NovelToon NovelToon
Istri Siri Mas Alendra

Istri Siri Mas Alendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:143.1k
Nilai: 5
Nama Author: fitTri

Istriku menganut childfree sehingga dia tidak mau jika kami punya anak. Namun tubuhnya tidak cocok dengan kb jenis apapun sehingga akulah yang harus berkorban.

Tidak apa, karena begitu mencintainya aku rela menjalani vasektomi. Tapi setelah pengorbananku yang begitu besar, ternyata dia selingkuh sampai hamil. Lalu dia meninggalkanku dalam keterpurukan. Lantas, wanita mana lagi yang harus aku percaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitTri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Belanja

🌸

🌸

“Kamu belum siap?” Alendra menemukan Asyla yang baru saja selesai menjemur pakaian di bagian belakang villa.

“Memangnya mau ke mana, Pak?” Wanita itu menatap majikannya yang mengenakan celana cargo se lutut dan kaos oblong saja. Hari Sabtu memang dia libur pergi ke kantor, tetapi biasanya hanya santai saja di rumah.

“Katanya kebutuhan dapur sudah habis?”

“Oh, iya memang.”

“Terus kenapa kamu belum siap?”

Asyla terdiam.

“Kalau mau belanja sebaiknya pergi dari sekarang. Soalnya kalau siang nanti jalan macet.”

“Oh ….”

“Tirta sudah mandi belum?” Lalu Alendra mendekati Tirta yang seperti biasa asyik bermain dengan mangkok warna warni dan sendok plastiknya.

“Sudah tadi pas saya lagi giling cucian, tapi—”

“Ya sudah, cepat kamu juga siap-siap.”

“Tapi jemurannya belum selesai, Pak.” Asyla menunjukkan keranjang cucian nya yang masih penuh karena baru saja dia angkat dari mesin pengering.

“Baik, setelah itu selesai kamu siap-siap.” Pria itu meraup tubuh kecil Tirta kemudian membawanya ke arah depan villa.

***

“Pak?” Asyla muncul setelah beberapa saat, dengan mengenakan celana panjang dan kaos tanpa motif saja. Memang hanya itulah jenis pakaian paling bagus yang dia miliki selama ini.

“Sudah siap?” Alendra hanya menatapnya tanpa berkomentar sedikitpun. 

Asyla menganggukkan kepala.

“Ya sudah, ayo?” Pria itu berjalan ke arah mobil, dan setelah membuka pintu di bagian penumpang dia memutar ke arah bagian pengemudi.

“Asyla, cepat naik!” ujarnya ketika Asyla hanya tertegun di samping kendaraan beroda dua itu.

“Saya … duduk di depan, Pak?” tanya nya, ragu-ragu.

“Ya. Masa mau di belakang? Memangnya saya ini sopir kamu?”

“Umm ….”

“Cepatlah, keburu siang. Nanti jalannya macet.”

Asyla menarik dan menghembuskan napasnya pelan-pelan. Dia ragu, dan sebenarnya merasa sungkan. Tapi Alendra yang sudah menunggu di balik kemudi tampak tak sabar sehingga dengan terpaksa dirinya masuk lalu duduk di kursi yang sudah tersedia.

“Apa saja yang kita butuhkan?” Mobil mulai berjalan keluar dari area rumah setelah Alendra menyerahkan Tirta ke pangkuan Asyla.

“Sembako.” Wanita itu menatap gerbang yang tertutup sendiri setelah Alendra menekan tombol pada remote yang memang selalu dia bawa, sengaja agar memudahkannya jika sewaktu-waktu tidak ada orang untuk membuka atau menutupkannya.

“Selain itu?”

“Gula, kopi, sus*, roti sama makanan ringan.”

“Buah-buahan perlu?”

“Perlu, kan memang Bapak juga makan buah?”

“Oh iya.”

“Pasar nya belok kiri, Pak.” Asyla menunjuk ke arah kiri saat kendaraan roda empat itu terus melaju.

“Masa? Orang yang sering saya lewati ada di sana.” Namun Alendra tetap menjalankan mobilnya ke arah depan.

