NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

"Selamat pagi mama."

Aira yang baru saja turun ke lantai 1 dan menuju runag makan dengan bantuan seorang pelayan, langsung menyapa mama mertuanya.

"Selamat pagi menantu mama." Liana tersenyum lebar melihat Aira yang baru saja memasuki ruang makan.

"Dimana Brian?"

Liana mengerutkan kening melihat Aira yang datang sendirian. Mereka adalah pengantin baru! Bagaimana mungkin Brian membiarkan istrinya turun seorang diri? Liana pusing memikirkan anak tunggalnya itu.

"Brian sedang berbiacar dengan seseorang di ponselnya mama." Aira menjelaskan.

Meski hubungannya dengan Brian tidak baik. Tapi Aira tidak ingin jika Liana berpikiran buruk soal ini. Terlebih AIra bisa merasakan jika Liana adalah wanita yang tulus dan perhatian.

"Sebaiknya kamu duduk Aira. Kita akan sarapan sebentar lagi." Harry ikut bersuara.

"Iya papa." Aira mengangguk dan mengikuti ucapan mertua lelakinya itu.

Aira memperhatikan atas meja. Di sana ia melihat beberapa sarapan yang telah terhidang untuk mereka santap.

Liana tersenyum memperhatikan Aira pagi ini. Rambut wanita itu yang terlihat sedikit lembap. Liana meletakkan Sarapan Harry di depan suaminya tersebut.

"Pagi yang indah bukan?" Liana bersuara dan tersenyum pada Aira.

"Iya mama." Aira mengangguk menjawab ucapan Liana.

Aira mulai mengisi piringnya dan mengambil minumannya. Ia meminum air putih terlebih dahulu sebelum memulai sarapannya.

"Apa kemarin, malam pertama kalian berjalan lancar?" Liana bertanya dengan spontan.

"Uhuk!"

Aira tersedak kuat karena pertanyaan itu.

"Sayang." Harry mengingatkan sang istri.

"Mama!"

Brian yang baru saja memasuki ruang makan langsung berseru pada mamanya, saat pertanyaan itu membuat Aira tersedak oleh minumannya sendiri. Dengan sigap ia membantui Aira dengan punggung Aira secara perlahan.

Melirik mamanya dengan kesal. Sedangkan Liana merasa sedikit bersalah, karena telah melontarkan pertanyaan itu. Ia merasa kasihan melihat Aira yang memerah wajahnya dengan mata yang sedikit berair karena tersedak.

"Sudah lebih baik?" Brian memperhatikan Aira dengan seksama.

"Iya." Aira mengangguk setelah merasa keadaannya lebih baik.

"Maafkan mama ya Aira. Pertanyaan mama pasti membuatmu sangat terkejut." Liana memasang wajah sedih sedikit.

"Tidak apa - apa mama." Aira menjawab dan tersenyum pada mertuanya itu.

"Mama bertanya seperti itu karena melihat rambutmu yang masih sedikit basah." Liana menunjuk rambut Aira.

Sontak saja perhatian Brian yang baru saja duduk langsung teralihkan pada rambut Aira. Dan ternyata wanita itu juga melakukan hal yang sama.

"Siapa tahu kalian udah mencicil cucu untuk kami." Liana kembali bersemangat saat bersuara.

Aiara melotot mendengar perkataan itu. Ini baru hari pertama ia menjabat sebagai istri Brian. Dan ia sudah medengar kata cucu? Aira seketika bergidik ketakutan.

"Sayang?" Harry kembali bersuara.

"Baiklah." Liana akhirnya mengerti dengan peringatan suaminya itu.

Mereka akhirnya memiliki anggota baru di kediaman ini. Tentu saja Liana sangat senang sekali. Terlebih dengan wanita pilihan Brian. Ia tidak bisa menahan sikapnya untuk menjahili anak dan menantunya itu.

Tapi melihat wajah Aira yang terkejut dan Brian yang melirik kesal, membuat Liana menghentikan kejahilannya. Ia akhirnya memulai sarapannya seperti suaminya dan yang lain.

"Aira, papa ingin bertanya sekali lagi padamu." Harry menatap menantunya setelah mereka selesai sarapan.

"Bertanya apa pa?" Aira jelas penasaran dengan maksud mertuanya itu.

"Apa kamu masih ingin menunda resepsi pernikahan kalian?"

Harry menatap AIra dengan sorot tegas. Ia perlu mendapatkan jawaban kembali dari Aira soal ini.

'Iya papa." Aira tidak mengubah keputusannya.

"Papa ingin Brian secepatnya menduduki kursi CEO di perusahaan. Jika ia mulai bekerja di perusahaan, maka saat mereka mendapatimu bersama Brian akan menimbulkan gosip juga nantinya." Harry mengingtakan.

"Itu tidak akan terjadi papa." Aira tersenyum dan meyakinkan mertuanya.

"Tidak maksudmu?" Brian ikut bersuara. Ia merasa Aira belum mengatakan keseluruhan ucapannya.

