Prince play boy tingkat dewa yang sudah terkenal dengan ketampan nya, cukup dengan lirikan nya mampu membuat para kaum hawa menjerit histeris meminta Prince untuk menikahi mereka.
Suatu hari Prince mendapatkan tantangan untuk memacari siswi terjelek disekolah nya selama seminggu, namun jika ia menolak hukuman yang harus ia terima yaitu memutuskan semua pacar nya yang sudah tidak terhitung jumlah nya.
Prince mau tak mau menerima tantangan teman nya yaitu memacari adik kelas nya yang di cap siswi terjelek disekolah.
Berniat untuk mempermainkan adik kelas nya, Prince justru terjebak oleh permainan nya sendiri.
bagaimana kelanjutan nya, langsung cek sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulismalam4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HILANG!
Tangan Margaret terulur mengusap wajah Prince yang sedang tertidur pulas itu, Prince memeluk nya dengan erat sehingga ia tidak bisa bergerak kepala pemuda itu berada di dada nya.
"Yang?" panggil Prince.
Margaret menunduk menatap Prince yang saat ini sedang menatap nya, ntah kapan pemuda itu bangun.
"Jangan tinggalin gue Yang" ujar Prince.
Margaret tak menjawab dan hanya diam sembari menatap Prince, bukan kah ini lucu? Prince meminta nya untuk tidak meninggalkan nya, kenapa? hubungan mereka ini hanya sebuah permainan kenapa Prince bicara seolah-olah hubungan mereka ini sebuah cinta.
"Yang, kenapa diam? Lo gak bakal ninggalin gue kan?" tanya Prince.
"Lo gak mau ngatain sesuatu Kak?" tanya Margaret.
"Sesuatu apa Yang?" tanya Prince bingung.
"Lo macarin gue karna tantangan dari teman Lo kan? dan waktu yang diberi hanya seminggu, benar?" tanya Margaret.
Tubuh Prince menegang, bagaimana Margaret tau tentang tantangan ini, siapa yang membocorkan nya.
"Yang itu...."
"Sudah 15 hari Kak, seharus nya tantangan nya sudah selesai, kita bisa akhir semua ini" ujar Margaret.
"gak, gak mau Yang hikss, Gue gak mau putus hiksss_"
"I-iya gue akui pertama kali kita pacaran karna tantangan, tapi sikap gue ke lo selama ini murni Yang tanpa ada paksaan, gue suka sama lo Yang hiksss_"
"Gue gak mau putus Yang hikss gak mau" Isak Prince sembari memeluk erat Margaret.
Prince tidak berbohong, sikap nya selama ini dengan Margaret murni tanpa paksaan dan dia sendiri tidak tau kapan perasaan itu muncul, Prince sendiri tidak tau kenapa dia bisa menyuai Margaret, namun saat melihat Margaret dekat dengan laki-laki yang ia tau teman sekelas nya saja membuat darah Prince mendidih, apa lagi saat Gadis itu dengan lancang tersenyum pada ketua Osis salah satu murid dikelas nya, tentu saja dia tidak terima, Margaret saja tidak pernah tersenyum pada nya dan Ketos itu berani mengambil senyum Margaret, memang pantas untuk dihukum, dan membuat Ketos itu berakhir dirumah sakit.
"Udah jangan nangis lagi, gue cuma mau tau itu aja" ujar Margaret.
Prince terdiam dan langsung menatap Margaret, tidak terlihat guratan marah ataupun kecewa didalam mata abu-abu itu, hanya tatapan sepeerti biasa nya, tenang dan tidak peduli.
Apakah selama ini perasaan nya hanya sepihak, Margaret benar-benar tidak memiliki perasaan apapun pada nya? sedikitpun tidak ada?
________________________
"Yang kita dirumah aja, gak usah sekolah kamu juga masih sakit" ujar Prince membujuk Margaret.
"kakak kalo mau dirumah silahkan saja, gue mau sekolah" ujar Margaret menatap Prince dari cermin.
Lihatlah pemuda itu seperti anak kecil yang berguling-guling ditempat tidur nya sembari mencebikan bibir nya, badan nya saja yang bertato tapi hati nya seperti hello kitty, dikit-dikit nangis.
" Ayanggggg jangan sekolah ya ya ya, kita dirumah saja, gue malas sekolah Yang, disekolah gak bisa meluk-meluk manja sama lo plissssss" bujuk nya sembari menunjukan puppy eyes nya.
Margaret tersenyum simpul sembari mengikat rambut nya, aisss baru ini dia menemui oran seperti Prince.
CUP!
"cepat siap-siap kita berangkat sekolah" ujar Mararet lalu keluar dari kamar nya.
Prince terdiam ditempat tidur saat kejadian singkat itu, hey itu terlalu cepat, Prince memegang ujur bibir nya tempat dimana Margaret mengecup nya tadi, apakah dia bisa menyimpulkan Margaret memilik sedikit perasaan pada nya.
Prince tersenyum lebar sembari guling-guling salah tingkah, dengan semangat 45 Prince bersiap-siap dan menyusul Margaret, aahh dia pastikan Margaret akan mencium bibir nya, sudah lama dia tidak merasakan bibir kenyal itu, terakhir kali mereka berciuman itu, semalam saat Margaret meminta putus pada nya, sudah lama sekali bukan.
