Ketika Cinta Berakhir

Beberapa hari sejak Shira menandatangani kontraknya dengan pihak Luxe’me ia masih mempersiapkan diri untuk terbang kembali ke negara tempatnya berasal.

Sebenarnya sesi pemotretan dan lainnya bisa saja dilakukan dimana saja tanpa harus datang ke Luxe’me secara langsung, namun akan lebih baik lagi jika Shira sendiri yang pergi kesana.

Lagipula menurutnya dua tahun sudah cukup untuk bersenang-senang dan melakukan banyak hal yang ia inginkan.

Awalnya Shira ragu untuk kembali ke negaranya, namun sejak bertemu dengan Shendra entah kenapa rasa percaya dirinya semakin besar untuk pulang.

Seolah ada perasaan yang mendorongnya untuk kembali. Ada semangat dan harapan yang menunggunya di tempat itu, serta ada rindu yang setiap detik terus menggerogoti hatinya.

Shira tahu kedatangannya kali tidak akan mudah, dia sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Kemungkinan besar dia juga pasti akan bertemu lagi dengan Dio mantan suaminya.

Mungkin akan terasa canggung, tetapi ia yakin semua akan baik-baik saja. Apalagi Shira kembali dengan wajah dan identitas yang benar-benar bearu dan berbeda. Mereka semua tidak akan ada yang mengenalnya.

Jangankan untuk orang lain yang mengenalnya, bahkan Shira sendiripun masih belum terbiasa dengan penampilannya setiap kali ia bercermin.

Jika dua tahun lalu dirinya pergi seorang diri, maka kali ini ia kembali bersama Jenifer sang manajer yang senantiasa menemaninya.

Gadis itu sangat antusias untuk mendampingi Shira, karena ini merupakan kali pertama ia berkunjung ke negara tersebut.

Pihak Luxe’me juga telah menyiapkan semuanya, mulai dari transportasi, sopir pribadi, hingga tempat tinggal untuk mereka selama berada disana.

Sementara dokter Seon Ji nampak sedih karena akan berpisah dari Shira. Meskipun perginya tidak lama, tapi dia sudah mulai merasa kehilangan. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa Shira akan kembali menetap disana.

Karena sebelumnya Shira pernah mengatakan jika suatu hari nanti dia pasti akan kembali pulang. Saat semuanya sudah tidak se menyakitkan dulu, serta saat ia sudah berdamai dengan keadaan.

Seon Ji tidak pernah menyangka bahwa inilah saatnya hari itu tiba. Dia senang sekaligus sedih di saat bersamaan.

Dokter muda itu benar-benar sudah menganggap Shira seperti kakak kandungnya sendiri. Ia tidak rela harus ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi untuk yang kesekian kalinya.

Namun Seon Ji juga tidak punya hak untuk menahan agar Shira tidak pergi, kare bagaimanapun juga wanita itu terlihat sangat bahagia sejak dirinya memutuskan untuk kembali.

Seon Ji tidak pernah melihat Shira sebahagia itu. Meskipun Shira tidak mengatakannya, tetapi sorot matanya terlihat begitu jelas bahwa dirinya sangat senang.

Saat pertama mengenal Shira dokter muda itu pernah berkata, bukan karena bentuk fisiknya yang membuat Shira terlihat sangat cantik melainkan karena kerendahan hatinya yang mampu memancarkan kecantikan itu sendiri.

Hal itulah yang membuat pemuda itu selalu kagum dengan sosok Shira.

“Nuna, kau tidak akan lama kan disana ??”

“Tentu saja tidak Seon Ji, aku hanya bekerja sebentar” ucap Shira menenangkan, padahal hatinya sendiri juga tidak yakin.

Karena lama tidak pulang, Shira juga begitu merindukan orangtua angkatnya yaitu Tuan Dehan dan sang istri yang sudah menganggap Shira seperti putri kandungnya.

“Aku pasti akan sangat merindukan masakanmu Nuna”

“Cih…, jadi itu yang kau rindukan ?? memangnya aku ini pembatumu ??”

