NovelToon NovelToon
Empat Istri Lima Sekarat

Empat Istri Lima Sekarat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Askararia

Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.

Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.

Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

"Ada apa ini? Ada apa?" Mario yang baru saja kembali dari luar sekolah dengan sepeda motornya terkejut saat mobil ambulans baru saja melewatinya.

"Pak, Ardi dan Arda ada di mobil ambulans tadi, mereka terlibat perkelahian di kantin belakang!" Ucap salah seorang guru memberitahu.

Mario terdiam beberapa saat mencerna kalimat yang baru saja didengarnya, tumpukan kertas HVS didalam karton yang dibawanya diatas motor tiba-tiba terjatuh begitu saja. Mario kemudian tersadar setelah mendengar suara langkah kaki yang terdengar buru-buru dari arah samping.

"Pak.... Pak.... " panggil Andre panik, ia menghampiri Mario yang masih mematung diatas motor.

"Pak, ayo kerumah sakit sekarang!" Ucap Andre yang dengan sigap duduk didepan Mario, motor itu ia kendarai sambil memegangi Mario yang duduk dibelakangnya.

Suara sirene ambulans didepan mereka semakin lama sekali terdengar sebab jarak mereka semakin berdekatan, sesampainya dirumah sakit, para dokter dan perawat bergegas memindahkan Ardi dan Arda kedalam rumah sakit. Kegelisahan muncul didalam hati Mario, tak lagi terpikir olehnya untuk menghubungi istri dan anak tertuanya akibat rasa cemas yang begitu besar menghampirinya.

"Pak, dimana ponsel mu, Pak?" Tanya Andre merogoh setiap kantong baju Mario.

Dengan panik Mario mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan segera menyerahkannya pada Andre yang tak kalah paniknya daripada dirinya sendiri, Andre segera menggulir layar benda pipih itu, nomor Nadia adalah nomor paling cepat yang bisa dihubunginya, beberapa detik nomor itu berdering memekik keheningan didalam sebuah ruangan di kampus tersebut, melihat nama 'Papa' dilayar ponselnya membuat Nadia mengerutkan keningnya sebab tak biasanya ia mendapatkan telepon dari rumah pada jam-jam seperti ini.

Harry mengangkat alisnya sambil menatap Nadia penasaran, Nadia mengangkat tangannya lalu dosen didepan sana segera mengangguk. Langkah kaki Nadia membawanya keluar dari ruangan tersebut dan dengan cepat mengangkat panggilan telepon itu.

"Iya, Pa. Ada apa?"

"Kak Nadia, ini aku Andre, Ardi dan Arda ada dirumah sakit sekarang. Tolong datang kesini, sama tolong beritahu Tante ya, Kak. Cepat datang kesini, aku akan mengirimkan lokasinya, cepat ya Kak!" Ucap Andre cepat sebab ia masih panik.

Nadia menurunkan ponselnya setelah mendengar kabar tak menyenangkan itu, buru-buru ia kembali keruangan, bukan untuk mengikuti proses belajar mengajar hari ini namun untuk meraih tas dan bukunya, tak lupa ia menarik Harry ikut bersamanya, membuat semua mata tertuju pada kedua orang itu.

"Nadia, ada apa?" Tanya Harry yang dengan sigap memasukkan buku ditangannya kedalam tas ransel miliknya, langkah kakinya mengikuti Nadia yang berlari terburu-buru ke arah parkiran.

"Cepat hubungi Mamaku, Harry, si kembar masuk rumah sakit!" Nadia begitu mereka sampai ke parkiran.

"Apa?"

"Tidak ada waktu menjelaskan, cepat hubungi Mama!"

"Iiii iya!"

Harry naik keatas motor Nadia, gadis itu menyalakan motornya lalu melesat cepat menuju rumah sakit, dalam perjalanan Harry menghubungi Rina yang saat ini sedang duduk santai dirumah, suara dering ponselnya membuatnya terkejut sebab sebelumnya ia sedang membaca buku di teras depan sambil menikmati secangkir teh hangat.

"Harry? Kenapa dia menelfon siang-siang begini? Bukannya dia lagi kuliah?" Tanya Rina mengangkat kedua alisnya, terasa aneh saat tiba-tiba Harry berbicara di telefon dengan suara gemetar sambil memberitahukan kabar tentang Ardi dan Arda yang kini berada dirumah sakit.

"Tante, cepat menyusul kerumah sakit. Tadi Andre menelepon dan memberitahu kalau Ardi dan Arda masuk rumah sakit!" Begitu ucapnya.

Rina segera menutup telepon, meski gemetar ketakutan ia tetap mencoba untuk tenang. Ia bergegas masuk kedalam rumah untuk meraih tas dan dompetnya, jujur beberapa kartu yang mungkin akan diperlukan oleh pihak rumah sakit nantinya. Rina dengan panik memesan ojek online, setelah beberapa saat ia mengunci rumah lalu berangkat dengan ojek online pesanannya.

Kini Nadia dan Harry tiba dirumah sakit, di depan sana telah berdiri Andre yang menunggu kedatangan mereka sementara Mario menunggu kedua anaknya yang sedang ditangani dokter didepan ruangan bertuliskan UGD itu.

"Dimana mereka?" Tanya Nadia begitu ia dan Harry turun dari motor.

Tak lama Rina juga sampai di depan rumah sakit, Nadia, Harry dan juga Andre menoleh bersamaan pada wanita itu.

"Disana, Pak Mario menunggu kalian disana!" Ujar Andre menunjuk ke arah lorong dibelakangnya.