“Itu ….” Lalu beberapa saat kemudian mobil yang mereka tumpangi memasuki area swalayan besar di kota itu. Pusat perbelanjaan yang biasa dikunjungi orang-orang perkotaan ketika membutuhkan bahan makanan.

“Sampai. Ayo turun?” ujar Alendra saat mobil sudah berada di parkiran, dan dia segera turun kemudian berjalan memutar lagi untuk membuka pintu penumpang meski Asyla sudah lebih dulu melakukannya.

“Padahal ke pasar tradisional aja, Pak. Di sana lebih ….”

“Disini lebih mudah menemukan semua yang kita butuhkan karena tempatnya ada di satu area.” Alendra menggiring Asyla memasuki banguan besar itu.  “Kamu belum pernah belanja di sini?” tanya nya saat menarik sebuah troli yang berjejer rapi di bagian depan.

Asyla menggeleng. Dia sering melihatnya di televisi, atau melewati tempat itu saat akan bepergian. Tapi masuk ke dalam sana belum pernah. Rasanya tidak percaya diri saka karena jika ingin berbelanja pasti harus membawa uang yang sangat banyak.

“Baiklah, sekarang kamu ke sini ‘kan?” Alendra tersenyum.

Dia membimbing Asyla memasuki barisan demi barisan rak besar berisi segala kebutuhan rumah tangga. Dari mulai sembako sampai semua jenis minuman. Macam-macam bumbu dan saus yang diperlukan untuk memasak sampai ke berbagai macam makanan berat ataupun ringan. Membuat sang asisten rumah tangga pusing karena saking banyaknya benda yang dia lihat.

Beras, minya, gula dan beberapa kotak daging juga ikan sudah mengisi troli berukuran besar itu. Tidak lupa kopi dan makanan ringannya. Lalu saat mereka melewati area buah dan sayur Alendra mengambil beberapa jenis juga. Dia cukup cekatan karena memang terbiasa melakukannya. Selain karena sudah terlatih saat remaja mengantar ibu atau asisten rumah tangga mereka, pernikahan dengan Silvia pun membuatnya menjadi pria mandiri dalam beberapa hal. Jadi, bukanlah hal yang aneh baginya soal urusan perdapuran seperti ini sehingga tak usah banyak bertanya lagi kepada Asyla.

“Apa lagi yang kurang, ya?” tanya nya setelah troli penuh dengan barang belanjaan, sedangkan Asyla hanya terdiam. Dia takjub dengan semua barang itu, dan belanja kali ini adalah yang terbanyak selama hidupnya. Bulan lalu Alendra hanya memberinya beberapa lembar uang yang kemudian dibelanjakannya di warung sembako dekat villa, dengan bantuan tukang ojek untuk membawanya.

“Syla, apa lagi?” tanda pria itu kepada asisten rumah tangganya yang menatap isi di dalam troli.

“Udah kayaknya, Pak. Umm ….”

“Sabun-sabun bagaimana?”

“Di villa masih ada sih, tapi kalau mau ditambah juga boleh. Biar ada stok.”

“Baik.” Lalu Alendra mendorong troli ke lorong rak di mana berbagai jenis sabun tertata rapi. Sabun cuci, sabun mandi, sabun untuk peralatan dapur dan mobil. Yang ke semuanya Alendra ambil masing-masing dua kantong dalam ukuran besar.

“Sudah cukup belum?” tanya pria itu lagi setelah yakin semua kebutuhan rumah lengkap.

“Sepertinya cukup, Pak. Malah kelebihan mungkin.” Asyla tertawa karena saking banyaknya belanjaan mereka.

“Nggak apa-apa, daripada nanti kamu bolak-balik ke warung di bawah, kan capek.”

“Hmm ….”

“Kalau sudah cukup kita ke kasir?”

Asyla menganggukkan kepala. Dia hanya akan mengikuti saja apapun yang akan majikannya lakukan. Karna tidak tau juga harus apa saja jika belanja di tempat itu.