“Haha aku hanya bercanda Nuna, pergilah kemanapun yang kau mau. Selama Nuna bahagia, maka aku akan turut bahagia”

“Hmmm, lagipula kalau kau bisa datang kapan saja jika ingin bertemu denganku”

“Ingat ya Nuna, aku hanya mentransfer lemak di payudaramu. Bukan implan atau yang lainnya, jadi sewaktu-waktu bisa sedikit berubah, Jangan ragu untuk konsultasikan padaku jika ingin melakukan pemeriksaan dan perawatan” ucap dokter Seon Ji tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Iya iya ya ampun kau dan Jen benar-benar cerewet sekali ya”

“Sebagai dokter yang baik, aku hanya mengingatkan saja. Untuk jaga-jaga agar pasienku tidak lengah karena merasa sudah sangat cantik” godanya.

Mendengar penuturan Seon Ji Shira pun mengiyakan dan mengangguk paham. Karena apa yang dikatakan oleh pemuda itu memang benar.

Sebagai spesialis bedah plastik payudara, Seon Ji adalah yang paling paham tentang kondisi Shira. Karena dokter itu sendiri yang melakukannya dari awal hingga akhir.

Di usianya yang masih sangat muda, Seon Ji sudah sangat terlatih dalam melakukan berbagai macam prosedur seperti pembesaran, pengecilan, pengencangan atau rekonstruksi payudara. Baik itu karena sebuah pengobatan atau untuk tujuan estetika.

Kebetulan prosedur yang ia terapkan pada Shira menggunakan metode transfer lemak. Karena kondisi tubuhnya lebih memungkinkan untuk menerima lemaknya sendiri daripada menggunakan implan.

Ukuran payudara Shira yang sebelumnya juga tergolong sedang, jadi tidak perlu lemak dalam jumlah yang banyak jika ingin memperkencang atau menambah ukuran.

Selain itu metode tranfer lemak juga memiliki efek yang jauh lebih alami, hanya saja karena bisa diserap oleh tubuh sewaktu-waktu kadar lemaknya akan sedikit berkurang. Namun hal itu tidak jadi masalah karena bisa diperbaiki kapan saja tergantung pada kebutuhan individu masing-masing.

Keterampilan dokter Seon Ji tidak perlu diragukan lagi, karena hampir lebih dari setengah wanita di sana telah mempercayakan payudaranya kepada dokter muda tersebut.

Meskipun terkadang pemuda itu kerap dibuat pusing, karena sebagian pasien sengaja melakukan konsultasi hanya karena ingin bertemu dan berkenalan dengan dokter Seon Ji.

Visualnya yang lebih mirip idol ketimbang seorang dokter membuatnya di gandrungi banyak orang, khususnya para wanita. Saking berbakatnya, orang-orang menjuluki Seon Ji sebagai si tampan spesialis gunung kembar. Terdengar vulgar, tapi begitulah faktanya.

Tak jarang Seon Ji meminta bantuan Shira untuk berpura-pura menjadi kekasihnya, saat ia tidak enak harus menolak ajakan kencan dari orang-orang yang menyukainya. Dan begitu juga sebaliknya, Shira kerap meminta bantuan Seon Ji agar para lelaki hidung belang tidak macam-macam dengannya.

Terlepas dari apa yang mereka lakukan, baik Seon Ji maupun Shira masing-masing tidak punya perasaan spesial satu sama lain. Pemuda itu murni menganggap Shira sebagai kakaknya.

Bahkan Shira sendiri pernah datang menemani Seon Ji ke tempat acara peringatan kematian sang kakak. Photo mendiang sangat mirip dengan wajah Shira sebelum operasi. Keluarga Seon Ji pun mengakui kalau mereka memang mirip saat Shira menunjukkan photo lamanya.

Konon katanya setiap orang memang memiliki wajah atau kembaran yang sama persis di berbagai belahan bumi ini. Dan salah satunya adalah Shira dengan mendiang saudari dokter Seon Ji.

Mau bagaimanapun juga hidup sendiri di negeri orang tidaklah mudah. Tak banyak yang ia kenal, selain itu budayanya juga sangat berbeda dengan kehidupan Shira sebelumnya. Jika tidak bisa membentengi diri dengan baik, maka semuanya akan sia-sia.

