NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

“Arghhhhkkkk mayaaaat!!!’’


Tumini yang sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, tiba-tiba saja mencium aroma busuk dari sekitarannya. Dia yang penasaran meski takut juga memberanikan diri masuk ke kebun lebih dalam.

Saat asik mencari sumber bau busuk, Tumini di buat shock berat karena melihat mayat yang menggantung di pohon cengkeh.

Bagian dada kiri terdapat luka bolong lumayan besar, bagian kaki terus mengucurkan darah, mayatnya juga sudah tidak di kenali.



Apa yang terjadi di kampung Kabut Surem? akankah kematian misterius bisa terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimas di ganggu

Tok..tok....tok...

Della yang akan menjawab ucapan sang Kakak jadi diam tatkala mendengar ketukan pintu. Semua berpandangan. Dimas dengan gaya tengilnya langsung berdiri menuju pintu ruang tamu.

Saat di buka terlihat wanita tua, mengenakan kebaya hitam kuno. Di tangannya terdapat boneka lusuh yang mengerikan di mata Dimas. Pria ini terpaku, mendadak saja kaki nya berat mau kabur.

“Hantuuu!!!’’ Pekik Dimas lantang.

.

Semua yang berada di ruang tamu langsung terlonjak kaget mendengar teriakan Dimas. Mereka semua buru-buru menyusulnya.

“Eh ada mbok Tukiyem, mari masuk Mbok! Maaf ya anak kami satu ini memang penakut.’’ Darma mempersilahkan Mbok Tukiyem masuk.

“Jadi apa yang harus saya kerjakan Den?’’ tanyanya tanpa basa-basi.

“Tolong di bersihkan area dapur ya Mbok. Oh iya malam ini bisa kan nginap di sini saja. Mbok sama Pak Saimin bisa menggunakan kamar Ibuk.’’ ucap Darma.

“Baiklah. Tapi maaf den, mendiang Eyang Gayatri melarang orang asing tidur di kamarnya. Kecuali cucu nya.’’ jawab Mbok Tukiyem.

Para cucu yang mendengar langsung kaget. Buku kuduk mereka mendadak merinding. Sontak kelima saudara itu menatap foto yang tertera di dinding rumah. Terlihat potret Eyang Gayatri Laksmi mengenakan kebaya Hitam. Rambut sanggul dan ada tusuk konde di sebelah kiri, di dada ada hiasan Bros emas. Mata nya terlihat tajam dan penuh misteri. Otomasi ke 5 saudara ini saling pandang.

“Eh ke atas aj yuk! Kayaknya malam ini bulan purnama. Enak juga ni duduk di balkon’’ ucap Dimas. Karena Dia memang sangat merinding sekarang.

“Ayok! Jangan lupa cemilan sekalian.’’ jawab Denis adik Dimas no tiga.

Akhirnya mereka berlima naik ke lantai dua.

“Ini aku ngeri banget ya di rumah ini! Kesannya horor benget gitu. Apalagi fotonya Eyang, udah kek mau makan orang saja tatapan nya itu.’’ ucap Dimas yang memang takut tidak ada habisnya.

“Hust!!!! Bisa diam nggak sih kak. Dari tadi takut mulu kerjaannya. Rumah Eyang ini kan sudah lama di kosong dan nggak ada yang merawat juga, jadi wajar dong jika terkesan horor.’’ balas Della muak lama-lama dengan kakaknya ini.

“Terserah kalian! Gue keluar dulu. Denis, kamu di sini aja atau ikut ke kamar bareng kakak?’’ tanya Dimas pada adiknya. Kamar Dimas dan adik nya jarak satu kamar dari kamar Ambar.

“Aku disini aja deh.’’ jawab anak itu.

Dimas hanya mengedikkan bahu dan meninggalkan kamar. Saat keluar kamar kembali sepi yang terasa. Dari semua area rumah ini, hanya kamar Ambar yang rasanya hangat dan nyaman. Sementara ruangan lainnya terasa lembab dan aura nya berbeda.

Dimas menelan ludah kasar. Mendadak saja rasa takut kembali menghantuinya. Melihat ke kiri kanan, mau kembali ke kamar rasa sudah pasti gengsi. Tadi Dirinya sok-sokan berani. Nanti jika kembali, pasti akan jadi bahan ledekan adik dan sepupunya. Dengan menguatkan tekad Dimas melangkah kakinya, berjalan melewati satu persatu kamar. Saat di asik berjalan sekilas terlihat sesuatu bayangan di cermin. Dimas langsung menoleh tapi tidak ada siapapun. Dengan langkah seribu Dimas langsung masuk kamarnya dan menutup pintu kasar.