Namun langkah Alendra terhenti saat mereka melewati area pakaian, di mana baju-baju dengan banyak model menggantung di rak. Ada yang untuk anak-anak juga orang dewasa, dan dia tiba-tiba saja menoleh kepada Asyla dan Tirta.

“Kamu … butuh pakaian nggak?” tanya nya kemudian.

“Hum?” Asyla mengerutkan dahi, belum paham apa yang Alendra maksud.

“Apa kamu butuh pakaian? Saya lihat setiap hari hanya itu-itu saja.”

Asyla terdiam.

“Ayo kita beli beberapa, buat Tirta juga.” Pria itu mendorong troli hingga berada di sebuah sisi yang aman, kemudian meraih tangan Asyla untuk ditariknya ke dalam area pakaian.

“Tapi, Pak?”

Dia segera memilih beberapa helai baju yang dinilainya pantas untuk Asyla. Entah itu celana, kaos, ataupun dress.

“Jangan itu, Pak. Saya nggak pernah pakai baju yang seperti itu!” Asyla menolak sehelai dress berwarna maroon. Tidak terbayangkan olehnya ketika mengepel lantai dengan mengenakan pakaian itu.

“Ini untuk pergi sepertinya?” Alendra pun menatapnya lekat-lekat. Sepertinya pakaian itu akan terlihat sangat bagus jika Asyla yang memakainya.

“Nggak. Memangnya saya mau pergi ke mana?”

Pria itu terdiam sebentar, “oh iya, ya. Kamu kan seharian di villa. Hahaha.” Dia tertawa kemudian meletakkan kembali pakaian itu di gantungan.

“Sudah, ini saja, Pak. Baju saya masih banyak. Lagian saya cuma di villa aja.” Setelah beberapa kali menolak akhirnya Asyla menyerah juga. Lelah juga berdebat dengan majikannya, sekaligus malu karena sempat menjadi tontonan orang-orang.

“Yakin?”

“Yakin. Makasih, ini udah cukup.” Setumpuk pakaian dia dekap yang hampir menutupi tubuh kecil Tirta.

“Baik. Setelah ini kita cari untuk Tirta, ya?” Namun Alendra masih bersemangat mencari hal lainnya, terutama pakain untuk anak-anak. Dan tanpa bisa dihentikan dia mengambil beberapa helai lagi untuk anak itu. 

Dan pada akhirnya, Asyla hanya bisa terdiam saja saat pria itu membawa banyak pakaian anak dan beberapa jenis mainan. Dia merasa tidak percaya jika tidak mengalaminya sendiri, bahwa di dunia ini ada seseorang seperti Alendra.

“Udah, Pak. Cukup!” ucap Asyla ketika pria itu hampir kembali mengambil beberapa hal.

“Tapi baju itu bagus, sepertinya cocok untuk Tirta?”

“Tapi ini sudah banyak, nanti nggak kepakai.”

“Ya ganti tiap hari, bukannya disimpan. Bukankah anak seumuran Tirta sedang aktif-aktifnya? Bajunya juga sering kotor, kan? Jadi, dari pada keseringan pakai yang lama, lebih baik ganti dengan yang baru.”

Lagi-lagi Asyla terdiam. Bagaimana cara menjelaskannya pada lelaki, ya? Tapi sepertinya dia sangat menikmati aktivitas belanja tersebut. Hal itu terlihat dari betapa senangnya dia ketika memilih pakaian dan mainan.

“Ayo kita bayar?” katanya setelah merasa puas dengan barang belanjaannya. Dia meneruskan langkah ke arah kasir dan membayar semua yang telah dibeli, termasuk pakaian dan mainan tadi. Lalu setelahnya mereka memutuskan untuk pulang walau sempat berdebat terlebih dahulu, karena keinginan Alendra untuk berkunjung ke tempat lainnya sedangkan Asyla yang hanya ingin segera kembali ke villa.