Selama berada disana Shira memang merasa jauh lebih baik. Wanita itu dapat memulihkan lukanya dengan cepat, meskipun tidak sepenuhnya sembuh tapi ia sangat bersyukur bisa menemukan tempat yang nyaman.

Tempat dimana dia bisa kembali menjadi dirinya sendiri, tempat dimana dia bisa melakukan banyak hal, dan yang terpenting dengan identitas barunya Shira bisa hidup tenang tanpa ada satupun yang mengenalnya.

Namun senyaman-nyamannya ia berada disana, tetap saja hatinya masih menyisakan kerinduan yang teramat dalam. Suatu saat nanti dia pasti akan pulang, dan mungkin sekaranglah saatnya.

Sejak tragedi dua tahun lalu Shira mulai menyadari, bahwa selama dirinya menikah dengan Dio wanita itu telah banyak berkorban. Ia berjuang sendiri mempertahankan cinta dan keutuhan rumah tangganya.

Shira kehilangan jati dirinya, ia mencintai sepenuh hati tapi ternyata cintanya tidak setara. Wanita itu rela mengorbankan ego dan membuang mimpi-mimpinya demi seorang lelaki yang tidak tahu diri.

Entah apa yang dipikirkan Shira saat itu. Dia juga seringkali bertengkar dengan Shendra hanya karena Dio. Shira sangat marah jika Shendra mencoba menasihatinya agar selalu berhati-hati terhadap Dio maupun Yuri.

Namun kini wanita itu sadar betapa bodohnya dia saat itu. Dan itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa ia memilih untuk merombak dirinya secara keseluruhan.

Shira sangat malu pada dirinya sendiri. Dia terus mengasihani kebodohannya setiap kali ia melihat pantulan dirinya di hadapan cermin.

Dia juga sangat malu berhadapan dengan Shendra. Meskipun saat kejadian itu Shendra sama sekali tidak menyalahkan dirinya, namun Shira terus menerus menutup diri sebisa mungkin agar tidak mendengar kalimat yang akan membuatnya semakin merasa bersalah.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Shendra sebelumnya, Nina itu sangat pintar dalam segala hal tapi paling bodoh soal cinta. Kalu dulu kalimat itu terdengar menyakitkan, kini Shira justru merasa setuju bahwa yang dikatakan Shendra adalah benar.

Dan dia yakin saat ini semua orang termasuk Shendra pasti menganggapnya bodoh karena memilih mati hanya gara-gara satu lelaki seperti Dio.

Terlepas dari semuanya, Shira sudah berjanji pada dirinya sendiri, serta kepada janin yang pernah ada dalam kandungannya untuk hidup bahagia. Dia akan belajar lebih baik lagi untuk mencintai dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Ia berjanji tidak akan berlarut larut dalam kesedihan. Masa depannya masih panjang, ada kesempatan dan kebahagiaan yang menunggunya di masa mendatang.

Seperti kalimat penyemangat yang selalu di ucapkan Seon Ji, Shira berhak mendapatkan kebahagiaannya. Jika di masa lalu seseorang pernah menyia-nyiakan ketulusannya, maka di masa depan ia akan hidup dengan penuh cinta dari orang yang sangat bersyukur atas kehadirannya.

Dan orang yang bersyukur itu salah satunya adalah dokter Seon Ji.

Pemuda itu mengantarkan Shira sampai ke bandara.

“Jen, tolong jaga Nunaku baik-baik” ucapnya berpesan pada Jenifer.

“Dan untuk Nuna…,jika ada laki-laki yang mencoba mendekatimu, katakan saja kalau kau sudah punya pacar lalu tunjukkan photo kita berdua”

“Cih memangnya kau siapa sampai Shira harus berbuat sejauh itu ??” Sahut Jenifer memandang Seon Ji dari atas ke bawah berulang kali.

“Aku…??? Perkenalkan aku adalah si tampan spesialis gunung kembar kebanggaan kalian semua, hahaha”

Sementara Shira dan Jenifer hanya saling pandang dengan tatapan geli ke arah Seon Ji.

“Dasar Gilaaa….!!!” Ucap mereka bersamaan.

………………………………………………..

Pesona Dokter Seon Ji\~