NovelToon NovelToon
Simpul Yang Terurai

Simpul Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Persahabatan / Pihak Ketiga
Popularitas:778
Nilai: 5
Nama Author: Simun Elthaf

Haisya, gadis cerdas berhati teguh, meraih beasiswa ke Negeri Fir'aun, namun hatinya telah terpaut cinta pertama dari pesantren. Di Inggris, ia bertemu seseorang yang awalnya membencinya karena perbedaan, namun berubah menjadi cinta mendalam. Kembali ke tanah air, Haisya dijodohkan. Betapa terkejutnya ia, lelaki itu adalah sosok yang diam-diam dicintainya. Kini, masa lalu kembali menghantuinya, menguji keteguhan hati dan imannya. Ikuti perjalanan Haisya menyingkap simpul-simpul takdir, dalam kisah tentang cinta, pengorbanan, dan kekuatan iman yang akan memikat hatimu hingga akhir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Simun Elthaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masisir di Negeri Fir’aun

Piramida dan Sphinx tak perlu dicat. Makam para wali pun tak wajib dibersihkan. Mesir tampil apa adanya, namun tetap memikat. Rombongan turis dan peziarah tak pernah berhenti menikmati pemandangan dan meraup keberkahan.

Sayangnya, untuk urusan makanan, hati mereka kurang berkenan karena belum ada warung makan yang menyediakan menu khas Asia, terutama makanan Indonesia, di sekitar Hotel Giza.

Lihatlah, sesungguhnya Kairo ini adalah kota thobur, alias antre. Di bandara thobur, di jalanan thobur, mau beli aisy dan lauknya, thobur. Ambil tardik, thobur. Pokoknya thobur, thobur, thobur, dan akan selalu thobur!

Meski Kairo identik dengan thobur, bagi pelajar asing yang paspornya bergambar Garuda Pancasila, seperti Haisya, setidaknya ada satu hal yang tidak harus thobur: Perpanjangan Visa.

Kairo adalah kota debu, di mana-mana ada debu. Warna favoritnya adalah warna debu. Kalau hujan, hujan debu. Meski begitu, Haisya tetap bersyukur dapat menyaksikan keindahan di negeri Firaun, walaupun tak seindah yang diceritakan dalam novel ataupun film-film.

Ini adalah hari pertama Haisya menjalani hidup di negeri para nabi itu. Ia begitu letih usai menempuh perjalanan jauh. Bokongnya terasa panas karena terlalu lama duduk di dalam pesawat. Kini, ia harus kembali melakukan perjalanan menuju Nasr City untuk mencari rumah kos sementara, sebelum asrama mahasiswa selesai dibangun.

Haisya duduk di tepi ranjangnya sembari memegangi perutnya. Sudah waktunya makan siang, perutnya sudah keroncongan dan cacing-cacing di perutnya sudah protes.

Masr Umm Ad-Dunya, Mesir ibunya dunia. Akhwat dari berbagai bangsa ada di sini: Arab, Eropa, Afrika, Cina, dan bangsa-bangsa lainnya. Namun, Haisya belum memiliki seorang pun teman dari Indonesia.

Masr Umm Ad-Dunya, Mesir ibunya dunia. Segala macam makanan ada di sini: makanan khas Amerika, khas Turki, khas Sudan, dan khas bangsa lainnya. Haisya masih berjalan ke sana kemari di tengah keramaian para pengunjung yang sedang thobur untuk memesan makanan. Haisya masih bingung makanan apa yang akan ia pesan. Semuanya terasa asing bagi lidah seorang mahasiswi asal Indonesia ini. Terlebih karena Haisya berasal dari wilayah pedesaan yang makanannya identik dengan sayuran hijau. Sedangkan di kota ini, semua makanan berupa daging. Haisya tidak terbiasa mengkonsumsi daging setiap saat, sehingga ia memutuskan untuk mulai berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, akhirnya tibalah giliran Haisya dilayani untuk pemesanan makanannya. Haisya memesan aisy dan fuul. Aisy adalah makanan pokok warga Mesir, biasanya dinikmati bersama dengan saksukah, masa’ah, ega, to’miyah atau sejenisnya. Haisya belum terlalu mengerti tentang makanan khas Mesir ini, sehingga ia memesan aisy dengan fuul sesuai saran pelanggan yang datang bersamanya.