🌸

🌸

Mau dong dibelanjain🤭🤭

Cuma mau ngingetin untuk terus like, komen, gift sama vote nya gaess. Biar novel ini terus naik.

alopyu sekebon😘😘

1
Annie Gustava
bolak balik nunggu ale2 up.. terimakasih mak fit😘. kasian km syil yg sabar ya moga ja mak fit berbaik hati but ale jd inget lg.. melow ikh🥺
Endang Priya
kesedihan yg harus di sembunyikan. kasihan asyla.
Attaya Zahro
Kenapa si ulet bulu nempel mulu sih..jangan sampe membawa penyakit deh.Semoga sebelum virusnya menjalar,sudah ada yang bisa menjauhkannya.
Sabar ya Syl,mungkin ini bagai roller coaster
bagi dirimu tapi yakinlah bahwa semua pasti ada hikmahnya dan akan ada hasil baik dari buah kesabaranmu.
𝐙⃝🦜尺o
kalo syla gak ada didekat Ale gimana Ale akan inget sama syla, biarkan syla ikut ke jakarta buat rawat Ale mbak hani
Zahra azkazia
terima kasih Teh Fit udah up kembali 😊😊🙏
yang sabar ya Syl badai pasti berlalu, dan Aleandra pasti kembali ke setelan awal yaitu kembali ke kamu.
kalau bisa biar Aleandra tinggal di villa aja pasti cepat pulih amnesia nya kan obat nya ada di Asyla 🥰🥰
seperti nya mama Aleandra punya perasaan yang beda sama Asyla, maka nya beli baju buat Aleandra ingat sama Asyla sekalian di beliin baju juga, cepet sembuh ya Al kasian Asyla, sama Tirta mereka membutuhkan sosokmu 🙏
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
Berharap nya Hani ke kamar Ale dan nyari sesuatu lalu menemukan buku nikah Ale dan Asyla, setidaknya Asyla harus puyyg melindunginya jika sewaktu2 si Resta mepet terus Ale apalagi ingatan Ale blum pulih ya
Bubble
bakalan jd kesempatan buat resta ky nya nih
Dzulfan Ahlami
yg sabar y asyla seperti diriku yg sabar nggu up y kakak cantik love love sekebon tahu/Drool//Drool//Drool//Drool/
Syovia Desianty
terimakasih up nya kak Fit, ditunggu lanjutannya, semangat kak Fit
🌏 HeeŔeenã🔹️€$ ⚖️
Btw...pak Pardi sudah sembuh atau masih cuti utk masa pemulihan kaki yg patah ? atau jangan2 dah resign karena kakinya sudah gak normal 🙄
Hhhmmm..padahal dia saksi hidup dan kunci atas pernikahan Ale & Asyla 🤔
rahmalia maricar
cepet balik ingetannya mas Ale,, sebelum si Resta usaha lagi buat pedekate 🙄 🙄 ishhh benci w 😡👿
🌏 HeeŔeenã🔹️€$ ⚖️
Dish...artinya dulu pernah ditolak Ale ? Haddeh...nih anak emang muka beton ya, kagak ada malunya, terus maju pantang mundur 😄😅
rahmalia maricar
di prank judulnya,, kirain beneran pulang ke Bandung 😅😅
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
asyla... 🤗🤗🤗🤗🤗... semoga ale segera ingat kamu ya.
gak kebayang sedihnya berada di posisi asyla🥺🥺🥺🥺
Nazwa 123 nazwa
mudahan GK berkepanjangan amnesianya si Ale kasian asyla😭
Fajarina
knp ale g di bawa ke vila pasti langsung inget kl ketemu syla ya... sapa tau kan gitu mak pit
Ratu Tety Haryati
Terima kasih Upnya, Teh Fit....🥰🥰🙏

Ini Si Resta gak ada kerjaan apa ya??? perasaan koq berkeliaran di Kel Orangtua Mas Ale... Cari-cari kesempatan aja.

Mbak Hani... Klo Mbak melihat keanehan dari sikap, Syla, coba Mbak melakukan pendekatan agar, Dyla mau berterus terang dengan statusnya bersama, Mas Ale.
Ratu Tety Haryati
Ge er... ge er...
May Keisya
akhirnya up jg Thor...mksh Thor♥️♥️
Ruwi Yah
mulai unjuk gigi nih pelakor yg sabar ya syl kalau memang ale jodohmu pasti akan kembali padamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!