NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Usir?

“Dari mana saja?” tanya Abi Aji dengan nada kesal.

“Dari rumah Tante Nanik.” Jawab Arumi.

“Untuk apa? Libur bukannya di rumah malah keluyuran!” Arumi tidak menjawab.

Ia hanya menundukkan kepalanya. Sekarang ia sudah tahu alasan sikap Abi Aji dingin kepadanya, ia tidak lagi merasakan kecewa atau sakit hati.

“Buatkan Abi kopi!” Arumi mengangguk dan segera melaksanakan permintaan abinya.

Saat Arumi menyuguhkan kopi di hadapan abinya yang sedang menonton televisi, Sari yang juga ada di sana memintanya untuk duduk bersama mereka karena ada yang ingin disampaikan.

Arumi duduk dengan patuh dan menunggu apa yang ingin mereka sampaikan.

Setelah beberapa menit hanya hening, Abi Aji yang baru selesai menyesap kopi bersuara.

“Apa rencanamu setelah lulus?”

“Arumi mendaftar di universitas terbuka, Bi.”

“Ambil apa?”

“PGSD.”

“Kenapa PGSD?”

“Arumi ingin menjadi guru.”

“Gunakanlah ini! Kamu bisa menggunakannya untuk menyewa kamar untuk memudahkanmu kuliah.”

“Sewa kamar? Apa Abi mengusirku?” batin Arumi.

“UT tidak seperti universitas negeri atau swasta yang harus tatap muka di setiap mata kuliahnya, Bi. Arumi bisa mengerjakan tugas kuliah di rumah. Hanya saat ujian saja Arumi harus ke universitas atau ke tempat dimana ujian diselenggarakan.” Jelas Arumi yang berharap pemikirannya salah.

“Rumah ini hanya ada 3 kamar. Sebentar lagi Sari akan melahirkan. Sebaiknya kamu tinggal dengan Nenek atau menyewa kamar.”

“Kenapa?” tanya Arumi dengan suara tercekat.

“Karena kamu bukan anak kandung Abi!” seru Adiba yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Sari segera melayangkan tatapan tajam ke arah Adiba, sedangkan Abi Aji hanya biasa saja.

“Kamu yang tidak tahu! Kamu itu hanya anak pungut yang diambil karena istri Abi sebelumnya tidak bisa memiliki anak!” Arumi yang sudah tahu kebenarannya hanya menatap nanar ke arah Abi Aji.

Bukan karena sakit hati atau kecewa. Arumi hanya merasa abinya benar-benar tidak menganggapnya bagian dari keluarga setelah selama 18 tahun dirinya mengabdi di rumah itu sebagai anak.

“Kenapa tidak menjawab?” tanya Adiba dengan nada tinggi.

“Adiba!” tegur Sari.

Seperti biasa, Adiba akan menghentakkan kakinya dan masuk ke dalam kamarnya. Abi Aji hanya diam sedangkan Sari terlihat kikuk dengan sikap Adiba kepada Arumi.

Sejujurnya, Sari juga merasa tidak nyaman dengan keberadaan Arumi karena merasa anak angkat suaminya adalah orang luar yang membuatnya tidak bisa leluasa di rumah. Tetapi ia juga tidak memungkiri jika dengan kehadiran Arumi, ia tidak perlu melakukan pekerjaan rumah.

Hanya saja, Adiba sangat membenci Arumi karena dari segi prestasi dan keberuntungan, anak angkat suaminya memiliki semuanya. Maka dari itu ia meminta suaminya untuk memikirkan cara agar Adiba dan Arumi tidak tinggal dalam satu rumah.

“Maafkan sikap Adiba, Rum.” Arumi menganggukkan kepalanya.

“Jika Abi ingin mengusirku, kenapa tidak mengatakannya secara langsung? Kenapa harus Adiba yang mengatakannya? Aku tahu selama ini aku tidak ada harganya dimata Abi, tetapi apakah aku tidak berhak mendapatkan penjelasan?” tanya Arumi dengan menegakkan tubuhnya.

Ia tidak lagi memiliki rasa kecewa karena dari awal ia sudah tidak berharap banyak dari abinya sejak kedatangan Sari dan Adiba.

“Seperti yang dikatakan Adiba. Kamu bukan anak kandungku. Kamu hanya anak angkat yang kami besarkan karena umimu tidak bisa memberikanku keturunan. Sekarang terserah padamu. Kamu mau meninggalkan rumah ini atau tinggal dengan Nenek.”

“Apa bedanya aku tinggal di sini dan tinggal di rumah Nenek? Kalian semua tidak pernah menerimaku sedikitpun.” Lirih Arumi, tetapi Abi Aji masih bisa mendengarnya.

Dalam hati beliau merasakan rasa sesak. Entah karena selama ini melihat Arumi tumbuh membuatnya bersimpati, atau karena alasan lain.

“Berikan Arumi waktu sampai minggu depan, Bi. Arumi akan pergi dari rumah ini sesuai keinginan Abi dan Bu Sari.” Kata Arumi yang kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.