"Aku akan ke kantor seperti biasa. Membawa mobilku sendiri." Aira tersenyum dan menjawab pertanyaan Brian.

"Tidak!"

Brian dengan tegas menolak keingina Aira. Matanya menajam melihat Aira yang mengangkat sebelah alisnya. Mana mungkin ia membiarkan istrinya berangkat sendirian, di saat mereka akan bekerja di perusahaan yang sama.

Liana dan Harry saling melirik. Sedikit terkejut melihat sikap Brian yang menurut mereka mulai menunjukkan perubahan. Lelaki itu terlihat sedikit posesif. Dan itu semua karena Aira.

Harry dan Liana tersenyum dalam diam. Bukankah itu perkembangan yang bagus? Anak tunggal mereka jelas sangat mempedulikan istrinya.

"Brian. Aku tidak mau para pegawai di sana membuat posisiku serba sulit nantinya." Aira menghela nafas melihat tatapan Brian yang tidak terbantahkan.

"JIka mereka tahu bahwa aku menikah denganmu. Akan banyak orang yang beranggapan bahwa aku merayu dan menggodamu, untuk mendapatkan jabatan yang bagus di perusahaan." Aira kembali menjelaskan maksudnya.

"Bahkan bukan tidak mungkin jika mereka meragukan kualitas pekerjaanku. Dan beranggapan bahwa semua yang aku capai adalah karena aku telah berhasil menjadi istri seorang CEO perusahaan Santoso." Aira juga menambahkan.

"Dan mereka jelas tahu jika kamu sudah bekerja di perusahaan itu selama 5 tahun!" Brian tanpa sadar menaikkan sedikit nada bicaranya.

"Bahkan saat aku masih berada di luar negeri untuk pendidikanku." Ia menatap Aira dengan tajam.

"Tidak semua orang akan mengerti soal itu." Aira kembali bersuara.

Kali ini dengan nada yang lebih lembut. Sedikit tersentak mendengar nada kemarahan dalam ucapan Brian.Sepertinya lelaki itu sangat tidak suka dengan keputusan Aira.

"Kamu tahu kan di setiap tempat, ada saja orang yang tidak menyukai kita apapun yang kita lakukan." Ia tersenyum kecil pada Brian. Berharap lelaki itu lebih lunak.

Ini adalah hari pertama Aira jadi istri dan menantu Santoso. Tapi haruskah ia berdebat dengan Brian sekarang? Inilah yang Aira tidak suka karena Brian yang jauh lebih muda.

Jika Brian berusia lebih dewasa dari Aira, ia pasti akan paham dengan maksud Aira. Tapi kali ini, ia harus menjelaskan dengan lebih detail dan lembut. Agar tidak membuat suasana semkain kacau.

"Tidak peduli seperti apapun kita menjelaskan. Pasti akan selalu buruk di mata orang yang membenci kita." Ia juga kembali bersuara.

Brian jelas mengerti maksud Aira. tapi ia tidak suka dengan keinginan wanita itu. Pernikahan mereka bukan aib! Jadi kenapa harus di tutupi.

"Mama rasa, Aira benar juga." Liana ikut bersuara saat melihat Brian yang masih kesal dengan keputusan Aira.

"Ma!" Brian melirik kesal mamanya.

"Brian, kalian baru menikah. Itu pun karena dijodohkan." Liana tersenyum menenangkan sang anak.

"Kalian perlu mengenal masing - masing unutk pernikahan kalian, agar bisa terus bersama selamanya." Liana juga menambahkan.

"Jika di perusahaan tahu bahwa kamu telah menikah dengan Aira. Akan banyak gosip yang beredar seperti perkataan AIra. Tapi yang lebih serius dari itulah." Lia melirik anak dan menantunya bergantian.

"Akan banyak wanita yang meremehkan pesona Aira nantinya. Bahkan mereka akan terang - terangan mendekatimu dan berusaha agar Aira berpisah darimu." LIana melihat Brian mencermati ucapannya.

"Dan mama rasa lebih baik kalian tutupi dulu hingga hubungan kalian lebih baik dan kuat. Sebelum ada gangguan dari orang lain."

Aira tersenyum mendengar ucapan mertuanya. Itu saran yang bagus. Aira juga tahu, jika Brian masuk ke perusahaan. Maka lelaki itu akan menjadi idola di sana.

Dengan status sebagai penerus Santoso grup, dan juga jabatannya sebagai CEO akan membuat para wnaita tergiur. Terlebih dengan ketampanan yang ia miliki. Itu adalah paket komplit impian setiap wanita.

Aira tidak ingin menjadi bulan - bulanan tatapan sinis para wanita yang haus perhatian. Ia ingin bekerja dengan profesional dan memberikan yang terbaik yang ia bisa. Tanpa harus meladeni emosi para wanita haus perhatian.

"Baiklah." Brian menatap mamanya dan Aira.

Ucapan Brian membuat senyuman AIra terbit. Dengan begini tidak akan ada yang tahu jika ia mneikah dengan lelaki yang lebih muda darinya. Ia seketika merasa aman dari ejekan nantinya.

................................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!