***

Ada benarnya jika istiqomah adalah intinya karomah; beribadah secara istiqomah, hati jadi thuma’ninah. Berkat mengistiqomahkan sholat Tahajud dan shalat Dhuha, Haisya bisa menduduki bangku kuliah di barisan depan. Haisya dapat mendengarkan dosen dengan baik, bahkan ia dengan cepat menyerap materi yang diterangkan dosen.

Haisya begitu fokus dengan mata kuliahnya, tanpa ia sadari ada mata yang terus memperhatikannya sejak pertama kali ia datang dan duduk di kursi itu. Seorang teman dari Prancis datang menghampirinya.

"Hello, my name is Carlysca, I am from France. Are you from Indonesia?" sapanya.

"Yes, I am from Indonesia, and my name is Haisya," jawab Haisya.

"Nice to meet you, Haisya."

"We are friends, okay?" Carlysca bertanya.

"Sure, we are friends," balas Haisya.

Sejak hari itu, Carlysca menjadi teman Haisya. Ia adalah teman pertama yang Haisya dapatkan di Mesir. Meskipun berbeda kebangsaan, tapi mereka berdua sangat mengutamakan solidaritas dan ukhuwah Islamiyah.

Carlysca selalu setia menemani kemanapun Haisya ingin pergi. Kebetulan asrama mereka berdua berdekatan, sehingga kapanpun Haisya butuh bantuannya, ia selalu siap sedia. Cantik, shalihah, berprestasi, itulah Alicia Carlysca, gadis primadona yang Haisya kenal.

***

Renungan

Dekat ituuu… enggak jamin! Dekat masjid, enggak jamin rajin berjamaah. Dekat kampus, enggak jamin rajin kuliah. Dekat ulama, enggak jaminan rajin ngaji. Dekat sekretariat, enggak jaminan rajin kegiatan.

***

Hujan debu hari ini membuat segala macam warna di Kairo bercampur abu-abu. Warna putih, merah, ungu, coklat, dan yang lainnya menjadi tak secerah hari-hari biasa. Tapi tidak dengan warna putih kulit Carlysca dan Haisya, dua gadis yang akan pergi ke Ma’radh untuk melihat-lihat dan membaca buku.

Cairo International Book Fair disebut-sebut sebagai pameran buku terbesar nomor satu di Timur Tengah, dan terbesar nomor dua di dunia setelah Frankfurt. Segala buku dari berbagai negara, dari berbagai bahasa, dari berbagai cabang ilmu, dan dari berbagai jenisnya, semua ada di sana.

Carlysca dan Haisya begitu antusias mengikuti pameran tersebut. Berbagai ilmu pengetahuan telah mereka dapatkan dari sana.

Klunting… Ponsel Haisya memberi isyarat pesan masuk. Haisya mengambil ponselnya dan segera membuka jendela chat.

"Assalamualaikum. Haisha, kaifa haluki?"

"Waalaikumsalam wr.wb. Alhamdulillah ana bi khoir."

"Apa benar kamu sekarang di Mesir?"

"Iya betul. Alhamdulillah bisa kesampaian kuliah di sini."

"Syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya. Jangan lupa kasih kabar kalau pulang ke Tanah Air ya!"

"Insya Allah," jawab Haisya.

***

Para jemaah sudah memenuhi Masjid Al-Azhar. Para ikhwan memenuhi shaf bagian depan, dan para akhwat memenuhi shaf bagian belakang. Carlysca dan Haisya tampak berada di tengah-tengah shaf jamaah akhwat. Mereka tampak sedang shalat sunah.

Suasana kesucian dan kedamaian sangat terasa di Masjid Al-Azhar. Semua hanyut dalam ibadah masing-masing. Ada yang sedang shalat, membaca Al-Quran, dan ada yang sedang berzikir. Seorang wanita yang duduk di samping Haisya tampak lirih membaca Al-Quran dengan penuh penghayatan sampai terisak menangis. Air matanya mengalir membasahi kedua pipinya. Haisya melihat itu dengan hati yang berdenyut.

