NovelToon NovelToon
RISA ARIZ

RISA ARIZ

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Persahabatan / Harem
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: MINOTO-NOVEL

Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.

​Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.

​Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.

​Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.

"MINOTO NOVEL"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. ANDAI AKU SAMA SEPERTI MEREKA

"Andai aku juga memiliki kedua orang tua, sama seperti anak-anak itu. Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki kedua orang tua seperti mereka." Ariz termenung sejenak.

Matanya yang biru aneh, yang sering menjadi sasaran cemooh, kini hanya memantulkan pantulan bayangan anak-anak yang ceria di luar jendela.

"Mengapa hanya aku yang tidak memiliki kedua orang tua? Apa aku adalah anak yang tidak beruntung?" Ariz menarik napas.

"Hah... Mendengar kata itu saja sudah membuatku takut. Semoga saja itu tidak benar," ucapnya sambil berusaha keras menahan air matanya agar tidak membasahi kaca jendela.

Memang sangat menyakitkan hidup tanpa kasih sayang orang tua. Ariz sejak kecil sudah sendirian di rumah itu, hanya ditemani boneka bebeknya yang kumal dan bayang-bayang masa lalu. Namun, ia selalu berusaha menahan rasa sakit itu, memaksa dirinya melupakan apa yang telah ia rasakan, dan fokus pada hal-hal konyol seperti mie instan spesial.

Ariz memejamkan mata. Dinding-dinding kayu rumahnya terasa lembap dan dingin, persis seperti suasana hatinya. Ariz tetap diam murung, membiarkan keheningan menyelimuti ruangan.

Tidak lama saat Ariz sedang termenung, tiba-tiba terdengar ketukan yang tajam di pintu rumahnya.

(TOK-TOK-TOK).

Ketukan itu memecah keheningan, menarik Ariz kembali dari pusaran kesedihannya. Ia terkejut, bingung, sekaligus sedikit waspada.

"Hah? Siapa orang yang mengetuk pintu?" Ariz turun dari kursi di dekat jendela dan berjalan cepat keluar dari kamarnya.

"Tumben sekali? Biasanya, tidak ada seorang pun yang mau mampir ke rumahku..? pikirnya. Bahkan orang yang paling dekat dengannya pun cenderung menjaga jarak.

Saat Ariz membuka pintu, ternyata itu adalah seorang pria yang dikenalnya, seorang petugas dari desa BLACK SWORD.

"Ohh... Ternyata, Kau," ucap Ariz dengan nada yang datar, kecewa karena bukan seseorang yang ia harapkan.

Pria itu menatap Ariz lekat-lekat, menyadari ada yang berbeda. "Ada apa dengan dirimu? Kau terlihat sedih hari ini? Matamu sedikit merah."

"Tidak. Aku tidak kenapa-napa. Aku hanya merasa kesepian saja," ucap Ariz sambil mengalihkan pandangan. Ia tak mau pria ini melihat kerapuhannya.

Pria itu menghela napas. "Di sini banyak sekali anak-anak seumuranmu. Kenapa Kau tidak bermain saja dengan mereka? Kau harus bergaul dengan mereka, Ariz."

Ariz menjawab dengan raut wajahnya yang seketika semakin sedih. "Aku sudah berusaha dekat dengan mereka semua. Tapi..." Suara Ariz tercekat.

Kata 'tapi' itu menjadi pemicu yang kuat. Pikirannya terseret mundur, kembali ke momen paling menyakitkan yang pernah ia alami.

Kilasan Ingatan Kelam: Ditolak dan Dijauhi

(Di taman, tiga tahun lalu). Di mana desa Black Sword yang masih di penuhi oleh sebuah pembangunan besar

Suara tawa anak-anak terdengar riang. "Bagaimana kalau kita bermain petak umpet! Pasti akan sangat menyenangkan jika kita bermain di sini," ucap seorang anak.

"BAIKLAH! MARI KITA BERSENANG-SENANG!"

Saat anak-anak itu ingin mulai bermain, Ariz kecil yang penuh harap berlari ke arah mereka.

"HEY, KALIAN! Apa aku boleh ikut bermain? Aku sangat pandai bermain petak umpet," ucap Ariz dengan senyum lebar yang berusaha ia pertahankan.

Namun, senyum itu langsung membeku. Bukannya diterima, anak-anak itu justru saling berbisik dan mundur selangkah.

