Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertangkapnya kakeknya Dinda
Kakeknya Dinda terkejut dia sudah dikelilingi ular,ia menyapu kesemua tempat,ular-ular masih berdatangan dari segala penjuru.
"Pasti ada sesuatu,atau seseorang mengendalikan semua ular ini,"batin pak Santoso,ia sekali lagi menatap kesekeliling,kemudian ia duduk bersemedi,sementara ular-ular semakin banyak berdatangan dan mengerumuninya.
Pak Santoso duduk diam mulutnya mulai komat kamit "Ratu ular penguasa segala ular datanglah aku memanggilmu,"pak Santoso mengambil keris ditancapkan ditanah,mulutnya komat kamit membaca mantra dan tak berapa lama ada kabut tebal dan dari kabut tebal muncullah seorang perempuan dengan mahkota dikepalanya.
Ular-ular yang tadi mengerumuni pak Santoso seketika menjauh,mereka terdiam menunduk seperti memberi hormat pada perempuan yang datang menjelma.
"Kamu memanggilku Santoso,apa yang bisa aku lakukan untukmu,"ujar perempuan bermahkota yang dipanggil Nyai Ratu ular.
"Nyai ratu ular tolong saya menghalau anak buahmu yang berada dihutan ini,"sahut pak Santoso menatap perempuan didepannya yang ternyata ratu ular.
"Baiklah Santoso,aku akan menolongmu menghalau mereka pergi dan tidak menggangumu lagi,"ujar ratu ular kemudian ia menatap kesegala penjuru,ia hentakan tongkat yang ada mahkota kepala ular ditangannya,tongkat itu dihentakan ketanah sebanyak tiga kali.
"tuk tuk tuk...."
Seketika ular-ular itu menegakan kepalanya,kemudian mereka seperti memberi hormat dan tak berapa lama ular-ular itu pergi meninggalkan tempat itu.
Ratu ular kemudian berbalik menatap pak Santoso,"aku sudah memenuhi permintaanmu,aku pamit Santoso,tugasku sudah selesai,maafkan aku tidak bisa membantumu lebih jauh,ada perjanjian yang tidak bisa aku langgar dihutan ini,berhati-hatilah cucumu ada disebuah Gua,didalam sebuah Gua,hanya itu yang bisa aku beritahukan padamu,aku pergi,berhati-hatilah,yang kamu hadapi bukan hanya bangsa seperti kami,tapi sesuatu yang lebih jahat dan itu diluar dari kendali kami."
"Baik nyi Ratu terimakasih atas pertolonganmu,"pak Santoso memberi salam,setelah itu ratu ular menghilang dari hadapan pak Santoso.
Pak Santoso segera mencabut keris yang menancap ditanah menyarungkannya kembali,ia kemudian melanjutkan perjalanan,ia kembali menyusuri aliran sungai.
Sementara orang yang tadi mengikuti pak Santoso terus mengikuti,"hebat juga dia,aku kira dia hanya lelaki tua biasa ternyata ia memiliki ilmu,aku harus segera melumpuhkannya,"ujar orang tersebut sambil terus mengikuti kakeknya Dinda.
Pak Santoso sampailah disebuah curug atau air terjun yang pernah ia datangi bersama tim SAR,kemudian kakeknya Dinda mengelilingi area sendang,ia memperhatikan setiap tempat di sekitar Sedang mencari sebuah sendang,ia berhenti sejenak setelah beberapa kali tidak menemukan Gua yang dikatakan ratu ular.
"Dimana Gua itu berada,aku yakin Gua nya berada disekitar air terjun,tapi kenapa sedari tadi aku tidak bisa menemukannya,"batin pak Santoso,ia berhenti disalah satu batu besar sambil melihat kesekeliling.
Sementara orang yang sedari tadi mengikuti pak Santoso berdiam diri dibalik sebuah pohon besar masih mengukuti dan memperhatikan pak Santoso.
"Kurang ajar kalau sampai dia menemukan persembunyianku dan sampai lolos dari hutan ini,semua rencanaku besok malam bisa gagal,"ungkap orang itu.
Sementara pak Santoso sendiri kembali mengelilingi area Sendang tanpa menyadari ada seseorang yang mengikutinya ,tapi ia tidak juga menemukannya Gua tersebut,pak Santoso menatap kearah air terjun,ia memperhatikan sekitar air terjun tersebut,tepat sebelah kanan ada seperti jalan kecil,seperti tanah itu sering dilalui orang,begitupun batu yang menanjak disekitar air terjun.
"Itu seperti jalan,aku yakin tanah itu dan batu yang menuju kesebelah kanan air terjun sering dilalui orang,aku harus kesana,"pak Santoso kembali berjalan,kali ini ia mengikuti arah tanah yang sering dipijak,ia kemudian naik kebebatuan dan ketika ia sudah ada ditengah air terjun,ia melihat ada celah dan batu landai dibalik air terjun.
Pak Santoso menaiki batu itu,ia terkejut mendapati dirinya berada di mulut Gua dibalik air terjun.
"Kurang ajar,pantas saja kita tidak bisa menemukannya,"pak Santoso mulai masuk kedalam,ia masuk semakin dalam dengan mengendap-endap.