Kenyataan menghantamnya bertubi-tubi. Ia harus tetap tegar karena uminya selalu mengajarkannya menjadi perempuan yang kuat.

“Apa ini kesulitan yang Umi maksud? Kenapa Umi tidak mengatakannya lebih awal?” gumam Arumi.

Tetapi ia tidak menyalahkan Umi Im karena menurut penuturan Tante Nanik, uminya tidak sanggup mengatakan kebenarannya kepada Arumi karena takut dirinya membenci sang umi.

“Umi, Arumi harus bagaimana?”

Seketika Arumi ingat dengan wasiat uminya. Arumi mengeluarkan surat tanah yang diberikan uminya dan mencari Alamat tertera di internet. Dari tempatnya saat ini, untuk sampai ke sana memerlukan waktu sekitar 3 jam perjalanan normal.

Ia mencatat perjalanan yang perlu ia lakukan untuk sampai ke sana dan mengeluarkan semua tabungannya. Setelah menghitungnya, Arumi yakin bisa hidup sendiri seperti yang uminya inginkan untuk terlepas dari kesulitannya.

“Umi sudah menyiapkan semuanya. Jika Umi menginginkan Arumi tinggal di sini, maka Arumi akan melakukannya. Abi tidak memerlukan Arumi lagi.” gumam Arumi seraya mengusap bingkai fotonya bersama Umi Im.

Setelah duduk menata hati dan tekadnya, Arumi menurunkan koper dari atas lemari dan segera mengemas pakaiannya. Ia hanya memasukkan pakaian yang menurutnya berkesan karena uminya yang membelikannya dan meninggalkan sisanya.

Arumi juga membawa laptop hadiah dari abinya, album foto kebersamaannya dengan sang umi dan beberapa buku yang sudah ia koleksi selama ini. Selesai mengemasnya, Arumi meminta bantuan Aliya untuk mencarikannya mobil travel untuk perjalanannya nanti.

“Untuk apa mobil travel?” tanya Aliya yang segera menelepon setelah membaca pesan dari Arumi.

“Aku ingin pergi ke Bumi Angling Dharma.”

“Untuk apa?”

“Aku akan tinggal di sana.”

“Di usir? Apa kamu diusir?” teriak Aliya yang sadar dengan pemikirannya.

Sejak tahu Adiba adalah saudara satu abi dengan Arumi, Aliya selalu was-was dengan keadaan temannya. Dengan sikap Adiba yang manja dan suka seenaknya, tentu Arumi yang pendiam akan mudah ditindas.

“Tidak. Aku hanya ingin tinggal di rumah masa kecil Umi.”

“Baguslah kalau begitu. Aku akan mengirimkan nomor sepupuku yang suka mengambil job perjalanan jauh. Dengan adanya sepupuku, aku akan lebih tenang.”

“Terima kasih, Al.”

“Sama-sama. Jangan sungkan-sungkan denganku!”

Setelah obrolannya dengan Aliya, Arumi keluar rumah dan menemui Om Yanuar dan Tante Nanik. Ia mengatakan apa yang terjadi dan meminta restu kepada keduanya.

“Kalau kamu sudah membuat keputusan, lakukanlah! Ingatlah, pintu rumah kami akan selalu terbuka untukmu.” Kata Om Yanuar yang menghormati keputusan Arumi.

Tante Nanik teringat sesuatu dan segera masuk ke dalam Gudang. Beberapa saat kemudian beliau keluar dengan satu kotak usang di tangannya.

“Ini mungkin akan membantumu menemukan orang tuamu nanti.” Kata Tante Nanik yang menyerahkan kotak usang itu kepada Arumi.

Arumi menerimanya dan membuka kotak usang tersebut yang ternyata berisi beberapa surat dari laki-laki yang mengaku sebagai kakak sulung Arumi.

“Umimu menitipkannya di sini karena tidak ingin suaminya tahu kalau dirinya masih berhubungan dengan keluargamu. Tapi umimu hanya membalas surat selama satu tahun sejak membawamu kemari, setelah itu ia tidak pernah lagi membalas surat dan lama-lama tidak ada lagi surat datang. Jadi, Alamat yang tertera di sana belum tentu ada saat ini.” lirih Tante Nanik yang merasa apa yang dikeluarkannya tidak bisa membantu.

“Tidak apa-apa, tante. Aku akan mencarinya. Terima kasih.” Arumi memeluk Tante Nanik.

“Sama-sama. Jika kemungkinan terburuknya keluargamu tidak menerimamu, kamu bisa datang kepada kami, Rum. Kamu tetaplah keponakan Tante dan Om.”

“Iya, Tante.”

Arumi kembali dihadapkan dengan kenyataan yang pahit. Orang tuanya saja tega membiarkannya diadopsi sejak baru lahir, apa mereka mau menerimanya saat ini? Bagaimana tanggapan mereka, jika anak yang mereka buang datang kembali?

“Aku tidak boleh lemah! Aku tidak akan tahu kalau aku belum mencobanya.” Batin Arumi menguatkan diri.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!