Ketiga orang ini mengikuti Andre dengan langkah cepat, terlihat Mario duduk dengan wajah lesu didepan ruangan itu, sorot matanya menunjukkan betapa ia mengkhawatirkan kedua anaknya yang sampai saat ini belum juga keluar dari UGD. Rina duduk di samping Mario, ia berusaha tetap tenang agar anak dan suaminya tidak begitu panik. Satu jam kini berlalu, pintu ruangan itu kini terbuka dan Ardi dibawa keluar dari sana, Rina, Mario, Nadia, Harry dan Andre segera berdiri.

"Dengan keluar pasien Ardi dan Arda!"

"Iya, kami orangtuanya!" Jawab Mario cepat.

"Boleh bicara sebentar, ada hal yang harus saya bicarakan kepada pihak keluarga!" Ucap salah satu dokter dari ruangan itu.

"Owhh iya, boleh...., tapi dimana anak kami satu lagi, dokter? Kenapa hanya satu yang keluar dari ruangan itu? Apa terjadi sesuatu yang buruk pada anak kami?" Rina bertanya dengan wajah cemas sebab hanya satu dari kedua anak kembarnya yang dipindahkan ke bangsal.

Dokter itu hanya tersenyum sambil mengarahkan Mario dan Rina untuk mengikutinya, Nadia menoleh kearah perawat yang membawa salah satu adiknya, ia menarik Andre dan Harry mengikuti para perawat itu hingga ke bangsal umum, tempat dimana banyak pasien diruangan tersebut yang mana dari pasien yang satu ke pasien lainnya hanya diberi tirai sebagai pemisah.

"Sus, apa adik saya baik-baik saja?" Tanya Nadia pada salah satu suster yang sedang memeriksa selang infus ditangan Ardi.

"Ada kerusakan pada beberapa tukang rusuk pasien, juga rahang bawah dan tempurung lutut, yang mungkin disebabkan oleh pukulan keras atau semacamnya yang menyebabkan kerusakan pada ketiga bagian tulang tersebut. Sementara untuk pasien satunya masih berada di ruang ICU, kami akan terus memantau keadaan pasien dan memberitahukan perkembangannya nanti!" Ujar suster tersebut memberitahu.

Nadia hanya dapat menganggukkan kepalanya, melihat keadaan Ardi yang penuh perban diatas kasur berukuran delapan puluh sampai sembilan puluh cm itu membuat hanya terluka.

"Andre, apa yang terjadi disekolah, apa mereka berkelahi?" Tanya Nadia menatap serius pada Andre yang saat ini berdiri disamping Harry.

Gugup, Andre menggaruk kepalanya sembari menatap Harry dan Nadia bergantian.

"Sebenarnya.... sebenarnya aku tidak tahu bagaimana awalnya, tapi waktu aku dan Arda makan siang di kantin tiba-tiba teman kami ngasih tahu kalau Danu memukul Ardi di kantin belakang, terus saat kami tiba disana, Ardi sudah pingsan di lantai tapi masih ditendang dan dipukuli sama Danu, Arda dan aku mencoba menarik Danu tapi Danu malah menyuruh temannya menangkap dan memukuli sementara Arda ditusuk sama Danu pakai pulpen yang ujungnya matanya sedikit panjang dan tajam. Habis itu mereka kabur gitu aja, Kak!" Jawab Danu pelan.

Mata Nadia tiba-tiba memerah, sejak tahun tadi ia sudah menebak kalau terjadi sebuah perkelahian disekolah menengah tempat adik-adiknya bersekolah.

"Harry, kamu bawa Andre berobat. Aku mau keluar sebentar!" Titah Nadia.

"Kamu mau kemana?" Tanya Harry saat melihat Nadia meraih kunci motornya dari dalam tas.

"Aku titip mereka, jangan pergi sebelum aku kembali. Ok!" Ucap gadis itu tanpa menjawab pertanyaan Harry.

Dengan raut wajah datar Nadia melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit, begitu sampai di parkiran ia mencari informasi tentang anak bernama Danu itu di akun media sosial milik kedua adiknya itu, berkat Arda yang sering mengatakan atik ponselnya, ia bisa dengan mudah keluar masuk dari kedua akun instagram kedua anak kembar itu.

"Danu...."

"Danu..... "

"Danu.... " ucapnya dalam hati sambil menggigit ujung kukunya, mencari siapa pemilik nama Danu yang juga bersekolah disekolah menengah atas itu.

Tiba-tiba sebuah akun dengan nama yang sama muncul di layar beranda pencariannya, sebuah anak seumuran Ardi dan Arda dengan pakaian batik yang sama dengan batik kedua adik kembarnya itu. Tak banyak pertanyaan dalam benak Nadia, ia segera mencari alamat rumah Danu melalui orang-orang yang mengomentari postingan difoto itu.

"Jadi, kamu yang bernama Danu?" Batin Nadia sambil menyunggingkan bibirnya.

Nadia menyalakan mesin motornya lalu pergi, namun tujuannya bukanlah rumah Danu, melainkan tempat yang mungkin menjadi pelarian Danu, sebab menurut informasi yang didapatnya dari teman sekolah Danu, Ardi dan Arda, Danu segera meninggalkan sekolah beberapa jam lalu sementara kedua temannya telah dibawa oleh pihak kepolisian. Juga pihak kepolisian sudah mencari Danu kerumahnya namun tak menemukan anak itu disana.

"Jangan harap kamu akan hidup bebas, Danu. Meski kamu kabur keujung dunia sekalipun, aku akan menangkapmu.... " batinnya lagi dengan bibir tersenyum namun mata berair.

1
emili19
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
Askararia: Wahhh, makasih banyak yah Kak, senang membaca komentar positifnya, saya akan terus berusaha membuat ceritanya semenarik mungkin 🥰
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Duh, hati rasanya meleleh.
Askararia: Terimakasih atas komentarnya ya kak, kalau kayak gini makin semangat deh nulisnya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!