"Bughhh......."
Tiba-tiba pak Santoso merasakan pukulan ditengkuknya,dan semuanya menjadi gelap,dia sudah tidak sadarkan diri.
"Inilah akibatnya kalau terlalu jaih ikut campur,"orang itu kemudian mengangkat tubuh pak Santoso, ia membawa tubuh itu masuk terus kedalam Gua.
"Brukhhh....."
Orang itu masuk kedalam Gua,ia menghempaskan tubuh pak Santoso dilantai Gua begitu saja.
Dua orang yang sedang duduk berbicang terkejut,begitupun dengan Dinda,Dinda bangun melihat kearah orang yang baru datang,ia terkejut melihat tubuh kakeknya terhempas dilantai Gua.
"Kakek,kakekkk.....,"Dinda berteriak-teriak memanggil kakeknya,kerangkeng yang terbuat dari kayu ia tendang-tendang dengan kakinya sambil terus memanggil kakeknya.
"Kakek bangun,kek bangun,"Dinda menatap orang yang baru datang dengan sengit,airmatanya jatuh melihat kakeknya tak bergerak,"apa yang kamu lakukan pada kakekku,lepaskan dia,"Dinda berteriak marah.
"Ssssst......"
Orang tersebut mendekati Sinda dan berbisik dari balik teralis kayu,"diamlah cantik,tunggu giliranmu tiba,aku akan membawamu pada junjungan kami yang agung,darah sucimu kami butuhkan untuk persembahan pada junjungan kami."
Seketika tubuh Dinda kaku,darah Dinda berdesir,ia merasakan dingin dan kaku sekujur tubuhnya,ia hanya bisa menatap horor pada lelaki didepannya mendengar ia akan jadi persembahan.
Kemudian menatap kakeknya yang masih belum sadarkan diri,ia menangis melihat tubuh kakeknya yang diikat ditembok Gua.
"Kek,bangun kek,tolong Dinda,maafkan Dinda,karena Dinda kakek jadi begini,kek..,"Dinda menelungkupkan wajah,ia mencoba berdoa dalam hati,mengharapkan keajaiban akan datang menolongnya.
Sementara orang tadi pergi meninggalkan Dinda yang sedang menangis sambil tertawa,ia kemudian menghampiri kakeknya Dinda yang masih tidak sadarkan diri,tangan dan kaki kakeknya Dinda diikat didinding Gua memakai rantai.
"Aku akan pergi,jaga dia jangan sampai ia kabur,purnama sebentar lagi,apa kalian sudah memberitahu anggota lain untuk berkumpul?"ujar orang tersebut.
"Sudah tuan,aku sudah memberikan undangan pada mereka,"ujar salah seorang dari mereka.
"Bagus,pastikan tidak ada kesalahan,setelah ini kalian bisa naik tingkat,apapun yang kalian inginkan bisa kalian miliki dengan mudah,"ujar lelaki yang dipanggil tuan,lalu lelaki itu pergi meningalkan Gua.
Sementara itu disebuah rumah sakit papah dan Mamahnya Dani sedang panik,Dani kabur dari rumah sakit dan tak tahu keberadaannya.
"Pah bagaimana ini,aku takut Dani nekat masuk kembali kehutan larangan,dia sudah tahu kalau Dinda dan Dimas belum ditemukan,"ujar Mamahnya Dani.
"Iya Mah,sebaiknya kita cari dia,kita susul dia kesana tapi sebelumnya saya mau menghubungi kyai Safi'i dulu,Papah ingin minta pendapatnya,"ujar Papahnya Dani.
"Baik Pah,tapi kita harus cepat,aku tidak mau Dani mengalami nasib seperti teman-temannya Pah,"wajah Mamahnya Dani terlihat panik.
"Iya Mah,kita berangkat sekarang juga,papah juga khawatir,"ujar Papahnya Dani.
Mereka pun berangkat untuk menemui kyai Safi'i dipesantren.
Sedangkan ditepi hutan terlihat Dani sedang menepikan motornya,ia kemudian memeriksa perbekalan,sementara matahari sudah sampai diufuk barat,gelap mulai menyelimuti area Hutan dan sekitarnya.
Dani berdiri ditepi hutan,ia menatap lebat dan gelapnya hutan,ada rasa was-was dihatinya,tapi ketika ia teringat pada Dinda dan Dimas yang belum ditemukan,Dani kembali mendapatkan keberanian untuk masuk kedalam hutan.
"Aku harus berani,aku harus kuat,aku harus bisa membawa Dinda dan Dimas keluar dari hutan terkutuk ini,"Dani meraba sabuk di pinggangnya dan sekantong garam yang sudah didoain,sebelum Dani memutuskan masuk hutan,ia terlebih dahulu mendatangi seorang paranormal,paranormal itu memberikan garam berisi doa untuk menghalau mahluk halus
yang menganggu,sedangkan sabuk itu adalah penghalau ketika garam yang dibawanya tidak berhasil.
Dani menghela nafas pajang,sejenak ia berdiam diri berdoa memohon keselamatan,kemudian dengan langkah mantap ia mulai masuk kehutan
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,