“Astaghfirullah apa itu tadi? Masa sih Aku salah lihat. Sudah jelas di cermin seperti ada seorang melintas?!’’ nafas Dimas ngos-ngosan saking berdebarnya.

Dimas berjalan mundur dan duduk di ranjang. Tapi rasanya ada yang berbeda. Karena ada empuk dan kerasnya juga. Dia meraba-raba sesuatu. Tangannya terasa basah dan berbau amis juga. Dengan pelan Dimas melihat ke arah apa yang di raba. Sontak saja Dimas langsung terlonjak kaget dan tersurut mundur.

Terlihat wanita berambut sangat panjang menatap tajam menyeringai. mulut wanita itu terus mengeluarkan darah segar. Dimas yang terpaku langsung di seret hingga menabrak pintu.

“Agrrrkhhhh!!!’’ Dimas memekik tertahan. tubuhnya terasa remuk karena di seret dan di banting oleh hantu perempuan itu.

“To---long!’’ Dimas terbata tapi suaranya seorang tidak keluar. Di lantai sudah banyak darah yang tergenang akibat dari darah dari mulut hantu wanita itu.

“Ya Allah bagaimana aku bisa keluar dari sini?’’ batinnya.

“Ganti nyawa ku. Kau juga harus mati bersama ku!!’’ bisik hantu perempuan itu lalu mencekik hingga Dimas tergantung di udara.

Wajah Dimas memerah dan kesulitan bernafas juga. kaki nya menendang-nendang Karena menahan rasa sakit dan butuh oksigen.

Brakkkkk!!!

“Haahhh???’’ Dimas ngos-ngosan menghirup dan menghembuskan nafas lega.

“Aden baik-baik saja?’’ tanya nya.

“Arhghkkk... Astaga Mbok! Kirain hantu! Ada apa?’’ tanya Dimas berusaha tenang.

“Tadi Mas saya panggil-panggil, Ndak menyahut. Jadi saya langsung masuk saja, ternyata tertidur sangat pulas sekali. Mas sudah di tunggu untuk makan malam.’’ jawab Mbok Tukiyem. Lalu pamit keluar.

Dimas menatap kiri kanan dan lantai. ternyata tidak ada setitik darah pun di sana. Dia kembali mengingat kejadian barusan.

“Lalu apa itu tadi? Masa sih cuman mimpi, tapi rasanya seperti nyata. Mana mau minta nyawa lagi. Ihhhhh’’ gumam Dimas seraya bergidik ngeri.

Segera Dia beranjak dan keluar kamar. Saat pintu terbuka terlihat Mbok Tukiyem sudah berdiri di hadapannya dengan wajah dinginnya.

“Ada apa lagi Mbok?’’ tanya Dimas sambil berjalan.

“Mbok baru saja mau manggilin Aden untuk makan malam, ternyata sudah keluar duluan. Kalau begitu saya pamit duluan Den.’’ pamit Mbok Tukiyem.

“Ha?!’’ Dimas langsung melongo.

“Jika baru saja itu Mbok Tukiyem, jadi yang ngobrol sama aku di dalam tadi siapa?’' gumamnya pelan.

Dimas menoleh kamarnya, terlihat hordeng putih renda itu meliuk-liuk berkibar, padahal anginnya tidak kencang. Dia langsung merinding. Lewat di depan cermin , Dimas sedikit melirik lalu melajukan langkahnya. Dilihat kamar sepupu nya sepi jadilah Dia langsung turun ke bawah.

“Tumben lama? Biasanya jika soal makan langsung sat set!’’ ucap Della yang memang tidak pernah akur dengan sang kakak.

Dimas hanya diam tidak menanggapi karena pria ini memang sedang kalut dengan pikirannya. Belum juga beradaptasi sudah di gangguin oleh makhluk tak kasat mata. ini Dimas sebenarnya sudah tidak betah tinggal disini. Jika mau kabur ya kabur kemana akan berteduh. Di desa ini sebabnya sangatlah enak dan asli, apalagi rumah Eyang yang begitu megah. Tapi yang membuat semua nyaman adalah rumah dan auranya ini.

“Gimana? Betahkan tinggal disini?’’ tanya darma disela makannya.

“Betah kok pa. Rumah Eyang bagus dan ada kolam ikannya juga itu di taman samping. Besok Arum mau main disana ya pa?’’ tanya gadis berusia 5 tahun itu.

“Iya boleh. Besok kita sama-sama gotong royong’’ balasnya.

Yang lain hanya mengangguk saja. Sedangkan dari arah dapur Mbok Tukiyem tersenyum menyeringai.

.

.

Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!