"Heh. Apa Kau tahu anak itu?" ucap seorang anak kepada temannya.

"Aku tahu. Dia adalah Ariz. Dia adalah anak TERKUTUK! Mau apa Kau datang kemari, HAH!" ucap seorang anak mengusir Ariz.

Suaranya keras dan penuh kebencian.

Rasa ditolak itu menusuk. "Aku hanya ingin bermain dengan kalian saja," ucap Ariz, suaranya mulai bergetar.

"Tidak! Kami tidak akan pernah bermain dengan anak terkutuk sepertimu! Kau pembawa sial!"

"Apa yang Kau katakan? Aku bukan anak terkutuk! Aku hanyalah manusia biasa," Ariz mencoba membela diri, putus asa.

"JIKA KAU BENAR-BENAR HANYA MANUSIA BIASA, MENGAPA KAU DIKENAL SEBAGAI PENYIMPAN MAHKLUK JAHAT?!" Teriakan itu terdengar menggelegar, membuat beberapa orang dewasa di sekitar taman ikut menoleh.

"WARNA MATAMU SAJA SUDAH SANGAT ANEH! Manusia mana yang matanya berwarna biru, HAH!? Itu bukan mata manusia normal!"

Ariz menunduk, menatap kakinya yang kecil. "T-Tapi. Mataku dari dulu sudah seperti ini." "Dan aku bukanlah anak yang menyimpan energi jahat! Aku tidak merasa energi jahat apa pun di tubuhku?"

"AHH SUDAHLAH! Kami tidak peduli!" Anak itu maju, mendorong bahu Ariz kuat-kuat.

(Bruk!)

Tubuh kecil Ariz terhuyung dan terjatuh ke tanah. Dinginnya rumput yang basah dan kasar langsung terasa menampar pipinya.

"PERGI KAU DARI SINI. Dasar anak terkutuk!"

Perkataan itu membuat hatinya berdetak kencang, bukan karena rasa sakit fisik, tetapi karena rasa sakit penolakan yang membakar.

Ia hanya bisa bangkit, lari secepat mungkin menuju rumahnya, dengan air matanya yang keluar deras.

Ia sempat tersandung dan terjatuh, kakinya terluka. Namun, tidak ada seorang pun yang mau membantunya berdiri. Pandangan orang dewasa pun terasa dingin, seolah membenarkan kata-kata anak-anak itu. Ia pun kembali bangkit, menyeret kaki kanannya yang terluka.

Ia berlari tanpa tujuan, berteriak memanggil Ayah dan Ibunya. "AYAH..! IBUU..!!" Air matanya bercampur ingus dan keringat. Namun, kita tahu... kedua orang tuanya sudah tiada sejak ia kecil.

"Kenapa? Apa yang salah dengan diriku? Mengapa hidupku seperti ini? Aku meneriaki Ayah dan Ibu, tidak ada gunanya! Apa Tuhan membenciku? Kenapa? KENAPAAA!!!"

Kembali ke Realitas: Pintu Tertutup

Napas Ariz terengah-engah. Ia kembali berada di pintu rumahnya, menatap pria itu dengan mata penuh luka.

Ia berusaha keras melupakan ingatan kelam itu. Ia harus menunjukkan bahwa ia kuat.

"Hah... Kau tidak perlu kasihan kepadaku. Kau mampir ke sini hanya ingin memberiku uang bulanan saja, kan? Setelah itu, Kau akan pergi lagi seperti biasa," ucap Ariz, nadanya kini sinis.

Pria itu menghela napas panjang, tampak menyesal. "Aku memang sedang banyak tugas, Ariz. Aku minta maaf. Jadi, aku hanya bisa memberimu uang bulanan tanpa mampir lama ke rumahmu."

"Hah, sudah kuduga. Berikan uang itu dan Kau boleh pergi," ucap Ariz dengan ucapan yang tajam.

"Ini uang bulananmu." Pria itu memberikan sejumlah uang kepada Ariz dalam amplop usang. "Jangan terlalu boros dengan uang itu, Ariz."

Ariz merebut amplop itu. "Ya-Ya, Aku tahu. Terima kasih untuk uangnya."

Tanpa menunggu balasan, Ariz langsung menutup pintu rumahnya dengan kasar.

(BLAM!)

Suara pintu tertutup bergema di lorong yang sunyi.