Muadzin mengumumkan iqamah dengan suara sangat merdu. Semua jamaah berdiri. Imam memposisikan diri di tempat pengimaman.

Usai salat Zuhur, seorang mahasiswa Al-Azhar menguraikan hadits khairunnas anfa’uhum linnas.

"Baginda Nabi meminta kita, umatnya, agar menjadi orang-orang yang paling bermanfaat dan memberikan manfaat di atas muka bumi ini. Kita akan bisa menjadi orang bermanfaat dan memberikan manfaat, kalau kita jadi orang yang baik dan benar. Orang yang tidak baik dan tidak benar, sudah pasti tidak akan bermanfaat. Yang ada dia hanya akan menjadi mudarat atau bahaya bagi sesama. Syarat kedua harus memiliki sesuatu yang bermanfaat untuk disumbangkan. Orang yang tidak memiliki kelebihan tidak bisa memberikan apa-apa. Dan syarat ketiga harus memiliki keikhlasan. Keikhlasan ini akan menjadi jaminan keberkahan bagi seorang yang memberi manfaat dan bagi yang diberi manfaat."

Carlysca menerjemahkan kuliah singkat pemuda itu kepada Haisya dan Fani, perempuan yang duduk di sebelah Haisya. Ya, Fani juga mahasiswi yang berasal dari Indonesia. Dirinya memang belum lama berada di Mesir sehingga belum terlalu lancar dengan Bahasa Mesir, baik fusha maupun amiyah.

Sedangkan Carlysca, meskipun berasal dari Alexandria, namun ibunya adalah asli orang Jakarta yang menikah dengan ayahnya yang merupakan orang asli Perancis. Jadi, selain Bahasa Arab dan Inggris, ia juga mahir berbahasa Indonesia.

Haisya, Carlysca, dan Fani melepaskan mukena mereka dan beranjak pergi ke ruwaq masjid. Mereka bertiga berbincang-bincang hingga Carlysca teringat sesuatu dan buru-buru ingin meninggalkan mereka.

"Eh, mau ke mana, Ca?" tanya Haisya.

"Oh ya, maaf, saya buru-buru nih mau nyalin talkhis," jawab Carlysca. "Maaf duluan ya… bye…" Carlysca langsung lari meninggalkan Haisya dan Fani.

"Kak Haisya, talkhisan itu apa?" Fani bertanya dengan polosnya.

"Talkhisan itu semacam ringkasan diktat," jelas Haisya.

"Ooooo…"

"Kamu sudah berapa lama berada di sini?" tanya Haisya.

"Saya baru datang, Kak. Saya baru calon mahasiswi yang akan mengikuti imtihan qabul di Universitas Al-Azhar," jawab Fani.

"Oh… mahasiswi baru, ya?"

"Iyaa… kalau Kakak sudah berapa semester di sini?"

"Saya sudah memasuki term keenam, besok akan menjalani latihan safawi dan latihan tahriri untuk naik tingkat."

"Alhamdulillah, Rabbuna yusahhilna," ucap Fani.

"Aamiin…" Haisya mengiyakan.

"Oh ya, kamu tinggal di mana sekarang?"

"Saya tinggal di Bu’uts."

"Oh, ya? Berarti kamu kesini karena beasiswa juga?" tanya Haisya.

"Iya, Kak, Kakak juga kan? Saya pernah lihat Kakak sebelumnya karena nomor imaroh kita bersebelahan."

"Sudah ke Syu’un?"

"Belum sempat, Kak, mau ijroat juga thobur."

"Ya sudah, saya kembali ke Kuliah Banat dulu ya… 10 menit lagi saya ada muqarrar."

"Oke, Kak, ma’an najah," balas Fani.

1
Jaku jj
Baper abis!
Simun Elthaf: nanti di akhir" part akan banyak yg bikin salting lagi kak😊
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Jelas banget ceritanya!
Simun Elthaf: Terimakasih sudah mampir kak, saya baru belajar menukis☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!