar suara lelaki itu memanggil-manggil.
Namun tidak ada jawaban , dan tanpa merasa lelah , ia pun mengulangi nya sampai tiga kali, baru lah terdengar ada suara yg menyahut dari dalam.
Heaahh!
" Hehh siapa malam-malam begini bertamu , sebaik nya datang saja besok ".
Itu lah yg di dengar oleh Ki Surojiwo atau Si Alap-alap hitam ini.
" Nyi ,..ini aku ,..aku ingin bertemu,..tolong buka kan pintu ini " pinta Ki Surojiwo dari luar.
" Siapa,..apakah aku tidak salah dengar , apakah itu suara mu kakang ,..?" tanya perempuan yg berada di dalam rumah itu.
" Benar Nyi, ini aku, tolong lah buka kan pintu ini terlebih dahulu, aku ingin bicara " kata Ki Surojiwo lagi.
Kreeikk !
Daun pintu rumah yg tidak terlalu besar ini pun terbuka, dan muncul lah sesosok perempuan paruh baya yg masih terlihat sisa-sisa kecantikan nya.
" Kakang !" seru perempuan itu dan langsung memeluk Ki Surojiwo.
Seakan tidak ingin melepaskan nya lagi.
" Kamana saja kakang selama ini, tiada kabar tiada berita, bahkan aku mengira bahwa kakang telah mati, dan,...apakah benar penglihatan ku ini, atau ini hanya lah sebuah mimpi " seru perempuan itu lagi kegirangan.
Bagaikan seorang anak kecil yg telah mendapatkan hadiah baru, ia terlihat sangat gembira sekali.
" Benar Nyi, ini adalah aku, kalau kau tidak percaya, coba lah cubit tangan mu sendiri " sebut Ki Surojiwo.
Dan perempuan itu pun melakukan nya ,
Aduhh !
'' Ternyata aku tidak sedang bermimpi , ini adalah diri mu kakang " ucap perempuan tersebut.
Sebab ia sudah sangat percaya sekali bahwa lelaki yg ada di hadapan nya ini adalah orang yg sesungguh nya.
" Mari lah kang, kita masuk ke dalam " ajak nya kepada Ki Surojiwo.
Dan lelaki itu pun mengekor di belakang dari perempuan itu.
Kedua nya pun duduk saling berhadapan di atas sebuah lincak yg ada di dalam rumah itu.
" Tunggu dulu kang, aku akan membuatkan sebuah minuman hangat , karena malam ini terasa sangat dingin " kata perempuan itu.
Ki Surojiwo hanya mengangguk kan kepala nya.
Perempuan paruh baya ini pun langsung pergi ke dapur , dan tidak terlalu lama ia pu telah datang lagi dengan membawakan secangkir wedang hangat dan beberapa potong ketela rebus.
" Silahkan kang !" ucap nya.
Ssruuput!
Ki Surojiwo pun segera menyeruput minuman hangat itu dan mengambil sepotong ketela rebus itu dan langsung menguyah nya.
" Kang, tolong ceritakan bagaimana kakang bisa selamat , padahal aku telah mendengar kakang sudah tewas pada waktu itu ?" tanya perempuan paruh baya ini kepada Ki Surojiwo.
" Ah, panjang cerita nya ,Nyi ,..namun baiklah, aku akan mengisahkan nya demi diri mu " sahut Ki Surojiwo.
Lelaki yg berkuasa atas alas mentaok itu pun mengisahkan diri nya hingga bisa selamat dan akhir nya dapat bertemu lagi dengan perempuan yg di kasihi nya ini.
" Syukur lah, ternyata yg maha kuasa masih melindungi mu kang " ucap perempuan itu setelah mendengar penuturan dari Ki Surojiwo.
" Akan tetapi saat ini diri ku menghadapi masalah Nyi, !" ungkap Ki Surojiwo lagi.
" Masalah ?, apa masalah nya kang, coba katakan kepada ku ?" tanya perempuan itu kepada Ki Surojiwo.
dan pada akhirnya jadi prajurit mataram
nggak sabar juga nunggu kedatangan si alap alap hitam dan ingin tahu bagaimana aksinya