Dasar Prince
Baiklah sekarang sepertinya Margaret yang menyesal karna mengecup pemuda itu, lihatlah sekarang pemuda itu terus menempel pada nya dan mengoceh tanpa henti.
"Ayang kok cium nya di ujung sih seharus nya di bibir Prince"
"Ihh tapi udah lama loh Yang kita gak ciuman "
'lama ndas mu, baru kemarin malam lo cium gue kak kak'
"Ayang nanti kita ciuman lagi ya"
"Ayang jauh-jauh nanti gue kangen"
"Ayang nanti soreh pulang temenin Prince kerumah Ya., ada barang Prince yang ketinggalan"
"Ayang istirahat tunggu Prince, nanti Prince jemput"
Ok baiklah kepala Margaret mulai pusing dengan celotehan Prince sejak tadi, bisakah pemuda ini diam, Margaret menjerit senang dalam hati nya saat sampai di pintu kelas nya, ia langsung menatap Prince yang tiba-tiba berhenti mengoceh.
"Belajar yang benar" ujar Margaret dan langsung masuk, namun baru beberapa langkah Margaret kembali keluar, menepuk pelan kepala pemuda itu.
"semangat belajar nya" setelah mengatakan itu Margaret kembali masuk kedalam kelas nya.
Prince berjalan meninggalkan kelas Margaret dengan wajah merah dan senyum-senyum tidak jelas, Salting dia tuh.
Margaret meletakan tas nya, lalu duduk di kursi nya, Margaret mengerutkan dahi nya bingung saat semua murid kelas menatap nya.
Margaret melihat kearah Karin, ingin bertanya dan namun dia dikejutkan dengan pelukan tiba-tiba gadis itu.
"Kenapa?" tanya Margaret bingung.
"Gue yang seharus nya nanya sama lo, Mar. Lo gak papa?" tanya Karin.
"Gue gak papa Rin" jawab Margaret.
Kini semua murid mengerubungi bangku Karin dan Margaret, mereka menatap Margaret meminta penjelasan tentang apa yang terjadi pada gadis itu, mereka dibuat geram melihat lebam di dahi Margaret.
"Mar bilang sama kita siapa yang bully Lo?" ujar Tio kepala pukul di kelas nya.
"Iya Mar bilang, siapa yang bully lo biar kita balas" ujar Karin dengan marah.
Margaret menggeleng pelan, dia tidak mau teman-teman nya terlibat dalam masalah, lagian Margaret juga sudah melupakan kejadian itu.
"Sudahlah, kalian tidak usah khawatir Gue gak papa " ujar Margaret.
"Eh tapikan gue dengar beberapa siswa di sekolah kita menghilang" ujar Arsya salah satu siswi yang pernah membully Margaret.
"Hilang, bagaimana bisa?" tanya Tio.
"Iya, kata nya hilang kemarin setelah Lo pulang Mar" ujar Arsya.
Semua orang kembali menatap Margaret.
"Jangan-jangan ada hubungan nya dengan pembullyan lo" ujar Haris.
"Dan gue dengar juga mereka ditemukan pagi ini didepan rumah mereka dengan kondisi yang buruk" ujar Arsya.
"Maksud nya?" tanya Margaret bingung.
"Tubuh mereka dipenuhi luka sayat,dan beberapa tusukan, dan dileher mereka ditemukan luka bakar dengan ukiran abstrak" lanjut Arsya.
"Lalu bagaimana kondisi mereka sekarang?" Tanya Tio.
"Mereka koma dirumah sakit, dan Dokter bilang mereka juga terdeteksi mengkonsumsi narkoba" jawab Arsya.
"Bagaimana bisa terjadi?" Bingung mereka.
"Dan kalian tau fakta yang lebih mengejutkan nya lagi_" ujar Arsya mengangtung ucapannya.
aPlak!
"Ngomong yang benar njing, jangan gantung" ujar Naomi geram dengan Arsya.
"Tau ni, selain suka gantung perasaan lo juga suka gantung omongan" ujar Tio mengejek.
"Sialan kalian!" umpat Arsya.
"Ketika orang itu adalah pacar Prince, tidak lebih tepatnya mantan Prince yang baru di putuskan kemarin" ujar Arsya.
Lagi-lagi semua mata tertuju pada Margaret, mereka mulai mencurigai Margaret.
"Lo punya foto mereka?" tanya Karin.
Arsya mengangguk lalu membuka galeri hp nya, ia menunjuka nya pada semua orang.
"Mar, mereka yang nge bully lo kemarin kan?" tanya Karin.
Margaret menatap fotoh ketiga siswa itu dengan diam, namun tak lama ia mengangguk pelan.
"Fiks ini pasti ulah Prince" ujar Haris dan Tio bersamaan.
Karin sendiri menatap lamat Margaret yang saat ini sedang diam menatap fotoh itu, namun mata nya menajam saat melihat sesuatu yang menjanggal.
'Ternyata benar itu lo' batin Karin geram.