Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketujuhbelas Membalas Perbuatan Musuh
Setelah drama yang cukup panjang Hanum berhasil mengambil rambut milik Santi yang tertinggal di sisir lalu di simpan dalam kertas dan di lipat dan di bawa pulang ke rumah Dewina.
Deliana melihat Hanum kembali lagi merasa heran begitu juga dengan Aji penasaran . "Han , kamu kenapa ?"tanya Deliana . " tidak ada apa-apa kok kak ," jawab Hanum berbohong . Tapi tdak buat Aji yang melihat sesuatu di tangan Hanum merasa curiga . "Apa kamu merasakan hal yang sama ?" tanya Aji kepada Deliana . "Iya ,mas sepertinya ada sesuatu sama Hanum ," jawab Deliana .
Hanum menemui Dewina di kamar memberikan bungkusan yang ia bawa . "Buat apa sih , Win ?" tanya Hanum penasaran . "Nanti aku jelaskan ," jawab Dewina kemudian ia mengambil minyak zaitun dan bunga tujuh rupa sambil berdoa menyatukan semua lalu membakarnya sampai menjadi abu .
"Han ,boleh. minta tolong abu ini kamu masukkan ke dalam tungku yang ada di dapur sepertinya ibu sedang memasak ," Dewina meminta tolong kepada Hanum . "Iya , boleh kok Win ," jawab Hanum dengan senang hati . Hanum membawa abu ke dapur dan benar sekali Lastri sedang memasak Hanum memasukkan abu tersebut ke dalam tungku yang menyala seketika api menjadi lebih besar dan menyebar sampai ke belakang .
Lastri yang sedang mencuci panci sehabis memasak terkejut melihat kobaran api di dalam tungku karena tadi api kecil . "Hanum ,,,, kamu sedang apa di situ awas itu api besar sekali nanti kamu terbakar minggir ," ucap Lastri khawatir terhadap Hanum .
Hanum juga terkejut ketika api bertambah besar mundur beberapa menit kemudian api kembali kecil . "Apa yang kamu buang ke dalam tungku ?" tanya Lastri ingin tahu yang di lakukan Hanum . "Eh ,itu ,anu , perintah Dewina kok Bu de ," jawab Hanum bingung harus jujur sama Lastri .
Lastri merasa curiga dengan perkataan Hanum segera menyelesaikan pekerjaannya dan menemui Dewina . Deliana dan Aji melihat Lastri dan Hanum masuk ke dalam kamar Dewina mengikutinya .
Dewina terkejut ketika melihat semua orang masuk ke dalam kamarnya . "Ada apa kalian kok kompak banget masuk kamarku ?" tanya Dewina . "Apa yang kamu lakukan barusan ?" tanya Lastri kepada Dewina dengan serius .
Dewina menceritakan dengan jujur apa yang terjadi pada dirinya sampai menyuruh Hanum melakukan perintahnya . "Kenapa kamu bertindak sendirian tindakanmu bisa membuat Hanum dalam bahaya kamu tahu kan ilmu yang kamu gunakan belum seberapa takutnya membahayakan nyawa orang lain ," ucap Aji menjelaskan kepada Dewina .
"Maaf kak ,habisnya aku benci sama Santi , lagi pula aku mampu melindungi Hanum dari jarak jauh meskipun butuh tenaga ekstra , aku juga khawatir saat dia masuk ke dalam kamar Santi ," Dewina dengan takut menjelaskan maksudnya .
"Hanum , bagaimana kamu bisa masuk ke dalam kamar Santi dengan mudah ?" tanya Aji penasaran . "Entahlah kak rasanya sulit di percayai , bahkan aku sendiri seperti tidak sadar karena tahunya aku sudah keluar dari rumah Santi ," jawab Hanum dengan jujur .
Aji merasa kagum dengan kemampuan Dewina tapi di sisi lain Dewina juga bisa jadi sasaran para orang yang memanfaatkan ilmunya . "Dewina , kamu harus hati-hati ketika menggunakan ilmu yang kamu miliki jika sampai meleset kamu bisa berbahaya seperti kejadian beberapa menit yang lalu ," ucap Aji menatap Dewina dengan serius . "Iya kak , terimakasih sudah diingatkan ,"jawab Dewina .