Ariz bersandar pada pintu kayu itu. Aroma debu dan kayu lapuk langsung menusuk hidungnya. Ia kini kembali sendirian. Rasa sepi yang tadinya dipecah oleh kehadiran pria itu, kini kembali menyerangnya berlipat ganda.

Ia menatap amplop tipis di tangannya. Uang. Hanya itu yang mereka berikan. Tidak ada kehangatan. Tidak ada keluarga.

Ariz berjalan pelan kembali ke kamarnya, melewati ruang tamu yang gelap, di mana sudut-sudutnya dipenuhi sarang laba-laba. Rumah ini bukanlah pelindung; rumah ini adalah penjara keheningan.

Ia kembali duduk di jendela, menatap refleksi wajahnya sendiri. Matanya yang biru, yang katanya menyimpan energi jahat.

"Anak Terkutuk."

Kata-kata itu terngiang-ngiang. Ariz memeluk lututnya, menatap cermin retak di kamarnya.

"Mereka semua membenciku... Mereka takut kepadaku. Apa yang harus kulakukan, Bebek?" Ariz bergumam pada boneka kumalnya, matanya kosong.

1
Milkysoft_AiQ Chhi
Good job👍 penuh warna ceritanya thor
MINOTO-NOVEL: thanks..🙂
total 5 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
hemm, kira2 siapa yg bakal ngelatih trio cilik yang jahil ini(btw Zira tertular Ariz dan Siro)😹
Stay ig:petantang.petenteng00: wkwkw asiapp😹
total 2 replies
sina olala
bgus
Stay ig:petantang.petenteng00
waah bagus juga penjelasannya cara megang pedang, good..👍
MINOTO-NOVEL: tetapi tidak dengan Siro.. 🙂
total 1 replies
Nulis Kacamata 👓
kykny enk ramenya
Nulis Kacamata 👓
smngat👍
Stay ig:petantang.petenteng00
siro dan ariz bener bener 11/12 aja yaa😭😹
Stay ig:petantang.petenteng00: zira adalah penyelamat duo bocah jahil itu😭
total 2 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
ya ampun Ariz😭😹
Stay ig:petantang.petenteng00
gapapaa Riz, kan kuenya hasil jerih payah sendiri.. apapun hasilnya tetap keren😺
MINOTO-NOVEL: Sayang, dia tidak nyata.. 😌
total 3 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
kata gue teh istigfar yaa Ariz.. jahil beud dahh😭
Stay ig:petantang.petenteng00: makin hari makin jahil si Ariz, untung baikkk
total 2 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
apa itu Ariz?
Stay ig:petantang.petenteng00
"Kasih sayang seorang kakak, bisa melampaui batas kekuatan yang ada"-pembaca minoto novel
MINOTO-NOVEL: Haahh mungkin iya..? Tetapi, saya sebagai anak pertama belum pernah seperti itu..😌 kayaknya Yaa..
total 1 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
ja-jadi lunaliaa😭
MINOTO-NOVEL: Haahh~ 🥲
total 1 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
Nahloh, kemana lunaliaa
Stay ig:petantang.petenteng00: Reza, dipersilahkan untuk misuh misuh ke minot ya
total 4 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
entah kenapaa, bab ini kayaknya relate bgt sama kehidupan.. apalagi tentang perjuangan seorang kakak:)
Stay ig:petantang.petenteng00: wkwk emang luuu minott😭🤜
total 6 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
waaah ternyataa Reza ada bab spesial editionnyaaaa
Stay ig:petantang.petenteng00: memang author satu ini😭🤜
total 4 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
pasti berat yaa Riz, hidup dalam kehampaan. Akhirnya, Ariz punya teman jugaa😭 terharuuu
Stay ig:petantang.petenteng00: semangatt Arizzz ,walau ga di akui seenggaknya ada beberapa teman yg masih stay sama Ariz (it's miracle too)
total 2 replies
Stay ig:petantang.petenteng00
Nah, loh wkwk. hati hati Riz dicincang 😭
MINOTO-NOVEL: Tenang saja. Dia ahlinya menggocek 🏃‍♂️
total 1 replies
kasychan04-(。>_<。)
kasihan
Stay ig:petantang.petenteng00
wkwk jail emang si ariz
Stay ig:petantang.petenteng00: wkwk ariz emang bedaa😭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!